MALL

2.5K 135 0
                                    


"Halo Jenn, kamu dimana?" tanya ku cemas sambil duduk di luar stasiun. Walau begitu, aku tetap lemas dan kuyu.
Tak terhitung ini usaha gagal ku yang keberapa untuk menemui gadis itu.

"Lagi dijalan mau pulang, aku naik taksi. Aku tadi nelpon berkali kali cuman mau bilang. Kamu gak usah khawatir, aku lagi latihan mandiri buat jadi istri tentara"

"Emang tentara mana yang mau nikahin kamu??"

"Nama nya Fahri Hardjanto hehehege"

"Hust, jangan ngawur kamu. Aku gak mau nikahin kamu!"

"Nanti juga kamu mau"

Klik,
Telpon ku tutup sepihak. Bosan rasanya mendengar suara Jenni.

____

Acara ulang tahun Jenni diadakan di hotel bintang 5 pukul 7 malam.

Sebenarnya aku enggan datang, tapi ayah selalu memaksaku untuk datang. Katanya cukup setor muka aja gak papa lalu pulang.
Ayah juga mengingatkanku untuk membawa kado.

Jadi, disinilah aku. Jam 1 siang di salah satu mall di Surabaya. Sendirian duduk di foodcart sambil sibuk ngutak ngatik HP searching tanya mbah gugel.
Kado apa yang cocok buat ulang tahun cewek.
Kiranya seperti itu~

_____

Alfi Ananda pov

Kupacu laju motorku kencang. Menikmati angin malam yang menyapaku riang. Berusaha menetralkan emosi yang tengah mendera. Air mataku hampir menetes, tapi ku tahan dengan sekuat tenaga. Ingin kutumpahkan segalanya saat aku sudah tak berkendara.

Tuhan...
Apa aku terlalu kuat? Apa bentengku terlalu kokoh hingga kau beri aku 2 ujian mental sekaligus?

Jujur, ujian pertama tentang berubahnya sikap Bagas membuatku agak oleng di pekerjaan. Bisa kau saksikan sekarang? Mata pandaku memblok hitam pekat. Aku terlalu banyak begadang dan menangis. Meratapi ada apa dengan kekasihku? Dia membawa semua yang kumiliki. Itu membuatku lemas karena kurang istirahat.

Yang kedua. Sebenarnya untuk apa marah? Aku memang pelayan kereta. Pekerjaan itu membuatku bisa hidup mandiri, membantu menyekolahkan adikku dan membeli vario biru kesayangan ku ini dengan uang hasil bekerja sebagai pelayan kereta.

Tapi perlu kau ingat,aku bukan pelayan ayahnya Fahri! Aku tak pernah terikat perjanjian atau kontrak apapun untuk jadi pelayan ayahnya Fahri.
Okelah kalau dia, ingin sekedar membalas kebaikanku dengan uang. Tapi bisakah dengan nada dan kata kata baik? .
Hatiku ikhlas melakukan semua itu.

Tidak baik memelihara penyakit hati, lebih baik dilupakan saja dan menjauhi tentara yang belum genap sebulan kukenal itu.

Sesampainya di kontrakan aku langsung membersihkan diri lalu rebahan dikasurku.

Sejenak kupandangi cincin emas pemberian Bagas yang melingkar dijari manis tangan kiriku.
Lalu pindah membuka kunci ponselku. Tiap malam rasanya hambar, tak ada lagi kata kata manis pengantar tidur dan ucapan

"LOVEYOU ALFI"

___

Hari demi hari kulewati dengan tetap mata panda yang warnanya tak memudar sedikitpun. Aku selalu menanti telpon atau sekedar chat whats up dari Bagas.

Namum harapanku kembali pias. Dia jarang memberi kabar, malah Fahri tentara itu yang selalu giat nge chat aku.

Fahri tak pernah absen memberi ucapan selamat pagi, siang dan malam.
Dia suka berceloteh tak penting, misal laporan kalau aku tiap hari lari lari dipikirannya, dia kena sembur minuman Ucok setelah latihan nembak, dia benci makan lele bakar karena durinya bagaikan nusuk nusuk hatinya(beuhhh), dia sibuk nyari aku kesana kemari sendirian.
Eits wait wait, ngapain dia nyari aku? Mau ngasih duit dari ayahnya itu?
OMG hellow~ aku gak butuh.

LUCKY GIRL~(PRIVATE ACAK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang