Gastritis & Infeksi Usus. Yap, hasil test kemarin membuat Bhima hanya bisa menghela nafasnya asal. Ia tahu kalau Jasmine tak bisa telat makan sedikit, tapi wanita tersayangnya itu sedikit susah di beritahu yang akhirnya terkapar di rumah sakit.
Tak banyak yang di lakukan Jasmine selama di rawat di rumah sakit, ia benar-benar istirahat total sejak awal opname karena mual muntah tak karuan. Namun, ia tetap mengerjakan kewajibannya sebagai mahasiswa, menyiapkan bahan presentasi death cause untuk beberapa hari lagi.
Hanya Mama yang bisa teleponan dengan Jasmine hingga berjam-jam lamanya. Sempat juga Aliya dan Kanika berkenalan, yaa dan Jasmine tak lepas dari pengawasan Bhima yang bisa tiap jam mengirim chat atau telepon bila di Belanda sudah pagi.
Seperti saat ini, Jasmine tengah di marahi Bhima karena pulang paksa dari rumahsakit karena kekeuh ingin tetap ikut presentasi di kampus besok karena sang dosen yang di jadwalkan akan datang ke rumah sakit tempat Jasmine bekerja tidak jadi datang karena alasan lain. Jasmine harus ikut presentasi dan mengejar dosen itu sebelum beliau pergi seminar ke negara sebelah, Belgia. Selama seminggu penuh.
"Aku maksa pulang" ucap Jasmine di ujung telepon dengan nada takut-takut.
Bhima belum mau menyahut apapun, sampai akhirnya Bhima menyahuti. "Terserah, kalau kamu mau ngedrop lagi"
"Nunggu infus habis sejam lagi paling
Setelah sarapan aku pulang. Besok ke kampus" sahut Jasmine lagi belum menyadari kemarahan Bhima."Terserah"
"Mas marah?" tanya Jasmine meyakinkan dirinya kalau Bhima memang marah.
"Menurutmu?! Terserah kamu ya, mas nggak mau denger keluhan apa-apa kalau kamu kesakitan. Mas udah kasih tahu baik-baik tapi kamu kayak gini, bawa caranya sendiri, yawes. Karepmu ae" terang Bhima panjang lebar karena kesal pada Jasmine yang memaksakan diri untuk pulang hari ini dari rs.
"I'll promise. Setelah ini nggak sakit-sakit lagi. Kalau mas nggak ridho aku ntar drop lagi lho" sahut Jasmine lagi berusaha mengembalikan suasana.
"Mas emang nggak ridho kamu keluar dari rs gini caranya. Mas kan bilang sampai sembuh! Ngerti sampai sembuh kan?" Bhima makin kesal.
"Ya Allah mas kok dilanjut sih marahnya?"
"Gimana mas nggak marah kalau kamunya gini, Jas?? Mas ini lagi jauh, Jas.. Jauh.. Lama..., kamu mau mas laporin ke ayah sama ibu sekalian?" Hening. Jasmine takut. "Oh yaudah, kalau diam, berarti mau ya mas laporin ke ayah ibu" ancamnya.
"Mas jangan jahat-jahat tho...." Jawab Jasmine.
"Makanya kamu jangan jahat sama badan kamu!!"
Klik
Telepon di tutup sepihak oleh Bhima. Sontak saja Jasmine mengkeret dan menangis karena mendengar kemarahan Bhima di telepon barusan. Kalau saja besok tidak ada presentasi juga Jasmine tak akan pulang paksa seperti ini. Ia menangisi Mas-nya yang marah karena kelakuan keras kepalanya, yaa tapi mau di apakan lagi? Setelah infus habis Jasmine akan pulang, roomatenya nanti akan menjemput ke rumah sakit.
😷😷😷
Jasmine sudah sampai di apartement. Beberapa kali juga ia menghubungi Bhima namun tak terjawab atau memang sengaja tak di jawab. Jasmine hanya bisa berbaring sambil memikirkan bagaimana caranya minta maaf pada Bhima. Jasmine kembali mencoba menghunbungi Bhima lagi, di jawab, tapi yang Jasmine dapat lagi-lagi adalah, omelan."Maaaaaaassss" sapa Jasmine, akhirnya teleponnya di jawab.
"Kamu di cari mama" ujar Bhima langsung. "Telepon mama sana"
KAMU SEDANG MEMBACA
3. Make You Feel My Love// PRAYUDA SERIES
General FictionPUBLISHED 8 Sep 2017 (17+) Mempertahankan prinsip di tengah keminoritasan bukanlah hal yang mudah di lakukan. Namun bagi seorang perempuan yang bisa membuat Abhimata Satrio jatuh hati dan bertekad untuk mendapatkan hatinya itu adalah satu tantangan...