Dear All, aku akan senang sekali ketika kalian membaca ceritaku, apalagi kalau kalian follow aku terlebih dahulu. Biasakan menghargai penulis ya 😉 setidaknya follow akunnya dan bila suka bisa tinggalkan jejak di kolom komen dan tekan ikon bintang untuk support cerita ini supaya bisa update cepat ya.
I'd really like when you all left a vote but i'd more like when you left a comment too😚😚 Happy reading 💕
Danke,
Ifa
__________________Jasmine menatap nanar ponselnya, ia tak sengaja membuka grup whatsapp keluarga Prayuda yang isinya 4 saudara ini serta pasangan mereka masing-masing juga Mama dan Papa.
Ia masih terdiam tak tahu harus membalas apa. Chat dari Jihan mengejutkannya, entah Jasmine harus membalas bagaimana? Selamat kah atau diam saja? Tapi rasanya tak pantas bila diam padahal ia melihat bubble chat dari Jihan dan keluarga yang lain juga sudah membalas dan mengucapkan selamat.
"Jihan hamil? Padahal baru sebulan menikah? Sedangkan aku..." batinnya mulai berkecamuk.
Stop!
Jasmine harus besar hati melihat ini semua begitu jelas di depan matanya. Ia harus selalu sabar dan positif setelah apa yang ia dan Bhima lalui kemarin. Ia harus berdoa lebih kencang, merayu Allah lebih dalam agar segera kembali di percayai untuk secepatnya mengandung lagi.
Jasmine mengetikkan satu pesan ucapan selamat serta rentetan doa di akhiri dengan emoticon kiss di akhir kalimatnya. Ia menghela napasnya berat, sampai hari ini Jasmine bahkan belum mau mengunjungi makam si Adek.
"Berbesar hati dan berbahagialah, Jas! Dia iparmu," batinnya lagi.
Jasmine masih belum di perbolehkan untuk masuk kerja. Bhima masih menahannya di rumah agar Jasmine tak mendengar ocehan pata cecurut KMC yang tak sengaja tertangkap pendengarannya.
Saat ini ia hanya sibuk di rumah, mengurus Chika. Ah, Chika, saat Jasmine pulang setelah ia mengetahui bahwa putri kecilnya itu begitu merindukan dirinya, ia memilih langsung pulang ke esokkan paginya sebelum Chika berangkat ke sekolah.
Chika awalnya takut-takut melihat Bundanya, namun pelukan dan ciuman meluluh latakkan hati Chika. Ia langsung membalas pelukan Bundanya, Jasmine menangis lagi sambil menggumamkan kata maaf terus menerus.
Siang ini Jasmine memilih untuk menjemput Chika di sekolah. Tadi Jasmine sudah izin pada Bhima untuk menyetir mobilnya sendiri dan sepulang sekolah ia ingin jalan-jalan bersama Chika. Yaa hitung-hitung menggantikan waktu yang terbuang kemarin.
Jasmine bersiap saat jam sudah menunjukkan pukul 11.30 ia lalu pamit pada Bik Minah dan mengendarai mobil yang nganggur di carport lalu menuju sekolah Chika.
Sepanjang perjalanan ada rasa senang ketika akhirnya ia bisa menikmati hari-hari sepenuhnya sebagai seorang Ibu. Ada terlintas di kepalanya untuk berhenti saja, tapi Chika pasti takkan senang dengan keputusannya untuk berhenti itu.
Ia sampai di sekolah Chika. Sekolah swasta biasa, bukan sekolah mentereng macam Kavin dan Si Kembar, Jasmine dan Bhima belum mampu saat ini. Ia turun dari dalam mobil, terlihat hiruk pikuk sekolah yang bellnya baru saja berbunyi.
Jasmine bergabung dengan ibu-ibu lain yang sedang menunggu anaknya pulang sekolah. Rata-rata ibu di sini adalah IRT semua, yang biasa setiap hari mengantar jemput anaknya sekolah.
"Bu Jasmine, tumben beberapa hari ini kelihatan jemput Chika?" tanya salah satunya begitu melihat Jasmine datang.
"Hehehe, iya bu. Saya lagi cuti jadi manfaatin waktu buat jemput sekalian deh, kalau pagi, kan, sama ayahnya. Siang sama saya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
3. Make You Feel My Love// PRAYUDA SERIES
General FictionPUBLISHED 8 Sep 2017 (17+) Mempertahankan prinsip di tengah keminoritasan bukanlah hal yang mudah di lakukan. Namun bagi seorang perempuan yang bisa membuat Abhimata Satrio jatuh hati dan bertekad untuk mendapatkan hatinya itu adalah satu tantangan...