Konak Restaurant, Beukenplein, Amsterdam, Netherland
Sebenarnya acara tahunan PPI belum selesai, sebenarnya juga di sana melimpah makanan khas Indonesia yang pastinya di rindukan para mahasiswa/mahasiswi perantauan macam Jasmine dan Bhima.
Tapi mereka merasa tidak nyaman dengan acara tersebut jadi mereka memilih untuk keluar dari sana dan mencari makanan di sekitar tempat acara dan ternyata restoran halal di sini cukup jauh jadi mereka harus menaiki bis untuk ke sana, salah satu restoran turki kesukaan Bhima kala berkunjung ke Amsterdam.
"Saya baru tahu di sini ada resto turki yang seenak ini" ujar Jasmine saat menyelesaikan potongan pertamanya.
Bhima tersenyum sambil mengunyah makanannya. "Yaa, aku sering ke sini kalau libur dan butuh hiburan" jelasnya.
"Sama pacar ya?" sergah Jasmine, Bhima menggeleng. "Lalu?"
"Sendiri aja, nggak ada pacar juga. Kalau kamu, punya?" Bhima balik bertanya. Jasmine terkekeh.
"Nggak ada" jawabnya singkat dan tersenyum.
Aduuuhh..., kuat-kuat Bhima. Jasmine senyumnya manis banget kayak habis ketumpahan gula.
Detik berikutnya mereka saling menyelami isi kepala masing-masing, hanya hening yang berpendar saat mereka sama-sama menyelesaikan makannya.
"Oh ya, habis ini langsung balik ke Leiden?" tanya Bhima saat Jasmine selesai meneguk air dalam gelasnya.
"Yaa, saya kembali ke Leiden untuk mengambil tas saya dan setelahnya harus ke Denhaag"
"Denhaag?"
"Saya ko-as di sana" jawabnya Jasmine sekenannya dan di tanggapi anggukan dari Bhima yang kembali sibuk dengan salad sayuran di hadapannya.
Pertemuan singkat itu harus berakhir saat Jasmine berpamitan pulang ke apartementnya yang tak jauh dari apartement Bhima.
Jaraknya hanya beberapa blok saja, tapi apalah daya, Jasmine hanya ada di hari-hari liburnya saja dan selebihnya ia berada di Denhaag menyelesaikan ko-asnya di sana.
🏪🏪🏪
A few months later
Leiden University Medical Center
Bhima baru saja selesai round visit dan sekarang ia sedang menginput beberapa data pasien ke dalam medical record mereka.
Saat Bhima tengah sibuk dengan berkasnya ada seorang wanita berparas cantik, berambut burgundy, namanya Kathlyn, mahasiswi lokal dan sedang berusaha mendekati dan menarik perhatian Bhima.
"Hi lieve" sapanya dengan genit. Bhima hanya melirik tidak peduli.
"...You're so busy. Let's get some food" ajaknya namun Bhima hanya diam.
"I have so many works. Pergilah sendiri" jawab Bhima dingin.
Kath mencebikkan bibirnya beberapa centi saat lagi-lagi Bhima menolak ajakannya. Pasalnya bukan satu atau dua kali Kath mengajak dan terus di tolak Bhima, ini mungkin sudah ajakan ke ratusan kalinya semenjak Kath mengenal Bhima.
"Oh please, Bhim. Sekaliiii saja, kenapa sih kau susah sekali untukku ajak makan?"
Bhima hanya melengos pergi saat mendengar protes dan meninggalkan Kath dengan tatapan kesalnya.
Lalu Kath menggerutu sendiri saat lagi-lagi Bhima meninggalkannya dengan sikap amat-sangat-dingin. Lain ketika ia sedang menangani pasien, terlebih anak-anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
3. Make You Feel My Love// PRAYUDA SERIES
Tiểu Thuyết ChungPUBLISHED 8 Sep 2017 (17+) Mempertahankan prinsip di tengah keminoritasan bukanlah hal yang mudah di lakukan. Namun bagi seorang perempuan yang bisa membuat Abhimata Satrio jatuh hati dan bertekad untuk mendapatkan hatinya itu adalah satu tantangan...