Genggaman

176 34 3
                                    

Mistery

" Tunggu! Sepertinya aku mengingatmu!"

Derin terdiam beberapa detik di Caffe itu saat mengingat ucapan Oswald tadi, entah kenapa wajahnya menjadi pucat. Bahkan ia seakan tak sadar di luar sedang hujan lebat.

" Derin ada apa?" Tanya seseorang mengagetkan lamunannya.

" Ah sayang, akhirnya kau datang juga. Tidak, aku hanya mengingat masa lalu." Senyumnya tak sampai kemata. Sosok berseragam pelayan itu melepas celemek dari tubuhnya lalu mengajak Derin berdiri menjajarinya

" Ayo kita pulang, Shift malamku sudah selesai." Senyumnya manis. Tapi...
Sekali lagi, Derin terlihat melamun

" Derin are you okay?" Tanyanya
" Aku baik baik saja." Jawab Derin meraih kunci motornya
" Ayo, pakai pakaian hujanmu, kita harus pulang." Ajaknya memegang tangan gadis itu.
Namun, gadis itu menahan lengannya

" Masa lalu yang mana yang kau ingat kakak?" Tanyanya membuat Derin menatapnya

" Tidak ada!" Jawab Derin

" Dengarkan aku ( Gadis itu memegang wajah Derin hangat ) Ayah kita sudah berkorban untuk membereskan semuanya. Jadi tolong jangan diingat lagi Oke. Aku adik kembarmu, aku tahu apa yang kau pikirkan. Sekarang yang terpenting adalah kau sudah bersama Aritha. Dan lupakan semua yang terjadi oke." Ujarnya. Derin menarik napas panjang kemudian mengangguk pelan.

" Bagus, ayo kita pulang!" Ajak gadis itu memegang tangan Derin. Sebelum...

" Klek." Saklar lampu Caffe itu tiba tiba mati.

" Elijah!!" Teriak Derin merasakan tangan saudarinya mulai menghilang dari genggaman. Dan saat lampu menyala, sosok gadis cantik itu lenyap seakan tak pernah ada.

" Elijah!!!" Teriaknya lagi dengan mata memerah, genangan air mata mulai mengalir dari pelupuknya. Ia mencari sosok itu kesana kemari

Tapi, yang tertinggal hanyalah, ruang Caffe yang kosong, seakan lama tertinggal dengan debu dan laba laba yang bersarang dibeberapa sudutnya.

Itu hanya kenangan..
Ya, kenangan yang sangat Derin rindukan.
Pemuda itu melangkah pelan meraba potret koran yang dipajang di dinding

Seorang gadis muda bernama Elijah dan Ayahnya meninggal dalam kecelakaan tragis setelah diketahui menjadi tersangka utama kasus pembunuhan seorang siswa SMU.

Tangannya meraba foto cantik adik kesayangannya.

" Deriin apa kau tahu? Kau itu sangat bodoh, kalau kau menyukai seorang gadis, kau harus coba mendekatinya. Bukan malah menguntiti temannya. Salah salah nanti kamu dikira menyukai temannya." Ingatannya menembus waktu di mana gadis berseragam SMP dengan rambut panjang berkacak pinggang di depannya. Elijah, adik kembar kesayangannya.

" Aku tidak mengerti dari mana aku harus memulainya Eli, dia menyukai pria lain dan jujur, aku gak ada apa apanya dari pada pria itu sih." Gumamnya penuh kekecewaan waktu itu

" Sssttt serahin semuanya padaku! Heran deh punya saudara kok cemen banget yaa." Gadis itu mengembungkan pipinya kesal.


Dan semua kenanganpun hanya tinggal kenangan belaka

" Maafkan aku Elijah. Maafkan aku." Tangis Derin menatap foto adiknya yang tampak tersenyum di tangannya sebelum...

" PEMBUNUH!!"

" Prank"

" Arrkkhh." Kaca foto itu pecah berkeping keping di lantai setelah wajah di dalamnya seakan berubah begitu mengerikan.
Derin berbalik hendak berlari ke arah pintu Caffe. Tapi...

OSWALD ( The Senior From The Past )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang