" Bruak" Dia terhempas ke seberang jalan dengan tubuh menggelepar tepat di bawah kaki sang takdir. Perlahan, sosok itu kembali menjadi seorang gadis SMA yang cantik, persis seperti saat terakhir kali Winda bertemu dengannya. Rambut panjang halusnya menari bersama angin malam dengan polesan senyum di bibirnya yang seolah mengatakan
" Aku telah menang."
Winda berusaha keras berdiri di atas lututnya yang robek. Mencoba menahan rasa pusing yang teramat di kepalanya
Cinta bukanlah sebuah lelucon yang bisa di tertawakan, tapi dia kekuatan
Cinta bukanlah sebuah kehinaan yang bisa dipermainkan, tapi dia kekuatan
Cinta bukanlah teory yang bisa digambarkan, tapi dia kekuatan
Aku harus kuat.. aku harus kuat..
Winda gemetar, melangkah pelan ke arah ke kasihnya.
" Bukankah aku bilang untuk berhenti Winda. Tapi kau tidak mau mendengarkan." Ujar Naomi menatap sedih dengan matanya yang pucat tanpa kehidupan.
Winda tak mendengarkan, dia merangkul kepala Oswald yang bersimbah darah ke dadanya" Senior bangun!" Air matanya meleleh. Oswald bergeming. Hanya sesekali mulutnya memuntahkan darah segar. Tangannya terlihat gemetar dan jantungnya berdegup melambat.
" Seseorang tolong akuuu!!!!" Teriak Winda mencoba merangkul Oswald. Tapi...
" Winda." Pemuda itu menahannya. Mata indahnya perlahan terbuka. Ia memegang lengan Winda lembut lalu menggeleng pelan dengan senyum pucat yang pasi.
" Kau pasti selamat, tunggulah... aku akan mencari pertolongan. Kita masih punya waktu." Ujar Winda mencium tangan Oswald.
" Aku ingin kau di sisiku." Ujar pemuda itu lemah. Winda tak mendengarkan. Ia meletakkan kepala Oswald pelan. Lalu berdiri dengan raut wajah bingung
" Sebaiknya kau menyerah saja Winda. Tak ada siapapun yang bisa menyela takdir." Ujar Naomi dengan wajah datar. Winda tak ambil pusing
" Tolongggg!!!" Teriaknya mondar mandir berusaha mencari bantuan.
" Tolong akuu, seseorang pleasee help me." Ia kemudian terduduk lemas. Kembali mendekati Oswald yang semakin lemah lalu memeluknya erat
" Hai, aku Winda... kamu tinggal di sini?" Bayangan perkenalan mereka dulu seolah kembali menghiasi benak Winda dan Oswald
" Ini untukmu, kau pasti cantik menggunakan ini." Oswald menyodorkan sebuah mahkota daun pada Winda yang tersenyum lebar menerimanya.
" Huaa bagusnya!!" Teriaknya senang lalu berlari memakai mahkota itu. Sementara Oswald tersenyum menatap wajah imutnya yang begitu cantik. Hingga...
" Bruk." " Awwwh"
Winda terjatuh di bukit tempat mereka bermain itu. Mahkota yang dikenakannya terjatuh, berguling jatuh lalu tenggelam di danau. Gadis kecil itu kemudian menangis sedih.
Oswald segera merangkulnya. Mengusap punggungnya pelan" Sudah jangan menangis lagi." Ujarnya menenangkan
" Tapi mahkotaku jatuh." Winda terisak. Oswald kembali menatap ke danau itu. Tidak mungkin baginya mengambil kembali mahkota itu. Tapi...
" Kau jangan khawatir ya, nanti akan aku buatkan yang baru." Senyumnya membuat tangisan Winda terhenti
" Terimakasih Radit." Ujarnya imut
Dan malam itupun, Raditya Oswald rela tidak tidur demi membuatkan mahkota bunga untuk Winda
KAMU SEDANG MEMBACA
OSWALD ( The Senior From The Past )
Horror( The Senior Who come from the past ) Hidup Winda berubah setelah ia mengalami kecelakaan tragis yang menewaskan banyak korban dan bersumpah akan merubah semua kebiasaan buruknya asalkan diberi kesempatan untuk hidup. Tapi yang namanya Winda, tak ak...