~ Melarikan Diri

161 33 2
                                    

Gadis itu tertidur di kamarnya dengan wajah sumringah. Ia bahkan hampir lupa pada takdir yang sudah berjarak beberapa jam lagi akan terjadi. Menatap isi kamarnya yang bagaikan kapal pecah sembari mengingat apa yang hampir terjadi di rumah sakit tadi. Begitu manis, saat Oswald memainkan mata padanya.
Winda melentangkan tubuhnya di ranjang membayangkan wajah Oswald yang datang padanya di masa depan sebagai guru les baru yang dipilih ayahnya. Kejadian kejadian lucu yang terjadi dan ingin dia ulang, keromantisan yang terjadi, semuanya begitu indah diingatannya. Bagaimana bisa ia yang pembuat onar menjadi pilihan Oswald si Senior yang dikenal cerdas dan begitu tampan layaknya pangeran. Itu seperti kisah di negeri negeri dogeng yang berputar di kepala Winda hingga...

" Windaaaaaa!!!" Teriakan keras menghentakkan lamunannya.

" Daddy?" Ia langsung terduduk di kasurnya mendengar suara itu. Dan...

" Tak." Arloji di tangannya menunjukkan angka 20:00.

Bola mata Winda membulat. Jam itu berdetak persis seperti jam dinding di kamarnya.
Wajah Winda berubah pucat

Panggilan itu?....

" Windaaaaaa!!!" Teriak Erwin sekali lagi di lantai bawah dengan nada meninggi.

" Yes daddy." Jawab Winda dengan jantung berdebar. Ia berusaha menelan ludah melangkah pelan keluar ruangan. Menatap apa yang terjadi di lantai bawah sana.

Deg. Winda tercekat

Bagaimana tidak?
2 orang polisi yang dulu menangkapnya tampak berdiri di ambang pintu, menunggunya untuk turun. Winda langsung melangkah mundur dengan wajah pucat mencoba berpikir begitu keras apa yang harus dia lakukan.

Sementara itu...

Dilain tempat..

" Raditya Oswald?" Oswald yang tengah merapikan buku bukunya di depan ruang kelas usai mengisi les tadi menoleh ke arah sebuah suara yang menyapanya dari belakang.

Ia mengernyit menatap Derin yang memang baru pertama kali bertemu secara langsung dengannya.

" Ya?" Tanyanya.
Derin mendekat, menatap dirinya dari ujung rambut sampai ujung kaki.

" Jadi ini anak haram yang populer itu, yang katanya sangat luar biasa hingga membuat Aritha berpaling dariku dan jatuh cinta padamu?" Ucap Derin membuat Oswald semakin mengernyit tak mengerti. Apa maksud ucapan yang dilontarkan Derin? Siapa dia? Mengapa dia menghina Oswald?

" Maaf sepertinya aku tidak mengenalmu!" Ucap Oswald hendak melewati Derin. Tapi...

Deg. Derin menahan lengannya.

" Kau tidak ingin bertemu dengan ayah kandungmu? Jika keluarga ibumu tidak mau menerimamu, mengapa kau tidak menemui ayahmu." Senyum Derin membuat Oswald berkeringat dingin menatapnya.

" Ikutlah denganku!" Ajak Derin kemudian melepas pegangannya di lengan Oswald karna ia yakin Oswald akan mengikutinya. Dan benar saja, Oswald melangkah mengikutinya tanpa tahu apa yang direncanakan Derin. Ia menduduki boncengan motor pemuda itu, dan Derinpun menstarter motornya yang kemudian melaju melewati malam yang mulai pekat.

Bola matanya berkaca kaca saat melihat sebuah rumah menengah ke atas dengan nuansa sentuhan seniman inggris, hampir seluruhnya penuh dengan kaca kaca indah yang memantulkan kemilau cahaya kuning keemasan dari kristall yang menjadi lampu penerang di dalamnya.

" Ayahmu adalah Sean, Sean pengusaha yang cukup sukses sebelum dia berurusan dengan ibumu Vannesa dari keluarga Abigail, memperkosanya dan membuatnya mengandungmu dengan paksa. Itu alasan kenapa kau dibuang begitu jauh oleh kakekmu Vallentino Abigail. Kau lihat kan? Semua keluargamu adalah orang orang penting. Sekarang ibumu adalah pengusaha fashion yang terkenal dan ayahmu adalah pebisnis muda yang sukses. Bagaimana kabar mereka jika semua orang tahu tentangmu?" Senyum Derin mulai memasuki pikiran Oswald

OSWALD ( The Senior From The Past )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang