Kedekatan Jasmine dan Bhima semakin dekat setelah pertemuan tak sengaja waktu perpindahan pasien hari itu, sebenarnya sejak awal mereka sudah bertukar ID Line masing-masing hanya saja karena kesibukan mereka jadi lupa untuk berkabar satu sama lainnya dan setelah dinner hari itu mereka jadi sering berkomunikasi lewat chat atau pun voice call seperti sekarang ini, Bhima akan mengajak Jasmine untuk pergi ke Keukenhof Garden, taman bunga tulip terbesar yang sekarang bunganya sedang mekar.
"...Jadi, akhir minggu ini betulan nggak ada rencana kemana-mana kan, Jas?"
"Nggak kok, nggak ada. Emang kita mau ke mana sih, Bhim?"
"Aku mau ajak kamu ke Keukenhof Garden. Kebetulan keponakanku ingin minta langsung foto hasil jepretanku, jadi kenapa nggak sekalian kita jalan-jalan ke sana. Gimana?"
"Emm, boleh, udah lama juga aku nggak ke sana, Bhim. Dulu, awal-awal tinggal di sini sama roomate ku pernah ke Keukenhof tapi itu beberapa tahun yang lalu. Semua kegiatan kampus dan koas menyita waktuku bahkan untuk sekedar jalan menikmati sore saja aku nggak sempat... huh" Keluh Jasmine di ujung telepon membuat senyum Bhima mengembang seperti anak -anak yang baru di belikan permen oleh orang tuanya.
Bagaimana tidak senang, Bhima jadi laki-laki pertama yang mengajak Jasmine jalan-jalan setelah ia tak sempat lagi untuk menikmati hari-harinya karena kesibukan yang mendera bagai badai tak berujung.
Helehhh....
"Ya udah kalau gitu, hari sabtu jam 10 pagi. Aku jemput kamu ke apartement, setuju?"
"Okay meneer" jawab Jasmine lalu di sambut renyah tawanya.
"Huu menar mener menar mener. Mas, tahu. Bukan meneer, biarpun tinggal di negeri orang, inget-ingetlah panggilan biasa di Indonesia" gerutu Bhima bercanda.
"Hahahaha, iyadeh iya, Mas Bhima...." ucap Jasmine sengaja menekan kata 'Mas' saat ia mengucapkannya dan tanpa Jasmine tahu, senyum Bhima makin mengembang ketika dirinya di panggil 'Mas' oleh Jasmine.
Astaga Bhim..., retjeh banget....
"Ya udah, Jas, Mas lanjut dulu ya. Ketemu besok..., Assalamualaikum" tutupnya mengakhiri telepon.
"Oke Mas. Wa'alaikumsalam...."
🌞🌞🌞
Hari Sabtu yang cerah. Matahari sedang tersenyum hari ini di langit Leiden, langit birunya terang benderang memayungi orang-orang yang lalu lalang di sana, orang-orang yang bersepeda dan yang berjalan kaki lalu lalang di jalan dan banyak juga yang sedang duduk menikmati matahari pagi kota Leiden di pinggi kanal atau di atas boat menyapa matahari yang ceria.
Bhima sudah siap dengan kaos polo dan celana jeans juga sepatu kets New Balance biru tuanya, kamera DSLR dan tak lupa jaket tebal karena sesekali angin masih berhembus dan cukup dingin, lalu ia bergegas keluar dan menjemput Jasmine di apartementnya yang hanya berjarak dua blok dari tempat Bhima.
Ia berjalan dengan gagah dan semangat menuju ke sana, sesekali ia menyapa beberapa penjual makanan sekitar yang sudah menjadi langganannya, ya Bhima memang ramah, tak heran di sini ia memiliki banyak teman tak seperti Bian yang dinginnya seperti kulkas dua pintu.
Hingga tak terasa 15 menit sudah ia berjalan dan sampai di depan apartement Jasmine, tadi Jas sudah memberitahu berapa nomor kamarnya jadi Bhima bisa langsung masuk ke dalam gedung apartement 5 lantai itu.
"Kamar 89B, ah ini dia" gumamnya. Bhima berdiri di depan pintu lalu mengetuknya perlahan.
tok tok tok
Belum sempat Bhima mengucap salam, pintu di depannya sudah terbuka dan menampakkan Jasmine dengan longdress hitam dan kacamata di atas kepalanya yang belum ia pakai. Bhima sempat distrak hingga akhirnya tersadar.
KAMU SEDANG MEMBACA
3. Make You Feel My Love// PRAYUDA SERIES
Fiksi UmumPUBLISHED 8 Sep 2017 (17+) Mempertahankan prinsip di tengah keminoritasan bukanlah hal yang mudah di lakukan. Namun bagi seorang perempuan yang bisa membuat Abhimata Satrio jatuh hati dan bertekad untuk mendapatkan hatinya itu adalah satu tantangan...