~ Pesta Topeng

182 30 7
                                    

Beberapa tahun yang lalu...

Gadis itu berlari cepat menyusuri gelap malam setelah melihat pesan yang dikirimkan temannya untuk Oswald. Wajah cantiknya terlihat pucat, gaun indah yang dia kenakan menari bersama angin, begitu pula rambut panjang yang tergerai ditutupi tudung hitam yang menghiasi kostumnya di pesta malam itu. Di tangannya tergenggam sebuah topeng senada.

" Naomiii kau mau kemana?" Teriak Aritha saat berpapasan dengannya di pintu keluar sekolah. Dia tampak berkeringat dan sangat panik. Tak ada jawaban, Naomi hanya menatapnya getir lalu berpesan :

" Tolong urus segalanya setelah ini."

Pesan yang tak pernah disangka oleh Aritha menjadi pesan terakhir sang ketua Osis. Gadis itu kembali berlari melewati gelap seakan mengejar bayangan untuk melindungi takdir buruk seseorang.

Hingga...

" Naomi?" Langkahnya terhenti saat sebuah suara memanggilnya. Ia mendapati seorang pemuda tersenyum dengan kemeja hitam yang kontras dengan kulitnya malam itu. Naomi menatapnya dengan bola mata memerah dan gigi yang gemerutuk penuh kemarahan. Sebaliknya, pemuda itu terlihat tenang.

" Apa apaan ini? Kamu berjanji tidak akan menyakiti Oswald dan lain lain kan? Kita hanya akan memisahkan dia dari Aritha saja. Kenapa kau menulis pesan agar dia menemuimu?" Tekan Naomi dengan nada tinggi.

" Naomi dengarkan aku, aku hanya ingin sedikit berbicara dengan pemuda itu." Ujar  yang tak lain adalah Derin itu. Derin beberapa tahun yang lalu. Masa dimana, tragedi sang takdir lahir.

" Gak! Aku tahu maksudmu! Pasti kamu akan mencelakai dia kan? Sudah kubilang berkali kali, Oswald pasti akan bersamaku. Aku yakin itu! Kau tidak perlu menyakitinya!" Naomi meraih sesuatu dari balik kostum jubahnya.

" Naomi hati hati, itu benda tajam." Ujar pemuda itu tenang saat Naomi menunjuknya dengan sebuah belati.

" Aku tahu dan ini akan membunuhmu jika kamu berani menyakiti Oswald!" Tekan gadis itu memerah.

" Kenapa kau sangat yakin Oswald akan bersamamu?" Tanya dengan dengan tatapan tajam

"KARNA AKU ADALAH TAKDIRNYA!!" Jawab Naomi dengan mata berkaca kaca.

" Takdir? Hahaha yang aku tahu hanya satu Naomi, jika dia lenyap maka Aritha akan melihat kearah lain."

" Kau tidak akan membunuhnya!" Gadis itu semakin mengangkat tinggi belati ditangannya.

" Siapa bilang aku akan membunuhnya?" Pemuda itu menyeringai penuh maksud. Sebelum...

" Naomi?"

Deg. Naomi tercekat

Suara itu...?

" O..s..w..a...l...d." Senyum Derin lalu merogoh hp dari sakunya. Gadis didepannya terperanjat saat melihat hpnya berada di tangan Derin.

" Kau!" Naomi semakin marah. Wajah cantiknya memerah dan matanya meremangkan bulir bulir yang jatuh bergulir di pipi putihnya.

Entah kapan, Derin meraih ponsel Naomi lalu mengirim pesan pada Oswald atas namanya agar Oswald datang ke tempat itu.
Perlahan, pemuda itu meraih kembali sesuatu dari balik saku celana belakangnya. Sebuah botol dengan lambang tengkorak disilang garis merah di depan yang berarti...

" Obat keras?" Bola mata Naomi membulat

" Sudah aku bilang kan, aku tidak akan membunuhnya." Senyum Derin menunjukkan obat itu.

Sementara di sana...

" Naomi!" Teriak Oswald sembari melirik ke kanan dan ke kiri. Membaca pesan di HPnya

OSWALD ( The Senior From The Past )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang