10. Khawatirmu adalah Bahagiaku

5.6K 259 3
                                    

Saat Angin berhembus kencang, aku ingin melawan arah, bahkan jika bisa akan ku lalui angin yang begitu kencang, lalu ombak yang menggulung akan ku lalui bersamamu jika Kita bersama.

Semua berlari ke arah pantai. Jarak tempuh memang lumayan jauh. Namun jika sudah melihat keindahan alam ciptaan sang Kuasa, mata siapa yang tidak terpikat saat melihatnya.

Berlarian diatas pasir dengan deburan ombak yang menghantam kaki bahkan tubuh. Untungnya, saat dijalan Dhifa dan teman-teman sudah membeli sendal jepit. Karena sayang rasanya kalau harus mengisi sepatunya dengan gundukan pasir.

Rasanya ingin berenang. Namun kami tidak ada persiapan sama sekali. Lagi pula, aku memakai hoodie. Sedangkan teman-temanku mengenakan jumpsuit, Adinda yang mengenakan jumpsuit garis-garis celana panjang, Embun dengan jumpsuit selutut motif daun. Sedangkan Rebecca mengenakan dress bunga. Mereka memang sudah bersiap untuk kepantai.

Kami juga membuat video boomerang, berfoto dan membuat video singkat dengan kamera Rey yang ia letakkan diatas bebatuan.

Sore itu saat sunset mulai terbenam, Kahfi mengingatkan aku, bahwa kini hampir malam.

Kahfi dan Dhifa duduk dengan kaki yang sama sama ditekuk. Menikmati sinar matahari senja.

"Dhi, pulang yuk. " Kahfi mengecek handphone nya.

"Loh? Emang kenapa? Kamu sakit?" dengan wajah cemasnya ia memanggil Rey. "Bentar ya, Rey!!!!!!!"

"Apaaaaa?" Teriak Rey.

Kahfi hanya menggeleng, Dhifa mungkin memang terbiasa untuk berteriak saat temannya tak mendengar. Tapi setidaknya Dhifa sudah berusaha.

"Gue mau pulang!!" Ucap Dhifa sembari berteriak lagi.

Rey menganggukkan kepalanya lalu,

"Maaf ya, aku terpaksa teriak. " ucap Dhifa memnit maaf kepada Kahfi yang ada disampingnya.

Kahfi hanya mengangguk.

"Guys.. Cabut yuk! Udah sore sekalian kita cari makan, terus ntar gue anter pulang. " ucap rey.

Handphone Kahfi berdering.

Assalamualaikum..... Assalamualaikum

"Assalamualaikum, iya ma?"

"Ohiya nggak apa apa, iya ma Waalaikumussalam. "

Handphone ditutup.

"Kenapa?" Tanya Dhifa.

"Mama sama Papa ada tugas di Amsterdam. Jadi aku jaga rumah sendirian. " ujar Kahfi.

"Mau aku temenin?" rayu Dhifa sembari mengedipkan matanya.

"Hhhe, nggak usah Dhi. Kita ke mobil sekarang, ya. "
Dhifa melepas alas kakinya yang sudah penuh akan pasir pantai. Lalu ia menggantungkannya diantara celah jemarinya.

Kahfi melakukan hal sedemikian rupa. Agar mereka kompak.

Lalu diperjalanan mereka melihat penjual jagung bakar. Dan mereka memutuskan untuk membelinya. Ketika Dhifa turun dari mobil kaki nya terpeleset trotoar yang licin. Dan Alhasil terjatuh.

"Aku mau ikut turun, "

Dan saat Dhifa turun ia malah tergelincir

"Aduhh!" ucap Dhifa.

Kahfi segera turun dari mobil, teman-temannya ingin membantu namun mereka terpanah akan paras Rey yang mempesona saat sedang memilih jagung.

"Kamu nggak apa-apa?" khawatir Kahfi.

"Sakittt. " ucap Dhifa.

Kahfi mencari sesuatu untuk menolong Dhifa, dan ia menemukan Syal dimobil.

"Nih pegang, aku tarik yah. "

Saat Kahfi menarik syal bukannya menolong, Kahfi malah ikut tertarik olehku dan terjatuh, aku ingin sekali mengabadikan moment konyol ini, tapi sayang aku hanya terdiam memerah dipipi.

"Lohh, kalian. " ucap Rey.

"Bantuin dong Bro?" ujar Kahfi.

"Ohiya, gue lupa hahah sorry?" ucap Rey.

Rey membantu Kahfi berdiri. Dan teman-temanku membantu ku.

Sesampainya dirumah, Kahfi berlarian menuju tangga balkon teras rumahku. Dan saat itu Kak Dhirga akan pergi ke Minimarket.

"Assalamualaikum, Kak? Dhifa kakinya keseleo. " dengan wajah cemasnya Kahfi menemui Dhirga.

"Sekarang dimana?"

"Ada dibawah kak. " Ia menuruni anak tangga.

"Dhifa-dhifa, " Dhirga menggelengkan kepalanya.

"Kak Dhirgaaa, sakitttt. "

Lalu aku digendong kakakku dan dibawa ke kamar untuk beristirahat.

"Maaf yah, udah ngerepotin. " ucap Kak Dhirga.

"Santai aja, bro!"ucap Rey.

"Halahhh nih bocah!" ucap Kak Dhirga, lalu iya merangkul Rey.

"Apa Kabar Bang?"

"Alhamdulillah sehat Rey, kemana aja lo?"

"Gua ke Amrik kemarin, ohya btw gue mau nganterin cewek-cewek ini dulu yah dan sekaligus mau pamit, " ucap Rey sembari tersenyum.

"Okelah, hati-hati yah, bye!"ucap kak Dhirga.

"Ohya Kafh. Lu mau-" ucapan Rey terpotong.

"Gue bisa pulang sendiri kok. Lagian rumah gue deket kok. So, thanks yah. " Sahut Kahfi.

"Yaudah kak kita pulang yah. Assalamualaikum. " Rey dan teman-teman menuruni tangga.

"Ohya Kak? Aku pulang dulu yah, kalo ada apa-apa ntar telpon aja. " ucap Kahfi.

"Oke dehh, nggak sekalian titip salam buat Dhi. " ucap kak Dhirga dengan senyum menggoda Kahfi.

"Ahahah, nggak perlu kok kak. "

"Pamit yah kak, Assalamualaikum. " ucap Kahfi.

"Waalaikumussalam. " Dhirga mengantar sampai balkon.

"Hati-hati yah bro!" teriak Kak Dhirga dari atas balkon.

Dan Kahfi hanya Melambaikan tangan.

Hijrahku Bawa Aku PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang