Sebelumnya....
Rs Siloam, TB Simatupang
Sengaja Bhima memilih rumah sakit selain KMC, entah kenapa sepertinya Bhima sedang mencoba membuat Jasmine menghindar dari mulut-mulut yang membicarakannya. Ia juga bosan mendengar beberapa orang yang bilang dan masih menuding mereka nepotisme.
Klasik. Lagu lama kaset kusut!
Tepat dugaan mereka bahwa sudah ada janin yang bersemayam di sana dengan sehat sejauh ini hampir 5 minggu ternyata.
Jasmine juga menceritakan riwayat kesehatannya mulai dari operasi waktu itu hingga kegugurannya yang lalu. Merunut dari semua kejadian itu, terlebih keguguran Jasmine kemarin di sebabkan karena kelelahan yang berlebih jadi Obsgyn yang menangani Jasmine kini menyarankan untuk sejenak rehat dari aktivitasnya.
Jasmine seketika murung, ia tak ingin jadi lemah karena kehamilannya ini. Ia tahu, sangat tahu karena kehamilannya ini berisiko tinggi dan risiko keguguran untuk kedua kalinya akan terulang jika, jika Jasmine lalai dan mengabaikan semua perintah yang dianjurkan, lagi.
"Jadi saya benar-benar harus bed rest, dok?" tanya Jasmine sekali lagi pada Obsgyn yang bernama Celine ini.
"Seperti yang saya katakan tadi bu. Jadi kalau memang ibu sayang dengan janin di kandungan ibu, pasti ibu tahu apa yang
harus di lakukan bukan? Terlebih ibu dan bapak sekalian juga dokter, 'kan?" jelas dr. Celine dan agak sedikit menekan kata terakhirnya membuat Jasmine sedikit tercekit.Bhima menatap Jasmine yang sedang terdiam, mungkin meresapi kata-kata dokternya barusan. Ia tahu, Jasmine pasti bimbang karena buktinya waktu jatuh sakit saat masih di Belanda saja, Jasmine tetap memaksa bekerja dan baru berhenti saat kondisinya benar-benar drop. Itupun harus Bhima sampai mendiamkan dan marah padanya dulu baru Jasmine menurut.
Bhima tak ingin kejadian yang lalu terulang. Cukup jadikan pelajaran dan cukup terjadi sekali seumur hidup, Bhima tak ingin lagi, apalagi Jasmine? Iya 'kan?
Karena kehilangan itu menyakitkan dan Bhima tak ingin merasakannya untuk kedua kalinya.
"Baik dok, kalau begitu kami permisi." pamit Bhima pada dr. Celine dan membawa Jasmine keluar dari ruangan itu bersama hasil print foto usg tadi.
Jasmine masih diam sampai keluar dari rumah sakit. Bhima juga malas berdebat sekarang, ia tak ingin menambah pikiran Jasmine, biarlah ia berpikir apa yang terbaik untuk dirinya juga calon anak mereka.
❤️❤️❤️❤️
Usai pengumuman kehamilan Jasmine saat pagi di kejutan ala-ala Bhima dan Chika itu. Ia mulai kebanjiran doa dari anggota keluarga yang lain.
Rasa bahagia terus meliputi hati Jasmine, namun satu yang mengganjal sejak kemarin. Bhima memang tidak mengungkit soal apa yang di katakan dr. Celine saat pemeriksaan kemarin. Namun auranya berbeda, Jasmine tahu suaminya.
Terbukti dari percakapan teleponnya, Bhima lebih antusias mengobrol dengan Chika dibanding berbicara dengannya. Ada nada dingin tersirat saat Bhima memintanya pulang dengan Pak Amir saja, bukan dengan taksi seperti kemarin.
Rasanya pedih dan sedikit perih mendengar suara Bhima jadi datar-datar begitu saja. Jasmine jadi serba salah, ia masih bimbang dengan segalanya karena satu sisi ia masih ingin bekerja sampai setidaknya hingga usia kandungan 7 bulan baru ia akan mengambil cuti panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
3. Make You Feel My Love// PRAYUDA SERIES
General FictionPUBLISHED 8 Sep 2017 (17+) Mempertahankan prinsip di tengah keminoritasan bukanlah hal yang mudah di lakukan. Namun bagi seorang perempuan yang bisa membuat Abhimata Satrio jatuh hati dan bertekad untuk mendapatkan hatinya itu adalah satu tantangan...