TENTANG CINTA

2.6K 135 1
                                    


Aku masih disini, dengan setengah hati di Surabaya dan setengahnya lagi di Karawang.

Tiba tiba saja rasanya linglung. Aku sudah lupa kalau baru saja ada adegan diburu tentara dikaca wastafel.

Dada ayam crispy terlihat sangat menggoda. Saat masuk kedalam mulut rasanya surga dunia~ entah karena lapar atau memang enak.

Posisiku sekarang agak risih, secara tentara tadi ternyata masih sibuk memburu wajahku.
Coba bayangkan kalau jadi aku, aku yakin kamu pasti malu malu risih gimana gitu.

Jadi ku ubahlah posisi duduk ku membelakangi tentara tadi. Nikmatilah pemandangan punggungku didepan matamu.

Suapan terakhir sudah masuk ke mulut. Mau cuci tangan rasanya kikuk sendiri. Tentara tadi masih duduk di kursi yang sama sambil mengaduk aduk es tehnya.
Cuekin ajalah, gak kenal ini.
Ku cuci tanganku cepat setelah sampai didepan wastafel.

Tentara tadi kelihatan berdiri lalu berjalan ke arahku, mungkin berniat mau cuci tangan.

"Alfi" kata tentara tadi kuyu.

Aku menatap sekilas. Tapi setelah itu aku langsung lari terbirit birit. Lari aja pokok nya ke segala arah. Sampai sampai aku lupa kalau eskalator itu bukan tangga, tapi aku ya tetap lari kayak dikejar satpam karena ketahuan nyuri. Eh emangnya pernah? Enggaklah cuman perumpamaan aja.

Mungkin sebagian dari kalian bertanya tanya. Main lari aja emangnya udah bayar makanannya? Jawabannya adalah sudah. Setelah pesen langsung bayar kemudian dibikinin makanannya.

Kalau dipikir pikir ngapain aku lari ya? Pertanyaan itu terngiang ngiang di otakku. Setelah beberapa menit berpikir, akhirnya ketemulah jawabannya.
Jawabannya adalah, kenapa aku lari karena tentara itu tiba tiba ngejar aku.

Kemudian aku mikir lagi, mencoba mencerna dan mengingat ingat suara tentara tadi.
Saat langkah kakiku sudah sampai didalam lift menuju lantai 3. Aku baru ingat, tentara tadi adalah Fahri.
Kejadian barusan membukikan bahwa dunia ini sempit !

Ya kalik freeday gini niatnya mau seneng seneng malah ketemu Fahri. Peristiwa tempo hari setelah aku menghidangkan gurame bakar dirumahnya Fahripun berputar kembali. Sensasinya sudah beda, mungkin aku sudah memaafkan mereka. Tapi ada rasa penasaran didalamnya, ngapain Fahri nyariin aku?

____

Klinggggg ..... Pintu lift pun terbuka.

Tinggal jalan beberapa langkah aku sudah sampai di salon langgananku.
Padahal baru ke sini 2 kali, tapi anggep aja udah langganan.

Hal yang mendorong aku balik lagi kesini adalah, karena owner salon ini orangnya baik. Namanya mas Yanto tapi sukanya dipanggil Silvi. Dia bencong bokkk.
Rambut kalo udah dipegang sama dia, asli hasilnya bakalan bagus banget. Lebih dari yang kita harepin.

Oke cus, pokoknya aku kesini mau spa sama creambath. Khusus spa, jelas bukan mas Yanto yang ngerjain. Melainkan pegawainya yang cewek.

Kupilih aroma melati untuk pijat spa. Kemudian aku pindah ke ruang khusus spa setelah mengganti bajuku.

Pijat dimulai dari leher ke bahu. Ah rasanya enak banget.
Di sela sela menikmati pijatan yang super enak. Tiba tiba keinget si Fahri, ngapain dia tadi ngejar ngejar? Ah bodo amat lah. Lalu tidur~

____

Aku berdiri di pinggiran peron sendiri. Menanti dengan sabar kereta yang membawa Bagas kemari.

Ya, akhirnya dia menepati janjinya untuk datang ke Surabaya. Terbukti 10 menit yang lalu kami melakukan video call dia sedang didalam kereta.

Betapa bahagianya hatiku, Bagas sudah berdiri didepanku.
Kami berpelukan, kemudian berciuman tanpa tau tempat. Kok bibir Bagas rasanya asin ya? Cuekin ajalah, rindu rasanya dicium olehnya.

LUCKY GIRL~(PRIVATE ACAK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang