Part 4

2.1K 221 87
                                    

Godaan

Winda memonyongkan bibirnya menatap cowok jutex yang tampak sok sibuk duduk beberapa meter didepannya dengan bolpen yang entah menulis apa.

Ni cowok gak LGBT kan? Cuek amat gua pasang gaya ini itu dari tadi.

Atau jangan jangan dia rabun?

Masa iya gak liat ada cewek secakep gw. Gak modus sih..

Derin aja tergila gila sama gw walau cewek nya secakep Ritha. Masa ni cowok anteng ayem aja kayak layangan putus.

Wah gagalin julukan gw sebagai ratu 15 detik nih kalau begini caranya ( Winda sibuk dengan rohaninya sendiri )

Hingga...

" Jika kau punya banyak waktu luang sebaiknya kerjakan halaman 24!" Celetuk Oswald. Dan

Matanya mendadak melotot kearah Winda yang entah kenapa, winda seolah berhadapan dengan guru killer langsung saja manut membuka halaman yang diminta

" Eh kok gw nurut ke lo sih pak les?" Gerutu Winda pas sadar

" Oswald, Bisa gak, gak usah ganti ganti nama orang?" Tekan Oswald dengan ekspresi dinginnya yang tidak pernah luntur.

" Bodo amat. Gw gak mau ngerjain!" Winda melemparkan bukunya kemeja. Oswald menarik napas panjang

" Kenapa? Mau nelfon daddy? Nih gw ada pulsa, kalau mau telfon nih, aduin sekalian." Winda sok berani. Namun....

" Oke, mana HPnya?"

" Eh.. hehe becanda aja lagi. Serius amat jadi orang, sabaaar sabaaaar." Winda cengengesan. Oswald menggeleng gelengkan kepalanya. Beberapa saat suasana kembali hening. Hingga...

" Windaa..." Suara Oswald serasa merasuk kerelung hati winda terdalam.

Eh kok deg degkan ya

" Bukannya kamu sudah berjanji akan berubah? Lupa?" Senyumnya

Busyet, kenapa ni cowok senyum. Ketar ketir kan ni hati.

" Emmm iya sih. Tapi masak 3 jam belajar mulu sih, matematika lagi.. belajar lain aja yuk." Winda beraksi

Oswald terdiam sejenak, menatap serakan LKS yang sejak tadi tak terjawab satupun. Ia tampak berfikir

" Belajar apa?" Tanyanya

Winda langsung berdiri penuh semangat, menatap cowok berseragam SMU di hadapannya dengan senyum mencurigakan

" Biologi." Jawabnya spontan.

***

Dan inilah penampakan beberapa menit kemudian...

Oswald melirik kekanan dan kekiri, seumur hidupnya, ia tak pernah melihat ruangan seberantakan dan sekacau itu. Entah berbau anyir atau busuk yang berasal dari sampah disekitarnya. Yang jelas Oswald bahkan hati hati dalam melangkah. Itu benar benar seperti sarang kuman berkembang biak.

" Ayo." Suara Winda mengagetkan

" Ini ruangan apa?" Tanya Oswald polos.

" Ini kamar gw." Jawab Winda

" Yakin? Bukan gudang?" Oswald mengangkat sebelah alisnya

" Dih lo ganteng ganteng kejem juga ya mulutnya. Gak liat tuh ada ranjang, ada kamar mandi disana, ada lemari. Atau jangan jangan beneran rabun?" Winda berkacak pinggang. Sekali lagi, Oswald menatap sekeliling ruangannya.

OSWALD ( The Senior From The Past )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang