Everybody have their own struggle and problem.
No one should be arrogant and Think so highly of themselves and look down on others.~
__________
Watch out Typo's and 18+ pillow talk
_______________
Persiapan pernikahan Bhima dan Jasmine tinggal 1% lagi. Besok, status mereka akan berubah, sah menjadi suami dan istri di mata agama dan negara. Walau kadang terbersit rasa ragu di hati, namun mereka berdua kembali mengingat hal apa yang sudah mereka perjuangkan hingga sejauh ini.
Jasmine tahu kekurangan dirinya, ia takut akan kenyataan, ia takut menghadapinya, tapi Bhima terus meyakinkannya bahwa mereka bisa melewati ini bersama dan berusaha menabahkan hati bila nantinya hal itu terjadi.
Bhima selalu berusaha untuk menjadi pundak paling nyaman untuk Jasmine bersandar, tempatnya berbagi kala senang maupun duka. Bhima mempertahankan Jasmine walaupun sekuat tenaga Jasmine meminta untuk di tinggalkan waktu itu.
Kini, selangkah lagi mereka akan memasuki gerbang kehidupan baru, menyatukan dua pikiran yang lain jadi satu. Memasuki dan membuka lembaran hidup yang baru, yang mereka takkan tahu ke depannya akan seperti apa.
Kini rumah Bhima tengah ramai orang ada Jihan, Aluna serta Oma Bunda dan Opa Ayah, sampai bude dan pakde dari Surabaya pun ikut datang, tetap dengan minus Bagus. Mama yang undang.
"Lan, Aliya dan anak-anaknya mana?"
"Nggak tahu, mbak Dina. Mungkin masih di jalan. Daripagi memang belum kesini, lagi main ke rumah mertuanya..." Jawab Mama sambil meletakkan piring penuh camilan.
"Oalaa pantesan..."
Belum sampai lima menit, Aliya, Adrian serta krucils datang dengan keriuhannya.
"Eh tuh kayaknya mereka datang deh.." ucap Mama, dan benar saja, Kavin langsung berlari meminta di peluk Omanya."Omaaaaaa..." Pekiknya begitu masuk rumah.
"Cucu Omaaa..." Peluknya.
"Darimana? Kok baru datang..?" Tanya Papa.
"Dari pondok Indah pap, sekalian nyekar ke makam Aurel. Adiknya mas Adri..." Jawab Aliya sambil menyalami satu persatu keluarganya yang ada di sana.
"Oh habis nyekar..." Sahut Mama.
"Dari rs juga sebenarnya.."
"Lho, siapa sakit? Dedek?" Sambar Oma, yang di tuduh malah cengar-cengir tak bersalah.
"Ck! Kenapa lagi?" Decak Mama sudah tak kaget lagi dengan cucu perempuannya ini.
"Ih nggak apa-apa Oma. Kan sekara g adek udh di sini..." Jawab Bryna dengan suara serak karena batuk-batuk.
"Suaranya serak gitu. Itu tangan pasti habis pakai infus..." Sergah Mama, Bryna lantas menyembunyikan tangannya ke belakang.
Sementara si abang dan mamas sudah stand by depan teve. Daddy melipir ngobrol ke belakang dengan para Opa.
"..Bryna. Nggak usah di sembunyiin, udah ketahuan.." sambung Oma.
"Mom, ditanya Oma lho..."
"Eh, kamu lho yang ditanya..." Mom malah memojokkan anaknya.
"Iya omaaa. Dedek habis diinfus, dari tadi pagi..." Jawab Bryna lagi masih dengan suara serak dan bindeng, khas orang flu dan batuk.
Oma menghela nafasnya berat. "Mesti, kalau mau ada acara, dedek pasti gini.."
KAMU SEDANG MEMBACA
3. Make You Feel My Love// PRAYUDA SERIES
General FictionPUBLISHED 8 Sep 2017 (17+) Mempertahankan prinsip di tengah keminoritasan bukanlah hal yang mudah di lakukan. Namun bagi seorang perempuan yang bisa membuat Abhimata Satrio jatuh hati dan bertekad untuk mendapatkan hatinya itu adalah satu tantangan...