AWAL KISAH

11.4K 371 2
                                    

                    AWAL KISAH KAMI

*FLASHBACK*

  Aku menangis meraung raung sejadi jadinya. Setelah tak lolos SNMPTN, kini aku tak lolos SBMPTN. Padahal sudah jauh jauh hari aku belajar dengan sungguh sungguh, hingga ikut les yang menurutku harganya sangat mahal . Aku mengecawakan banyak orang, terutama ayah dan ibu .

"Sudah jangan menangis terus"
kata ibu yang aku tak tau kapan dia masuk kamar dan langsung duduk di tepi ranjangku.
Aku hanya diam, tak menoleh sedikitpun dan tak menghapus air mataku semili pun .
Ibu terus saja berbicara, memberi ku nasehat sambil membelai rambutku.

"Ini sudah jam setengah 11 lho, kamu gak masak buat makan siang bagas?"

Seketika itu aku langsung tersadar.  Sejurus kemudian aku sudah sibuk didapur memasak telor balado kesukaan Bagas
Ah, aku sangat butuh bahu lelaki itu .

___

"Bagas! Ayo makan udah jam 12 !"

Teriakku dari luar pagar proyek pabrik ban yang sedang diperluas .
Lelaki yang sedang mengaduk semen itupun menghentikan aktifitasnya. Mencuci tangan, lalu berdimula kearahku dengan senyum yang mempesona.
Bajunya kotor, keringatnya bercucuran.
Ini adalah kegiatan bagas sehari hari, menjadi kuli bangunan untuk sementara waktu sambil menunggu pemberangkatan kerja di PT Toyota. Sudah terhitung 3 bulan lamanya hingga hari ini.

  Pikiranku menerawang jauh. Sekejam inikah kehidupan sebenarnya? Aku tak lolos tes masuk kuliah, Bagas jadi kuli bangunan. Mau dikemanakan nilai bagus kami? Walau begitu, aku tak pernah malu dengan pekerjaannya saat ini.

Sebuah tangan kekar menoel hidungku. Ah ternyata aku melamun.
Kami menepi di pinggiran pabrik. Beralaskan terpal lusuh kami duduk diatasnya. Kubuka dan kutata rantang bawaanku. Kegiatan itu kulakukan dengan diam dan tak sedetikun menatap wajah Bagas.

"Kamu kok diem aja yank?"
tanya bagas mesra sambil menuangkan kuah balado diatas nasinya.
Bola mataku melirik kearahnya. Butiran bening keluar tanpa aba aba. Mimik wajah Bagas berubah, senyumnya memudar.

"Hey, wanita cantikku kenapa menangis?"
Tanyanya lagi, kali ini menghentikan kegiatan menuang kuah balado lalu mencium tangan kiriku ber ulang ulang.
Tiba tiba lelaki itu mengingat sesuatu lalu bertanya lagi.

"Gimana pengumumannya?"

Ku tarik tanganku dari genggamannya, lalu mendaratkan tangan itu ke wajahku. Aku menangis sesenggukan lagi.
Bagas menarik kedua tanganku, menuntun kepalaku ke pundaknya.
Aku tak berucap sepatah katapun, tapi Bagas suda paham.

"Gapapa sayang, kan masih ada tahun depan"
gumam bagas lirih tepat ditelingaku. Tangisku kembali meledak dan tak tau tempat.

"Aku kan lagi kerja, kamu semangatin aku dong . Jangan nangis gini, timing nya gak pas sayang"

Aku langsung tersadar, kutarik kepalaku dari pundak Bagas. Menggelar kertas minyak, lalu menuangkan nasi dan telur balado diatasnya. Sedetik kemudian, tanpa jaim kami berdua makan dengan lahap menggunakan tangan dan hanya beralas terpal lusuh.

  Orang yang berlalu lalang disekitar pabrik heran menatap kami berdua.  Secara, kok ada cewe cantik kebule bule an arab gimana gitu mukanya, pake daster, matanya sembab, nyasar di proyek pabrik lagi makan sama cowok ganteng tapi bajunya lusuh dan keringat segedhe biji jagung nongkrong dijidatnya.
Banyak teman kuli Bagas yang menggoda kami. Melempar canda an canda an konyol tentang betapa mesra dan cocoknya kami.

  Ritual makan selesai, aku merapikan tempat makan kemudian menstater motorku. Bagas melepaskan dengan senyuman dan berkata "nanti aku main kerumah"
___

Malam ini semuanya dimuli. Kabar baik dari Bagas membuat kami LDR.
Lelaki itu kini duduk didepan teras , supra merah saksi perjuangan cinta kita terparkir di halaman rumah. Dia masih asik dengan hp nya hingga tak menyadari kedatanganku yang duduk disampingnya,

"Fi, ada loker pramugari kereta ni"

Bukan rahasia lagi, dari kecil cita citaku ingin jadi pramugari.

"Mana liat Gas"
kataku heboh sambil merebut hp Bagas,

"Daftar lewat email buruan, pendaftarannya cuma sampe tanggal 9 lho"
. . . . .
Hening beberapa saat setelah email itu berhasil terkirim.

"Kapan kamu berangkat ke Karawang??"

"Belum tau, kan belum ada pemberitahuan keberangkatan"

"Kita bakalan LDR ya?"

"Mau LDR ato enggak, aku tetep sayang kamu. Ingat janji kita, apapun yang terjadi jangan sampe pisah. Harus saling setia, aku selalu doain yang terbaik buat kamu kok"

Hening lagi, aku tak berani menatap mata Bagas. Mata yang selama 3 tahun ini selalu memandang penuh cinta walau kadang emosi menguasai hatinya.

"Sayang???" Suara seksi Bagas menenggelamkan keheninganku .

Dan malam ini ditutup dengan ciuman manis rasa pappermint dari Bagas.

LUCKY GIRL~(PRIVATE ACAK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang