Sudah kurang lebih 3 hari Chika ada di rumah, di rawat langsung oleh Bhima dan Jasmine tapi hari ini waktunya Chika pulang kembali ke panti.
Jujur, sebenarnya Bhima tak tega mengantar Chika pulang. Tapi lagi-lagi, Bhima dan Jasmine belum berhak menahan Chika lebih lama, jadi mau tidak mau, Bhima dan Jasmine harus mengantar Chika kembali walau sudah di pastikan akan ada drama di dalamnya.
"Chika.." panggil Bhima. Chika sedang bermain dengan boneka barunya bersama Bunda di sofa ruang tengah, kemarin Aluna datang dan membawakan Chika boneka dan Chika mau boneka itu di titip di sini. Alasannya, Chika takut Ila akan mengambil boneka barunya ini.
"Iya Ayah?" Senyum Chika samar saat menyahuti panggilan ayahnya itu.
Bhima diam sejenak. "Ayo, kita pulang..." Ucap Bhima akhirnya, seketika rawut wajah Chika berubah cemberut. Bhima jadi semakin tidak tega mengantarnya pulang.
"...Jangan cemberut dong sayang.." Bhima membelai kepala Chika dan menampilkan senyumnya sebisa mungkin. "Ayo pamit oma opa dulu..." Ajaknya, Chika mengangguk pasrah lalu Jasmine dan Bhima berjalan ke depan, ada Oma dan Opa di teras depan. Aliya serta krucils sudah pulang ke Gandaria kemarin sore, rumah jadi semakin sepi.
"Oma, Opa, Chika pulang dulu ya..." Chika menyalami Oma dan Opa nya bergantian.
"Hati-hati ya sayang..." Opa mengecup pipi Chika.
Oma memeluk Chika erat setelahnya, tapi tiba-tiba Chika meneteskan air matanya saat pelukan Oma mengendur. "Shhh..., Chika jangan nangis sayang..." Ucapnya seraya menghapus air mata Chika lalu di kecupnya.
"Nggak kok oma.." elaknya. "Ayah, Bunda ayooo.." rengeknya sambil menarik tangan Ayah dan Bundanya untuk segera masuk ke dalam mobil. "Dadaa oma...Dadaa opa. Assalamualaikum..."
"Daaa sayang..., Waalaikumsalam..."
Chika segera duduk di pangkuan sang Bunda, dengan posisi sama seperti yang lalu. Menyandarkan kepalanya di dada Bunda, mendengar detak jantung Bunda. Chika suka posisi seperti ini, Chika selalu bisa tenang bila berada di dekat Bunda.
Sepanjang perjalanan Chika lebih banyak diam. Mungkin hatinya sudah bisa menerka, terlebih kemarin Kavin bilang bahwa Ayah dan Bunda akan pergi lama dan jauh, lalu Chika tidak boleh ikut.
Jasmine mengelus rambut panjang Chika, ia tahu, Chika tengah sedih saat ini. Tapi apa boleh buat, lusa Jasmine dan Bhima sudah harus berangkat ke Belanda, mereka akan pulang lebih cepat agar semua selesai tepat waktu. Walaupun sebenarnya jatah liburan mereka masih lama sekali namun keduanya sudah memutuskan untuk kembali ke sana segera dan runut dengan jadwal semula.
"Bunda..." Panggil Chika.
"Ya sayang..."
Chika makin merapatkan kepalanya di lekukan leher Bunda. "Chika takut, bunda..." Gumamnya namun Jasmine jelas mendengarnya.
"Takut kenapa...?"
Chika hanya terdiam tanpa menjawab pertanyaan Bundanya. Ia merapatkan pelukannya seolah tak mau lepas dari pelukan hangat yang membuatnya nyaman dan tidur nyenyak akhir-akhir ini.
"Bunda nggak bisa menjanjikan apa-apa untuk kamu untuk saat ini, nak. Bunda takut tidak bisa memenuhinya, Bunda takut kamu kecewa, sayang..." Batin Jasmine.
"Bunda, kata Kavin nanti bunda sama ayah mau pergi? Kemana? Chika boleh ikut?" Tanyanya tiba-tiba. Reflek Jasmine memandang Bhima. Bhima menggeleng pelan.
"Bunda sekolah sayang. Jauh dan Chika nggak bisa ikut..." Jawab Jasmine sambil mengusap punggung Chika.
"Kenapa nggak boleh?" Cecar Chika.
KAMU SEDANG MEMBACA
3. Make You Feel My Love// PRAYUDA SERIES
General FictionPUBLISHED 8 Sep 2017 (17+) Mempertahankan prinsip di tengah keminoritasan bukanlah hal yang mudah di lakukan. Namun bagi seorang perempuan yang bisa membuat Abhimata Satrio jatuh hati dan bertekad untuk mendapatkan hatinya itu adalah satu tantangan...