Soal pernyataan bang Izan baru saja. Kuakui aku sangat senang. Kalian semua tau lah, dengan segala perhatian yang bang Izan beri padaku. Itu semua membuatku jatuh cinta, walau sekuat tenaga kutolak tapi setelah kudengar pernyataan bang Izan barusan. Tak bisa ditolak lagi aku sudah jatuh cinta padanya.
Kusadari bebanku terasa ringan karena bang Izan selalu menyemangatiku dengan segala usaha yang dia lakukan.
Aku tak lagi menangis bila mengingat Bagas. Dan aku merasa aman dimanapun aku berada. Hidupku berasa lengkap dengan hadirnya.Rem dimulutku sudah ku tekan kuat kuat supaya tak membalas ucapan cinta nya. Coba bayangkan kalau aku membalas cintanya lalu kami melangkah terlalu jauh. Dalam benakku istri tentara itu harus perawan karena katanya ada tes keperawanan. Kau tau lah, aku tak punya label suci itu lagi. Jadi yang kulakukan hanya menangis sambil sembunyi sembunyi dengan alibi melihat ke luar jendela.
"Abang salah ya? abang minta maaf" seperti biasa, bang Izan menuntun kepalaku supaya mendarat dibahu kokohnya. Tampaknya dia tau kalau aku sedang menangis.
Tangisku makin meledak lalu kupeluk bang Izan dari samping. Dia terlihat kesulitan mengemudi tapi tak menyuruh sepatah katapun untuk melepaskan pelukanku.
"Abang sayang aku?" tanyaku memastikan.
"Iya dek. Sudah jangan dipikirin. Tadi di pernikahan Jenni kita belum foto bareng lho" aku tau dia sedang berusaha menghiburku.
"Abang gak minta balasan??"
Bang Izan hanya diam. Aku tak paham dia memikirkan apa. Yang jelas diam nya membuatku melepaskan pelukanku.
"Peluk lagi dong abangnya. Ntar sampe rumah foto bareng ya, tapi merah merah di hidung itu ilangin dulu" maksudnya adalah supaya aku berhenti nangis."Aku sayang abang" kataku pelan dengan suara serak . Rem dimulutku seolah olah tetiba blong.
Ciiiitttttttt .... Bang Izan ngerem mendadak. Mobil otomatis berhenti.
"Apa dek?!!"
"Aku juga sayang abang!" kini ku ucap dengan jelas dan berani menatap wajah bang Izan.
Tak ada kejelasan dihubungan kami. Saling mencintai sudah dirasa cukup."Andai kita bertemu diwaktu yang tepat ya dek" kata bang Izan berandai andai saat mobil sudah kembali melaju.
"Ini waktu yang tepat kan bang " tanggapku sambil menghirup parfum didada bang Izan.
"Enggak dek, mama pasti udah anggap kamu kayak anak kandungnya. Pasti kaget kalau denger kita malah saling cinta"
Aku sedikit merenung dan membenarkan omongan bang Izan. Rasanya tak mungkin untuk melangkah terlalu jauh.Sekembalinya kami kerumah, aku tak menanyakan kenapa teman teman bang Izan bisa tau tentang perasaan cintanya padaku. Kami terlalu larut dalam kebahagian karena cinta saling terbalas. Dan seperti tiap tiap malam biasanya, bang Izan mengecup keningku sebelum tidur ditambahi ucapan LOVYU ❤ . Perasaan malu ku kembali timbul, padahal dulu mah gak malu malu hahahaha
_____
Ospek hari pertama dimulai. Aku sudah siap dari tadi dan kini sudah didalam mobil menuju kampus disupiri mang Dadang. Selama ospek para maba tidak diperbolehkan bawa kendaraan sendiri. Entah apa maksudnya.
Sesampainya dikampus untung lah gak telat. Aku mencoba mencari cari Pelvita dibarisanku tapi ternyata gak ada.
Ah dia telat dan kini sedang dimarah marahi kakak senior."Heh kamu! Ngapain ngliatin maba yang telat? Mau ikut barisan mereka?" tanya salah satu senior menugurku.
"Enggak kak" jawabku cuek.
Alah palingan juga seumuran dengan ku.
Senior cewek yang mukanya gak cakep cakep amat menarikku paksa keluar dari barisan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCKY GIRL~(PRIVATE ACAK)
RomanceCover photo : @NatashaWilona12 Perjalan cinta seorang gadis yg berpacaran bertahun tahun dengan cinta pertamanya. namun semua harus kandas seiring timbulnya kebosanan dan kejenuhan yg diciptakan oleh sebuah jarak. NOTE : belum direvisi sejak pertama...