Leiden, a few months later
Setelah lamaran dadakan yang Bhima sampaikan pada Jasmine waktu mereka jalan-jalan ke Keukenhof beberapa bulan lalu yang justru di sambut tantangan oleh Jasmine dan akan di sanggupi Bhima ketika nanti pulang ke Jakarta.
Namun kesibukan mereka lagi-lagi menjadi penghalang, mereka hanya menghabiskan waktu bersama beberapa jam saja dan itupun tidak sering karena Jasmine pun harus menyiapkan segala kebutuhan kampus dan presentasi juga laporan-laporannya semasa koas jadi waktu dengan Bhima bisa di bilang hanya dalam hitungan jam saja, selebihnya Jasmine sibuk dengan keperluan kuliahnya.
Hubungan mereka tak seperti pasangan kekasih pada umumnya, ya karena memang mereka tidak pernah ada kata 'Jadian' Bhima justru tak menanyakan apakah Jasmine mau jadi pacarnya atau tidak? Justru Bhima menanyakan apa Jasmine mau jadi istri dan ibu dari anak-anaknya kelak.
Dan ada satu berita yang sungguh Bhima tak pernah menyangka sebelumnya, yaitu, permintaan perjodohan antara dirinya dan anak dari teman mamanya, Jihan namanya. Bhima jelas menolak dengan berbagai macam alasan yang ia utarakan beberapa hari yang lalu pada sang Mama lewat chat mereka.
Bhima tidak mengaku bahwa ia sudah memiliki calon sendiri pilihan hatinya di sini, Bhima bahkan dengan terang-terangan meminta Mama untuk menjodohkannya dengan Bian, bukan dengan dirinya.
Ia rasa Bian lebih pantas di jodohkan karena sikap dan sifat dinginnya pada perempuan akan menyulitkannya untuk mencari pasangannya sendiri.
Walaupun Mama sempat agak kecewa dengan keputusan Bhima yang menolak perjodohan itu tapi ya Mama tetap tidak bisa melakukan apa-apa, toh kalau memang berjodoh mereka akan bersama tapi Mama sudah terlanjur tak ingin menyakiti hati siapapun di sini maka beliau memutuskan untuk menjodohkannya dengan Bian dan Bhima dengan pilihan hatinya sendiri nanti.
Lusa, Bhima dan Bian akan pulang ke Jakarta. Bhima akan meninggalkan Jasmine di sini sekitar 2 bulan, sebenarnya Bhima tak tega harus pergi karena Jasmine akan sendirian dan jauh dari pengawasnnya, ia tahu betul Jasmine sedikit keras kepala dan susah di ganggu bila sedang serius mengerjakan sesuatu.
Apalagi di tambah dengan kondisi Jasmine yang menurun sebelum Bhima berangkat ke Jakarta membuat Bhima semakin berat hati untuk meninggalkan Jasmine sendirian.
Tapi akhirnya di hari berikutnya Jasmine sudah lebih baik dan Bhima bisa sedikit lega untuk pergi dan Jasmine mengantarnya ke bandara.
***
Jasmine bergegas kembali ke Denhaag setelah mengantar Bhima dan Bian ke bandara jam 7 ini ia sudah mulai shift sedangkan sekarang ia baru saja berada di dalam kereta menuju DenHaag.
Begitu sampai di rumah sakit, Jasmine langsung mengganti bajunya menjadi scrub warna biru muda dan snellinya, untung saja ia tidak telat masuk hari ini.
Rumah sakit masih terlihat adem ayem tanpa adanya penanganan pasien yang kelewat darurat atau apapun itu hingga pukul 10 malam ada kecelakaan beruntun yang terjadi tak jauh dari sana.
Otomatis, rumah sakit di minta bersiap karena akan kedatangan banyak pasien malam ini dan benar saja dalam 15 menit kemudian korban luka-luka langsung di larikan ke emergency room dan satu korban kritis yang harus segera mendapatkan penanganan emergency surgery malam itu juga.
Jasmine turut serta dalam operasi tersebut, melupakan perih di lambungnya yang sejak tadi berteriak minta di isi namun sekarang bukan waktu yang tepat untuk makan.
Hingga pukul 1 dini hari, Jasmine dan tim yang lain keluar dari ruangan operasi, Jasmine lelah luar biasa, perih di perutnya semakin menjadi lalu ia bergegas ke lokernya untuk mengambil makanan karena tadi William, ingat kan? Memberinya makanan hanya saja ia belum menyentuh karena langsung menangani beberapa pasien gawat darurat tadi itu dan semua baru kondusif jam 2 pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
3. Make You Feel My Love// PRAYUDA SERIES
Narrativa generalePUBLISHED 8 Sep 2017 (17+) Mempertahankan prinsip di tengah keminoritasan bukanlah hal yang mudah di lakukan. Namun bagi seorang perempuan yang bisa membuat Abhimata Satrio jatuh hati dan bertekad untuk mendapatkan hatinya itu adalah satu tantangan...