Capek
Ngantuk
Butuh tidur!!
Iya, Bhima sudah 24 jam terakhir tidak memejamkan matanya akibat banyaknya pekerjaan di rumah sakit sejak kemarin, bahkan dua jam yang lalu baru saja ia ikut dalam operasi kolitis pseudamembran alias inflamasi pada usus besar.
Hasilnya sekarang Bhima jatuh tertidur di meja kerja ruangan dokter intern, masih lengkap dengan seragam ruang operasinya, karena terlalu mengantuk Bhima urung mengganti pakaiannya yang jujur..., sudah bau darah bercampur antiseptik, euwh.
Ganti napa, Bhim...
Bhima sudah pulas sejak 15 menit lalu, dan menit ini juga waktu kerjanya berkahir.
Makanya Bhima santai saja tidur di sana dengan posisi kepala teleng di meja dan duduk di kursi dengan suara dengkuran halus yang menandakan bahwa ia lelah luar biasa, untung setelah ini ia off day.
Kath yang tak sengaja lewat ruangan intern tiba-tiba berhenti begitu melihat sesosok tubuh tinggi yang tertidur di sana.
Kath mendekat dan dengan sadar ia tersenyum melihat lelaki pujaannya ini ada di sini dan sedang kelelahan. Ia mengulurkan tangannya lalu mengguncang tubuh Bhima pelan.
"Hey, wake up sleepy head"
"Enngghh" Bhima menghempaskan tangan Kath di pundaknya lalu perlahan ia membuka matanya.
"What are you doing here?" tanyanya masih setengah mengantuk.
"Mengganggu saja" gerutunya.
Kath malah senyam-senyum tidak bersalah karena sudah mengganggu tidur Bhima. "Hehehe, memang itu tujuanku" akunya.
Bhima hanya bisa mendengus saja mendengar jawaban Kath yang seperti itu. "Huh!" ia lalu keluar dari ruangan dan memilih untuk ganti baju dan PULANG. Tidur di apartement lebih tenang sepertinya.
Bhima berjalan menuju ruang ganti, ia cepat-cepat mencuci wajahnya dengan sabun cuci muka agar segar dan tidak kusut lalu bergegas ganti baju dengan kaos dan celana jeans saja yang lebih santai, kalau bisa juga Bhima mau cuma pakai celana pendek dan kaos tanpa lengan saja tapi ia tak segila itu pemirsa, hhhh.
Saat sudah keluar dari ruang ganti, Bhima melihat seseorang yang tak asing, seseorang yang sudah memporak porandakan perasaannya seperti badai beberapa bulan belakangan ini.
Seseorang itu adalah Jasmine. Aruna Jasmine Kusuma, ya, dia, Bhima baru tahu nama lengkapnya ternyata secantik wajah sang empunya nama.
Senyum langsung mengembang di wajah Bhima, ia seperti melihat oase di tengah gurun, but, wait, apa yang dia lakukan di sini? Pikirnya.
Bhima lalu menghampiri perempuan canti berkerudung baby purple dan masih ber-snelli yang tengah berdiri menunduk menatap layar lima inchi di tangannya.
"Assalamualaikum?" sapa Bhima.
"Wa-alaikumsalam..., Bhima?" jawabnya semringah dan langsung mengenali Bhima.
"Hai. Kamu ngapain di sini?" tanya Bhima penasaran.
"Ah ya, tadi ada pasien dari rumah sakit tempat kerjaku yang minta di pindah ke sini sama keluarganya. So, here i am" jawabnya tersenyum lagi.
Aduh Tuhan, Bhima bisa diabetes tipe 2 kalau terus seperti ini. "Kamu mau kemana, Bhim?""Mau pulang sih" rasa kantuk Bhima tiba-tiba menghilang. "Terus sekalian cari makan juga..., kamu udah makan, Jas?"
Jasmine menggeleng. "Mungkin setelah ini saya makan" jawabnya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
3. Make You Feel My Love// PRAYUDA SERIES
General FictionPUBLISHED 8 Sep 2017 (17+) Mempertahankan prinsip di tengah keminoritasan bukanlah hal yang mudah di lakukan. Namun bagi seorang perempuan yang bisa membuat Abhimata Satrio jatuh hati dan bertekad untuk mendapatkan hatinya itu adalah satu tantangan...