KAMU GAK LEMAH!

3.4K 175 3
                                    

Entah kenapa aku mendadak merasakan rindu teramat dahsyat. Ruang hati terasa kosong.
Kau tau siapa yang ada dipikiranku? Abangku sendiri.
Ah, mati matian aku menolak bahwa ini bukan cinta.
Maksudku karena alasan aku tak pantas baginya dan aku tak mungkin bersanding dengannya.
Rasanya sangat mustahal kalau semua perhatian yang dia berikan sebuah bentuk cinta untuk adiknya. Yang kurasakan adalah perhatian untuk lebih dari seorang adik, kekasih misalnya.
Walaupun dia selalu mengenalkanku sebagai adiknya, aku paham, nada bicaranya berat.

Kepekaanku bertambah tajam saat bang Izan setiap hari pulang walaupun hanya sekedar untuk apalah, hal hal yang tidak penting dirumah. Dia hanya ingin menemuiku, menjahili dan mengecup keningku. Dia tak pernah mengatakannya, tapi aku paham.

Aku sempat kaget saat tanpa ijin membuka HP bang Izan. Wallpaper kunci layarnya fotoku saat tidur. Aku ingat baground tempat tidur itu, Hotel Mutiara Jogja.
Dan jeng jeng... Wallpaper utamanya adalah fotoku dengan bang Izan waktu di Tamansari.

Kujelajahi lebih dalam lagi galeri fotonya. Bang Izan sering mengambil fotoku tanpa ijin, bahasa kerennya candid.

Jempol tanganku memencet aplikasi terlarang.
Whats up .
Menurutku WA adalah privasi masing masing.

Hal mencengangkan kembali terjadi. Aku menemukan chat bang Izan dengan entah siapa. Di chat itu bang Izan blak blakan bercerita bahwa dia sangat bingung menyikapi perasaannya terhadapku.

Aku tak berani lagi menjelajah terlalu dalam. Kuputuskan untuk meletakkan HP itu ketempat asalnya.

Lupakan sejenak abangku. Dia sudah seminggu gak pulang dan itu membuatku rindu.
Fokusku kali ini adalah kuliah. Pengumuman tes 1 bulan lagi. Waktu sebanyak itu tentu saja kugunakan sebaik baiknya untuk berdoa. Semoga aku diterima kuliah.

"Abang lo cakep ya." ucap Pelvita saat kami menaiki anak tangga menuju lantai 2.

"Iya lah. Lo gak boleh naksir!!"

"Gak akan! Gue punya Yogi yang selalu setia! Lo kalik yang naksir hahahahaha"

kata kata itu kucerna baik baik. Tak kutemukan jawabannya. Yang terngiang hanyalah saat abang memelukku hangat setiap saat.

"Sejauh mana hubungan lo sama Yogi??" tanyaku halus. Berniat memulai obrolan untuk menjelaskan foto foto tentang Yogi yang ku jepret asal bersama seorang wanita di Jogja.

"Tumben lo mau ngebahas cowok gue" Pelvita diam sejenak. Seperti kembali memainkan adegan adegan manis antara dirinya dengan Yogi sambil senyum senyum.

"Sweet banget lah. Gue aja udah dibeli in cincin nih." pamernya terang terangan.

"Belajar dari gue. Cincin gak jamin hubungan serius sampek pelaminan"

"Ih nasib gue mah beda ama elu ya! "

oke aku bisa terima mendengar kata kata Pelvita seolah menghakimiku. Emosiku sedikit tersulut. Langsung kubanting saja HP ku yang sudah kubuka foto Yogi dengan seorang wanita.
Pelvita diam sambil menggeser geser layar ponselku.

"Yogi emang pernah ijin cuti ke Jogja." katanya tetap fokus pada HP ku.

"Cuti buat acara apa??" Pelvita menggeleng.

"Alesan cutinya buat apa aja gak ngomong sama lo. Kayak gitu disebut pacar??"

"Gak usah manas manasin ya! Palingan ini sodaranya!!"

"Lo tanya abang gue ajalah kalo gak percaya."

____


Hari pernikahan Bagas 2 hari lagi. Aku harus datang!!
Berkat dukungan disana sini aku memutuskan akan datang.

LUCKY GIRL~(PRIVATE ACAK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang