PELAYAN

2.9K 178 0
                                    


Tok... Tok... Tok...

1..2... 5 menit berlalu. Pintu kontrakan Rani tak segera dibuka. Setengah jam lagi keretaku berangkat, dan diriku masih sibuk gedor gedor pintu kontrakan Rani dari tadi.

Dia lagi dinas atau molor si?
Ketokan berubah menjadi gedoran, tetap saja si empu pemilik kontrakan gak nongol nongol.

Seketika lemas mendera, aku yakin Rani masih dinas. Aku mengutuki diriku sendiri.
Bisa bisa nya main ayo aja naik mobil ke rumah Fahri terus pas pulangnya belagak biasa aja padahal feeling udah janggal kenapa kontrakan dirasa agak lebar.

Jawabannya adalah, motor ku ketinggalan di stasiun. Hua a a a a a nangis dulu lah kejang kejang klesotan depan kontrakan.

Mau minta anter Rani, eh Rani nya lagi dinas.

Disaat aku masih asyik meratapi motorku yang ketinggal di stasiun, tiba tiba ada mobil jeep warna hitam mendarat depan kontrakan.
Supir mobil jeep yang tak lain adalah Fahripun langsung turun dari mobilnya dan menatapku aneh .

"Ngapain klesotan disitu kayak anak kecil? "

"Motorku ketinggal di stasiun, gak tau berangkat mau naik apa"
Fahri menepuk jidatnya keras, dia sadar ini pasti gara gara ulahnya.

"Ayo cepet aku anter" kata Fahri sambil menyeret tanganku.

Sepanjang perjalanan aku terus mengomel sambil menepuk nepuk pipiku dengan bedak, lalu pindah nglukis alis, pakai eyeliner, pake lipstik dan menata rambut ku.

"Fahri didepan lampu merah" kataku histeris. Mobilpun berhenti mendadak. Lipstik ku keluar alurnya.
Fahri hanya terbengong bengong menoleh kearahku, sedetik kemudian dia tertawa melihat lipstik ku yang keluar alur.

"Aduh Fahri, kamu ini aparat lho, masak mau nerabas lampu merah" oke aku kembali mengomel sambil membersihkan coretan lipstik dipipi. Fahri tetap tertawa sambil memegang perutnya. Kucubit perut Fahri diapun langsung mengaduh kesakitan.

"Sakit Fi, hahahahahaha. Kamu ngomel mulu sih dari tadi. Aku jadi gagal fokus "

"Tentara kok cuman dicubit ngadu bilang sakit"
Fahri tak menyaut, dia tetap tertawa. Kamvret !

Mobil jeep warna hitam kinclong sudah mendarat dengan indah didepan stasiun. Aku buru buru masuk. Tanpa kusadari Fahri mengekori ku dari belakang.

"Apa?" kataku membalik kan badan .
Dia belum sempat menjawab tapi segera ku cela. "Aku kan udah tanggung jawab sama Nino dan bajunya, kurang apalagi?"

"Hehehe enggak, cuman mau minta nomer kamu"
Ku tepuk jidatku berkali kali.

"Kenapa gak ngomong dari tadi di mobil?"

"Kamunya ngomel mulu si. 'Fahri ngebut dikit dong kurang 15 menit lagi nih. Fahri jangan kenceng kenceng dong, ntar eyelinerku gak rapi. Fahri didepan lampu merah' " begitulah jawaban Fahri sambil menirukan suara dan gayaku. Yang terakhir sambil menirukan gaya lipstik ku yang kecoret sampai pipi lalu tertawa keras. Ku pukul Fahri menggunakan tas Sophie Martin warna coklat punyaku. Sumpah ya dia bikin emosi jiwa aja.

"Siniin hp mu" . Fahri mengeluarkan HP nya, lalu kurebut dengan kasar. Kuketik nomer hpku disana kemudin berlari kencang meninggalkan Fahri yang masih berdiri terbengong bengong didepan stasiun.

____

Jam menunjukkan pukul 10 malam, stasiun masih ramai dengan orang orang yang akan bepergian.
Kuhembuskan nafas kasar, lalu duduk dikursi ruang tunggu sendirian.
Sejak Bagas gagal menemuiku bulan lalu, aku punya hobi baru . Duduk sendirian disini sambil merenung. Berharap salah 1 dari ribuan orang disini adalah Bagas. Walaupun mustahil, aku tetap berharap. Diotakku terngiang lagu lagu melow dan adegan seandainya Bagas turun dari kereta lalu berlari kearahku dan memelukku hangat. Seolah olah ada opera didalam sana.

LUCKY GIRL~(PRIVATE ACAK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang