Keluarga besar Prayuda kini kedatangan anggota keluarga baru, seorang lagi cucu laki-laki lahir sudah ke dunia dan di sambut suasana bahagia keluarga besar ini.
Namun ada satu sisi yang mengganjal di hati Jasmine saat menggendong keponakan barunya kini. Ia menatap wajah tampan nan menggemaskan itu, pipi tembam dan rambut yang banyak. Dalam hati ia terus membatin, kapan seorang malaikat kecil akan hadir dalam rahimnya?
Ia tersenyum getir sesaat mengingatnya. Ia tahu kekurangannya, ia tahu bahwa Bhima memang tidak menuntutnya untuk segera hamil, sekeras apapun mereka berusaha. Namun, rawut wajah dan binar mata Bhima saat melihat keponakannya itu tak bisa dibohongi lagi.
Bhima menginginkannya, Jasmine tahu itu.
Tak ingin berlarut terlalu lama, mereka pamit karena hari sudah sore. Langit Jakarta sudah mengguratkan senjanya di langit sana, sang surya sudah siap kembali ke peraduannya dan di gantikan dengan sang bulan yang siap menyapa.
Mereka berdua keluar dari ruang rawat itu dalam diam setelah menutup pintu. Berjalan menuju lift dan langsung turun ke basement, Jasmine sudah diam saja. Bhima menatapnya dalam diam saat Jasmine sibuk memasang seatbeltnya.
"Are you okay?" tanya Bhima saat mobil melaju meninggalkan KMC.
Jasmine mengangguk. "Mas, ada pasar malam," Jasmine mengalihkan pembicaraan.
"Di mana?"
"Agak jauh sih kayaknya dari sini, itu lho yang lapangan sana,"
"Mau ke sana?"
"Mauu, aku bete. Pengin pacaran," satu senyum terbit di wajah Jasmine saat mengucapkan kata yang terakhir.
Bhima terkekeh lalu melajukan mobilnya di tengah kemacetan Kemang lalu mengarahkan ke lapangan yang di maksud.
Sesampainya di sana, Bhima langsung memarkirkan brvnya dengan mulus tak jauh dari pasar malam. Bhima menggandeng Jasmine dan membawanya ke tempat pembelian tiket wahana.
"Mau naik apa, yang? Tong setan? Biar bisa teriak-teriak?" ajak Bhima sambil menaik turunkan alisnya menggoda Jasmine. Namun yang ada ia malah mendapat pukulan di lengannya.
"Jangan gila! Nggak akan!" tolaknya keras.
Bhima tertawa sambil mengelus-elus bekas pukulan tadi. "Ya kan aku nanya, yang. Atau mau naik bianglala atau komedi putar tuh?"
"Bianglala aja," putus Jasmine.
"Yaudah yuk," ajaknya lalu menggandeng tangan Jasmine menuju loket tiket dan menaiki wahana tersebut.
Kita remaja yang sedang dimabuk asmara
Mengikat janji bersama selamanya
Hati telah terikat, sepasang mata memikat
Melambungkan asmara
Yang selalu meminta
Mengulur senja menanti datang
Sang pemilik hati
Rela menanti sejak terbit mentari
Tak sadar ?tuk berbagi
Segala isi di hati
Jayakan sanubari dalam bercumbu di ujung hariIndahnya kisah-kasih kita di masa remaja
Di bawah rayu senja kita di madu bermanja
Tiada masa-masa yang lebih indah dari masa remaja
Seakan dunia, milik berduaLagu Remaja milik HIVI terdengar lewat pengeras suara di sudut-sudut lapangan, seiring semakin pelannya laju berputar bianglala yang di naiki pasangan ini. Tapi ada yang lain sepertinya, Jasmine nampak kurang menikmati malamnya. Ada sesuatu yang terpendam dan Bhima belum tahu sama sekali.
Yaa walau sebenarnya mereja bukan lagi remaja 😌😌
"Hey, senyum dong," Bhima menangkup wajah Jasmine saat sudah turun dari bianglala.
KAMU SEDANG MEMBACA
3. Make You Feel My Love// PRAYUDA SERIES
General FictionPUBLISHED 8 Sep 2017 (17+) Mempertahankan prinsip di tengah keminoritasan bukanlah hal yang mudah di lakukan. Namun bagi seorang perempuan yang bisa membuat Abhimata Satrio jatuh hati dan bertekad untuk mendapatkan hatinya itu adalah satu tantangan...