ROOM 20

10.4K 639 45
                                    

Bhima sekarant sedang bersiap untuk menjemput Jasmine. Hari ini Bhima ada janji bertemu Mama nadia untuk memeriksakan keadaan Jasmine yang sebelum berangkat ke Jakarta mengeluh sakit jika siklus bulanannya datang.

Bhima khawatir ada sesuatu terjadi nanti pada Jasmine bila terlambat di tangani. Lebih baik tahu sekarang daripada menyesal kemudian.

Tapi satu hal yang Bhima tekankan. Ia berjanji pada dirinya sendiri bahwa apapun hasilnya nanti, ia akan tetap di sisi Jasmine, apapun yang terjadi.

Bhima sudah berada di daerah komplek rumah Jasmine. Ia memilih di antar Pak Win daripada nyetir sendiri, mumpung Pak Win nganggur di rumah karena krucils akan di jemput Daddynya nanti di tempat les.

"Aku takut" ujar Jasmine di ujung sana.

"Apa yg kamu takutin?"

"Hasilnya"

"Apapun, mas terima. Seburuk apapun hasilnya. Kamu tenang aja, oke? Aku udah di area komplek"

"Kamu ketemu ibuk gak?"

"Ya ketemu dong. Nanti aku bilang mau ajak keluar, masa mau ajak jalan anak orang nggak izin"

"Yaudah, aku tunggu"

Klik.

Bhima mengetuk pintu di depannya sambil mengucapkan salam.

"Assalamualaikum,.." Bhima segera menyalami Bu Nisa.

"Wa'alaikumsalam" masih ada ibu dan ayah di rumah. "Masuk Bhim. Sama siapa kamu?" Bhima ikut masuk ke dalam setelah di persilakan ibu lalu menyalami ayah yang sedang baca koran.

"Sendiri aja, sama pak Win heheh. Bu, eengghh, saya mau izin buat ajak Jasmine keluar, boleh kan?"

"Ada janji sama Una ta? Ya boleh lah" jawab ibu di sertai senyum manisnya.

"Tuh Una nya keluar" ujar Ayah saat melihat putrinya menuruni tangga.

"Buk, Yah. Mau keluar sama mas" izinnya.

"Oh iya iya. Jangan malam-malam ya" jawab Ayah sambil mewanti-wanti keduanya agar tidak pulang larut malam setelah keduanya bergantian menyalami.

"Kami pamit yah, buk.. Assalamualaikum"

"Iyaaa..., Wa'alaikumsalam"

Jasmine dan Bhima segera masuk ke dalam mobil, mereka duduk berdua di belakang. Jasmine tampak gusar dan gelisah sepanjang perjalanan, keringat dingin menyerang, perutnya mulas, gugup, semua jadi satu.

Ia takut mengecewakan Bhima, ayah ibu nya, mama Lanny dan papa Hardi. Ia takut apabila hasilnya di luar ekspektasi, ia akan mengecewakan banyak orang, takut, sungguh ia rasanya ingin menghentikan semua ini.

Bhima memperhatikan wajah Jasmine yang gusar dan memucat seiring mobil mereka mendekati rumah sakit, ia tahu Jasmine kini tengah di landa ketakutan, telapak tangannua tampak basah dan memutih, ingin Bhima memeluknya namun ia tahan.

"Yang..."

Jasmine menoleh.

"It's okay" Bhima meyakinkan Jasmine sekali lagi. "I'm here, with you" ucapnya sekali lagi dan Jasmine hanya mampu menganggukan kepalanya. Hingga mobil mereka berhenti di lobby rumahsakit.

Jasmine gemetar.

"Don't be scare" Bhima meremas jemari Jasmine,akhirnya, sambil menatap mata Jasmine dan lagi, Jasmine hanya mampu mengangguk.

Mereka melangkah ke dalam, entah mengapa rasanya rumahsakit hari ini terlihat seperti menyeramkan. Padahal Jasmine hampir 24jam di rumahsakit ketika bekerja. Apa ini yang kerap di rasa pasien bila sesuatu terjadi padanya? Hanya satu. Takut.

3. Make You Feel My Love// PRAYUDA SERIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang