Schiphol international airport
Hari ini semua anggota keluarga Prayuda pulang kembali ke Jakarta kecuali Bian, ia harus kembali ke Munich karena maket proyek yang di kerjakan harus segera di selesaikan.
Sekarang mereka sudah ada di bandara, siap-siap akan check in sebentar lagi namun mereka harus menenangkan Kavin terlebih dahulu karena menangis meraung tak ingin pulang. Ia masih mau di sini, tapi apalah daya, Mom dan Daddynya tidak bisa cuty lama-lama karena bukan akhir tahun, si kembar kakanya pun harus sekolah, Oma dan Opa pun harus kembali kerja.
"Huaaaaa..., Kav nggak mau pulang mommy, mau di sini sama Om Bhima, nggak mau, nggak mauuuuuuuuu" teriaknya hingga jadi perhatian orang sekitar lalu membanting tubuhnya ke lantai.
Kebiasaan Kavin jika keinginannya tidak di turuti, tantrum begitu Aliya menyebutnya.
"Kavin kan harus sekolah sayang, mbak sama mamas juga, mom dad juga kerja, oma opa juga..., yuk masuk yuk, nanti di tinggalin pesawatnya" bujuk Aliya pelan-pelan.
"Semuanya pulang aja, Kav mau di syini sama Om Bhimaaaa. Kav nggak mau sekolaahhh pokoknya Kav mau di sini!" rajuknya lagi sambil berontak di gendongan Daddynya.
Aliya menarik nafasnya berat. "Nggak, kita pulang. Nanti Om Bhima juga pulang ke rumah Oma. Tapi nggak sekarang, sekarang kita pulang duluan. Om Bhima masih ada pekerjaan di sini" Aliya mencoba sekali lagi untuk menenagkan Kavin yang meronta minta di gendong Bhima.
"NOOOOOOO!!!!' pekiknya sekali lagi membuat Aliya tak tahan.
"Udah! Mom tinggal adek ya. Ayok daddy, biar aja kita tinggal Kav" ujarnya memasang wajah sok serius saat Kavin sudah di gendongan Bhima.
Lantas Kavin meronta turun saat melihat mommy dan yang lainnya menjauh, ia menangkap kaki mommynya dan membuat langkahnya terhenti, Aliya tersenyum.
"Mommy maaaaafffffff" tangis Kavin kembali pecah saat pelukan di kaki mommynya menguat.Adrian mengangkat tubuh Kavin dan menghadapkan wajahnya pada sang Mommy. "Say sorry to mom" ujar Adrian.
Sambil mencebikkan bibirnya menahan isakan, Kavin meminta maaf. "Sorry mom, iya Kav ikut pulang, hiks" lalu tangannya merentang dan melingkari leher mommynya.
Aliya tersenyum lagi, ternyata usahanya berhasil mengerjai Kavin, Aliya tidak pernah bisa marah terlalu marah pada Kavin, semua marahnya hanya untuk efek jera Kavin saja, tidak lebih.
"Iya, ya udah, pamit sama Om Bhima" perintah Aliya saat meraih Kavin dalam gendongannya.
"Babay Om Bhima, cepet pulang ya" ujar Kav sambil mencium tangan Bhima.
"Iya, nanti Om pulang jagoan. Jangan ngamuk lagi ya, kasian mom" Bhima mengecup puncak kepala Kavin lalu bergantian dengan Mama Papa. "Take care ya mam, pap. Kabarin Bhima kalau udah sampai rumah. Gonna missed you so" ujarnya lalu memeluk Mama.
"I'm gonna miss you too, son" Mama mengecup kening Bhima dengan sayang dan menit berikutnya mereka sudah check in dan siap-siap naik ke dalam pesawat.
✈✈✈
Jam di pergelangan tangan Bhima sudah menunjukkan pukul 7.45 pagi, ia sudah berada di kampus bersama dengan temannya yang lain untuk mengikuti seminar hari ini dan setelahnya ia kembali ke Amsterdam untuk mengikuti acara PPI tahunan di sana.
"Bro, kemarin yang cewek itu adik lo?" tanya Genta, mahasiswa dari Indonesia juga, teman Bhima di sini.
"Yang mana nih? Yang kecil apa yang udah gede pakai kerudung?" tanya Bhima lagi, takut-takut Genta naksir Bryna kan bahaya. Pedofil kah? Eh?
KAMU SEDANG MEMBACA
3. Make You Feel My Love// PRAYUDA SERIES
Fiksi UmumPUBLISHED 8 Sep 2017 (17+) Mempertahankan prinsip di tengah keminoritasan bukanlah hal yang mudah di lakukan. Namun bagi seorang perempuan yang bisa membuat Abhimata Satrio jatuh hati dan bertekad untuk mendapatkan hatinya itu adalah satu tantangan...