Cover photo : @NatashaWilona12
Perjalan cinta seorang gadis yg berpacaran bertahun tahun dengan cinta pertamanya. namun semua harus kandas seiring timbulnya kebosanan dan kejenuhan yg diciptakan oleh sebuah jarak.
NOTE : belum direvisi sejak pertama...
"Kebakaran dek !!! Kebakaran!!!" teriak bang Izan dikamarku sambil mengacak ngacak selimutku. Aku tau ini pasti jailnya abangku kumat.
"Apa an si ah, ngaco deh!"
"Kamu gak denger itu suara alarm kebakaran?? Bangun ih cepetan!!" katanya lagi membangunkanku. Tubuhku kuposisikan duduk lalu mencerna suara apakah itu??
"Itu mah alarm mobil !! Abang mah gak mempan kalo mau jailin aku." ucapku lalu kembali tidur. Menyisakan abangku yang tertawa keras dan terus berusaha membangunkanku.
Tapi akunya mbudeg aja sampek bang Izan akhirnya nyerah sendiri. Alarm mobil itu terus berbunyi. Aku gak kuat lagi buat belagak budeg.
"Itu alarm mobil siapa si? Dimati in kek! Ganggu orang tidur aja!" kataku marah marah entah sama siapa.
"Mang alarm mobilnya dimati in dong!" perintahku karena orang yang pertama kali kulihat saat menuruni tangga adalah mang Dadang. Mang Dadang cuma geleng geleng sambil cengar cengir.
"Itumah mobil kamu" bang Izan tetiba muncul dibelakangku lalu menutup mataku.
"Eh eh mau kemana?" tanyaku berontak karena bang Izan menuntunku berjalan entah kemana.
"Nurut aja kek. ntar kalo ada tai ayam depan kamu abang kasih tau!" jawabnya tidak memuaskan. Kamu tau lah, rumah Papa ku gak mungkin ada tai ayam nya.
"Ayo sini nak jalannya cepetan dikit!!" itu adalah suara Mama. Aku menurut saja, berjalan dengan cepat sampai tangan bang Izan yang menutup mataku mau lepas.
"1....2....3...." suara mereka serempak dan aku melihat mobil hitam keren entah apa merknya. Tapi emblem depannya lambang Toyota. Hm~
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Surprize!!! Hadiah buat anak Mama Papa yang lolos ujian masuk universitas negeri!!" Kata Mama heboh sendiri dengan Papa.
Kamu tau ekspresiku? Kaget, itu pasti. Cenguk plonga plongo kayak anak ayam kehilangan emaknya. "Aku kan udah punya motor Ma, "
"Iya Papa tau, gak boleh nolak. Kado spesial buat anak Papa yang pinter ini."
"Minta hadiah sama abangmu tuh!" celetuk Mama.
"Kado nya mana bang???" tanyaku histeris labuh kebelakang punggung bang Izan dan diapun langsung menggendongku.
"Kado dari abang adalah jadi guru les nyetir kamu sampe jago." jawabnya yang tak kelihatan muka keberatan karena menggendongku.
