Rahasia Tangis

152 32 7
                                    

" Kenapa kau mencariku?" Tanya Vannesa getir. Winda tersenyum, menatap seluruh kemewahan hidup yang Vannesa jalani.

" Maafkan aku, aku tidak tahu harus memanggilmu dengan nama atau tante, karna aku sama sekali tidak menyangka kau semuda ini." Ujarnya memulai percakapan.

" Silahkan duduk, panggil saja aku Ines." Vannesa menyilangkan kakinya menduduki sebuah sofa empuk yang kemudian diduduki juga oleh Winda.

" Dari mana kau mengetahui tentangku?" Tanyanya lagi.

" Tidak dari Senior, maksudku Oswald. Aku mencari tahu sendiri. Kenapa anak secerdas itu dan jujur saja dia sangat menawan harus hidup dipanti asuhan. Aku mendengar beberapa gosip bahwa dia sebenarnya saudara dari Alfraza Abigail yang bersekolah di DHS. Dan saat aku mencari tahu, aku menemukan jalan padamu. Kenapa kau membuangnya?" Tanya Winda, tangannya mengepal pada Rok sekolah yang ia kenakan, menahan emosi.

" Sepertinya kau menyayanginya? Kau sampai repot repot memperdulikannya." Senyum Vannesa justru membuat Winda harus menahan rasa kesal dihatinya.

" Tentu, dia anak yang baik, dia sangat bijak dan dia juga ramah, semua orang peduli padanya kecuali ibunya. Orang yang paling dia rindukan dan aku yakin dia sangat menyayangimu." Timpal Winda dengan nada penuh penekanan.

" Apa yang bisa aku lakukan? Biarkan seluruh masa laluku pergi bersamanya. Aku tak ingin melihat wajahnya. Karna jika dia berada disisiku maka begitu pula masa laluku yang coba aku lupakan. Jadi lebih baik begini saja."

Jawaban Vannesa membuat bola mata Winda memerah, bahkan air mata meluncur ke pipi cantiknya

" Kau tahu betapa berharganya dirimu bagi Oswald. Aku mohon sekali saja buka pintu hatimu untuknya. Tidak mungkin kau tidak menyayanginya kan? Karna jika kau membencinya kau tidak mungkin melahirkannya. Demi dia." Winda memegang tangan halus Vannesa yang menatapnya getir

" Jika dia sudah memiliki kalian dia tidak membutuhkanku lagi. Tolong jangan mencampuri urusanku!" Tekan Vannesa menarik lengannya lepas lalu berdiri dari duduknya

" Aku mohon, setidaknya temui dia sekali saja sebelum 4 hari lagi. Aku takut kau akan menyesal."

" Pergi dari rumahku!" Vannesa menunjuk marah ke arah pintu

" Tante aku mohon... dengarkan aku sekali saja. Dia dalam bahaya!" Winda mencoba memegang tangan Vannesa yang menghindar darinya. Wanita itu berlari menaiki tangga setelah memanggil seccurity.

" Tante aku tahu kau tidak akan percaya, tapi aku datang dari masa depan untuk menyelamatkannya. 4 hari lagi dia akan mengalami kecelakaan. Dan saat itu terjadi kau akan menyesal. Kau akan menyesal!" Tangis Winda yang kemudian terseret pergi oleh kedua seccurity yang menggiringnya

Vannesa menghentikan langkahnya di tangga itu, dia menyeka air matanya lalu menarik napas panjang.

Sementara itu...

" Pergilah dan jangan membuat kekacauan di rumah ini lagi!" Tekan mereka. Windapun menangis dihalaman rumah Alfa's family persis seperti orang gila.

" Kau baik baik saja?" Tanya seseorang menyapanya. Winda mengelap ingusnya lalu menatap sosok yang menyapanya itu.

" Alfraza?" Tanyanya tercekat.

OSWALD ( The Senior From The Past )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang