" Baksonya dataangg!" Seru seorang wanita paruh baya meletakkan semangkok bakso di hadapan Winda yang masih menatap Oswald bengong
Gw yakin tadi tidak salah lihat...
Apa ada yang geser di otak gw gara gara kecelakaan itu ya?Oswald mengangkat sebelah alisnya melihat gadis cantik yang bengong di depannya, melihatnya sangat antusias bahkan hampir tak berkedip menatap Oswald
" Hai! Makanlah!" Ujar pemuda itu mengibas ngibaskan tangan di depan wajah Winda yang langsung terhentak
Windaa apa sih yang ada di pikiran lo?
Lo pikir ini drama twiligh apa?Winda menggeleng gelengkan kepala lalu segera mencomot bakso kecil di mangkuk dan mengunyahnya cepat.
" Kelaparan?" Senyum Oswald
" Uhuk uhuk." Winda langsung meraih es tehnya salting
" Pelan pelan makannya, setelah ini kita belajar!" Ujar Oswald menyodorkan selembar tyssue
OMG kok deg degkan ya?
" Belajar lagi? Ya ampun gak ada kegiatan lain apa selain belajar? Lagian situ gak lapar? Kan lo yang ngajakin gw ke sini makan bakso! Nah lo sendiri gak pesan, kenapa? Diet lo?" Cerocos Winda menyembunyikan salting dan rona merah di wajah.
Benar, kenapa Oswald tidak memesan apapun?
" Jaga bicaramu. Lihat! Semua orang menatap ke arah sini." Tunjuk Oswald. Dan benar saja, banyak pengunjung warung bakso itu yang menatap ke bangku mereka sambil berbisik bisik dan sebagian ada yang tersenyum
" Et daah santai aja, paling mereka sirik karna gw jalan sama cowok ganteng." Celetuk Winda sekenanya. Ia kemudian kembali menyantap bakso di depannya
Oswald menatap orang orang di sekitar. Wajahnya semakin pucat di bawah sinar matahari, ia seakan melihat sebuah kenangan di sana..
" Kita akan makan di sini?" Tanya seorang gadis berambut panjang begitu senang.
Oswald dengan seragam SMP saat itu hanya duduk seraya mengulas senyum menatap paras imut di depannya" Ya, aku akan menjelaskan materinya padamu sambil makan bakso di sini. Kalau di kantin nanti bisa bisa jadi gosip." Jawab Oswald kemudian membuka buku yang ia bawa
" Aaaaaa!" Tiba tiba ada yang mendorong garpu dengan bakso di depan bibirnya. Spontan Oswald membuka mulut dan mengunyah bakso itu. Melihat ekspresi gadis itu begitu senang membuat Oswald mengulas senyum.
Kenangan itu membuat air mata Oswald menetes tanpa sadar. Kini, ia menatap Winda di hadapannya, gadis yang tampak ceroboh, merepotkan tapi... Harus ia lindungi.
" Kak! Aaaaa!" Tiba tiba Winda menyodorkan garpu dengan bakso ke hadapannya, Oswald memundurkan wajah karna kaget
Kenapa dia begitu mirip dengannya?
" Ayodong aaaaaaaa!!" Paksa Winda semakin maju. Namun...
" Maaf, aku benar benar tidak bisa." Oswald justru berdiri, ia menolak
Dan itu membuat Winda mengernyit aneh" M-maksudku semua orang di sini sedang memperhatikanmu. Aku tidak ingin ada gosip sebagai guru lesmu." Oswald berdalih
" Santai saja dong. Kaku banget sih ganteng ganteng." Winda kembali menyantap bakso itu santai
" Sebenarnya gw bingung, cowok kayak lo pasti berasal dari keluarga mapan kan? Kenapa sih mau jadi guru les segala?" Tanya Winda menatap Oswald yang tampak kembali duduk menarik napas.
" Kata siapa? Tapi kalau panti asuhan terdengar mapan ya, baguslah." Celetuk Oswald menatap Winda yang seketika tak enak hati
" Sorry." Gumamnya
" Tidak ada yang bisa disalahkan karna takdir." Ujar pemuda itu tenang.
" Lalu tujuan hidup lo apa? Maksud gw lo kan pintar, good looking, yah menurut gw gak ribet buat jadi orang sukses nantinya kan. Atau lo mau instant saja? Nikah sama gw gitu. Kan nanti lo ikutan kaya."
Pemuda itu mengulas senyum mendengar celotehan Winda yang asal ke luar saja.
" Tidak semudah itu Winda."
" Lalu? Tujuan hidupmu apa?" Winda memangku tangannya di dagu
" Aku menginginkan banyak hal, kecuali...
" Kecuali?" Winda semangat
" Hidup."
Deg
Jawabannya...
Kenapa terdengar begitu dingin?Winda menatap ke dalam mata Oswald yang bergeming setelahnya. Hening, seakan waktu di sekitarnya berhenti saat itu. Entah kenapa... Seakan ada yang mencubit hatinya, Winda merasa sedih. Bahkan matanya tanpa sadar berkaca kaca setelah mendengar jawaban itu
Jauh dalam hening...
Tiba tiba...Bruuummm
Bunyi deruan sebuah mobil berhenti tak jauh dari tempat mereka nongkrong.
Sebuah mobil sporty tampak bertengger manis di sana. Seorang pemuda berambut pirang ke luar dari dalam mobil itu dengan kaca mata hitam yang nangkring di hidung mancungnya.
" Waww kerennn!" Winda ternganga
Sebaliknya... Oswald terdiam menatap sosok yang melangkah cepat ke dalam warung bakso kecil itu. Seakan sosok itu begitu dekat dengannya.
" Pesanan saya bi." Ujarnya pada pemilik bakso.
Wanita paruh baya yang tadi melayani Winda pun segera memberikan beberapa kantong plastik bakso ke tangan putih pemuda yang kemudian langsung kembali menuju mobilnya itu.
" Bak eh bii!!" Teriak Winda pada pelayan itu
" Iya non?"
" Gak salah pemuda sekaya itu pesan bakso di sini? Gila! Rame banget ya pengunjung di sini berarti?" Tanya Winda modus
" Ooh itu tuan Alfraza, suami neng Aluna non yang punya rumah besar di ujung jalan sana!"
" Sua mi?" Winda menarik napas kecewa. Oswald mengulas senyum di sisinya
" Iya, setiap kamis dia memang selalu mampir buat ambil pesanan bakso. Katanya tantenya sangat suka bakso di sini, karna almarhum anaknya yang baru meninggal sering kemari." Tutur pelayan itu
" Anak?"
" Iya. Namanya Vani..Vane.. aduh siapa ya.. Vannesa.. yaa ibu Vannesa. Cuma nyonya itu gak pernah datang sendiri ke tempat ini non. Selalu tuan Alfraza. Anaknya sih memang sering ke sini. Sayang sekali dia masih muda, cerdas. Namanya...
" Windaa." Oswald memotong perkataan pelayan itu dengan memegang pergelangan tangan Winda yang langsung menoleh ke arahnya. Akibatnya, lanjutan perkataan sang pelayan belum sempat Winda dengarkan.
" Kenapa kita membahas orang yang sudah meninggal? Kalau kamu sudah selesai makan. Mari kita pulang dan belajar!" Ajaknya begitu manis membuat Winda seakan terkena serangan diabetes instant
" Hayuukk!!" Ajaknya gampangan.
Merekapun segera membayar uang baksonya lalu beranjak pergi dari tempat itu.
Tapi Oswald...
Langkahnya terhenti kemudian menatap sebuah rumah megah yang berada jauh di ujung jalan sana. Bola matanya memerah
Tidak mungkin dia... Merindukanku
Kasih sayang yang selama ini hilang...
Tidak mungkin ada hanya karna luka
Bukankah...
Semua orang menginginkan kepergianku?" Seniooorrrr!!!" Teriak Winda menghentakkan lamunan Oswald
" Ayooo!" Ajaknya menarik tangan Oswald pergi
Karna yang sudah pergi...
Tidak akan mungkin bisa kembali...Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
OSWALD ( The Senior From The Past )
Horror( The Senior Who come from the past ) Hidup Winda berubah setelah ia mengalami kecelakaan tragis yang menewaskan banyak korban dan bersumpah akan merubah semua kebiasaan buruknya asalkan diberi kesempatan untuk hidup. Tapi yang namanya Winda, tak ak...