Last Part

261 54 23
                                    

Seakan akan arah dalam hidupku hilang saat itu

Winda melangkah gontai dengan wajah pasinya menyusuri halaman rumah setelah memarkirkan mobil. Ia menatap kearah sosok yang berdiri di depan pintu rumahnya dengan penampilan sama persis seperti saat pertama Winda melihatnya. Tak terasa bulir air mata mengalir sukses dari pipinya, bibirnya gemetar mengulas sebuah kata yang terasa mengguncang jiwanya

" Senior." Winda menangis.

Aku tidak tau mengapa aku menangis
Tapi hatiku, menjadi sangat sedih
Hanya karna menyadari...
Dia, lenyap karnaku

Oswald terlihat mengulas senyum mengulurkan tangan putihnya ke hadapan Winda, rambut hitamnya yang seakan bersinar diterpa kilau matahari siang, sorot matanya yang terasa dingin dan wajah tampannya yang selalu terlihat kaku. Dengan seragam SMU dan ransel yang menggantung manja dipundaknya, ia seakan mendekati Winda

" Maafkan aku." Tangis Winda di hadapannya.

" Peganglah tanganku!" Ujar pemuda itu mengulas senyum. Winda gemetar, ia terlihat enggan, gadis berwajah cantik itu berlutut di hadapan Oswald,

" Maafkan aku." Tangisnya sesak.

" Winda."

" Maafkan aku, aku tidak bermaksud membunuhmu Senior. Aku minta maaf, aku minta maaf." Winda memegang lantai tempatnya duduk. Dia benar benar terlihat sedih dan merasa bersalah.
Melihat itu, Oswald tersenyum lalu berlutut menjajarinya, pemuda itu menghapus air mata dari wajah Winda lalu mengangkat dagu Winda agar menatapnya.

" Erwinda Scarla, pegang tanganku!" Pintanya membelai wajah gadis itu membuat Winda semakin terisak sedih.

" Please." Ujarnya lagi. Maka dengan berat hati, Winda gemetar mengangkat tangannya menyentuh tangan pucat didepannya.

" Kau mau tau mengapa aku mendatangimu bukan?"

Winda merasa tubuhnya seolah ringan, udara disekitarnya seakan akan berhenti dan waktupun diam di tempatnya. Hanya ada dia dan pemuda di depannya.

Lalu...


" Radit." Sepercik ingatan saat Winda masih kecil seolah kembali berputar. Ingatan yang seakan tergambar nyata di hadapan Winda. Ruang dan waktu seakan membawanya pada dimensi yang berbeda. Hingga...

" Ini...? Aku?" Gadis itu seakan melihat sosok gadis kecil berlari di sebuah pekarangan yang tak asing baginya. Itu Erwinda Scarla, kini ia ingat dengan jelas, usianya saat itu masih 8 tahun. Dan halaman itu...

Winda melihat Oswald yang masih memegang tangannya di sisinya.

" Lihatlah!" Ujar pemuda itu menunjuk

Winda kembali melihat kenangan itu seakan melihat layar lebar dari masa lalu yang nyata.

Air matanya meleleh saat tampak seorang anak laki laki seumuran dengannya berlari memegang tangannya hangat. Dia mulai ingat... Ya, anak itu...

" Radit." Senyum Winda saat itu.




" Radit?" Winda melirik kearah Oswald disisinya. Pemuda itu tampak meneteskan air mata lalu mengangguk pelan.

" Kau ingat?" Gumamnya getir

Kenangan puluhan tahun yang lalu..

" Ayah akan membawaku pergi dari sini. Aku tidak akan menjumpaimu lagi." Tangis gadis kecil itu memegang tangan anak didepannya kuat. Anak yang terlihat sangat tenang.

" Jangan Khawatir Winda, kita pasti akan bertemu lagi." Ujarnya menenangkan

" Radit, aku menyayangimu." Winda memeluk anak itu.

OSWALD ( The Senior From The Past )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang