Part 16

211 38 18
                                    

Menantang Takdir

" Kau menantangku?"

Suara itu bahkan membuat Winda jadi tak nafsu makan.

Duuh Windaa songong banget sih lo
Hidup lo aja masih di pontang pantingkan takdir
Eh lo malah nantangin takdir

" Win lo baik baik saja?" Tanya Naomi yang menyeruput teh hangat didepannya. Winda merosot lembek menidurkan kepalanya dimeja

" Entahlah." Jawabnya lemas. Sebelum...

" Eh itu Oswald kan?" Seisi kantin jadi heboh saat seorang pemuda yang biasanya jarang berkumpul di kantin berjalan kesana. Apalagi siswi siswi,  mereka langsung merapikan penampilan seakan akan yang masuk ke kantin itu adalah aktor hollywood favorite mereka.

" Hai." Sapanya menghentikan langkah disisi Winda. Dan...

" Uhuk Uhuk." Wajah Naomi langsung memerah, ia tersedak mendapati senior yang sejak awal masuk sekolah selalu diperhatikannya diam diam, tiba tiba saja berdiri di sisi mejanya.

" H..ai." Winda masih belum terbiasa. Oswald tampak mengusap rambutnya grogie

" Aku boleh duduk disini kan?" Tanyanya. Winda mengangguk cepat

" Gila, lo kenal kak Oswald?" Tanya Naomi membulatkan matanya.

" Kurang lebih begitu sih, dia teman gw saat kecil."

" OMG!" Naomi meletakkan tangannya di dada seolah olah dia Shock, apalagi saat Oswald duduk pada salah satu kursi di samping mereka, menatap Winda seolah penuh kerinduan. Beberapa saat, suasana malah menjadi semakin canggung saja.

" Mana sih baksonya?" Ujar Winda hendak berdiri mencairkan suasana, tapi...

" Dug." " Arkh." Kakinya terkatuk kaki meja. Dia malah semakin malu, sebelum..

" Aku akan mengambilkan bakso itu ya." Ujar Oswald membantu Winda duduk kembali di kursinya

" Ciee." Goda Naomi semakin membuat wajah Winda memerah malu. Oswaldpun berdiri dan melangkah kearah pelayan. Tapi tiba tiba...
Tatapan Winda terarah pada sosok bertudung hitam yang seolah memperhatikannya dari balik pohon sana. Winda langsung mengalihkan pandangannya ke arah Oswald yang entah kenapa, hatinya tiba tiba cemas.
Benar saja, bola mata Winda membundar melihat sesuatu yang tepat berada diatas Oswald tampak goyang.

" Radit...!!" Teriaknya berdiri. Tapi..

" Awwhh." Kakinya masih terasa ngilu

" Win, ada apa?" Tanya Naomi. Winda tak peduli

Karna takdir akan selalu kembali pada Muaranya...

" Oswalldd!!!" Teriak beberapa siswi saat sebuah balok kayu hampir saja mengenai Oswald.

Gak gw gak boleh biarin takdir itu terjadi.

Dan...

" Bug." Tetap saja, segalanya menjadi berat. Entah apa yang terjadi, seperti roling sebuah filem yang berputar, segala sesuatunya menjadi gelap. Winda tak ingat apapun, yang dia tahu hanyalah..
Tubuhnya seolah terlempar ke dimensi lain tanpa arah, yang membuat kepalanya berputar lalu kesadarannyapun hilang. Apakah dia berhasil menyelamatkan Oswald?
Seonggok tubuh tergeletak memeluk Oswald bersama jeritan para siswi. Genangan darahpun mulai menggenangi seragam mereka.

Sosok bertudung hitam itu tersenyum lalu melesat bagai angin

***

Aku mendengar bisikan suaranya bagai mendengar napasku berhembus
Aku merasakan sentuhannya, bagai merasakan jantungku berdetak

OSWALD ( The Senior From The Past )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang