"Kek nya udah reda?" ucap Dhifa yang baru menyadari kalau hujan sudah berhenti.
"Pulang sekarang aja, gimana?" Ajak Rebecca.
Mereka menghabiskan minuman terlebih dahulu. Lalu pulang kerumah masing-masing.
"Ngomong-ngomong, kalian cocok, loh. " ujar Dhifa saat hendak menuju parkiran Cafe.
Kahfi pun ikut serta menyetujui hubungan Rey dan Rebecca. "Iya, nama aja sama-sama R. " ucap Kahfi.
Rey hanya sumringah, ia tersipu begitu pula dengan Rebecca. Rebecca yang kala itu mengenakan sweater berwarna hijau muda masih dengan rok Pramuka selutut.
"Dah, see you. " ucap Rey sembari menutup pintu mobilnya.
"Dah.." teriak Dhifa menutup pintu mobilnya.
Dhifa menutup pintu mobilnya sembari meletakkan handphone di atas laci mobil. Dhifa melepas sepatu sekolahnya. Membiarkan kakinya yang terbalut kaos kaki berwarna hitam merasakan dinginnya udara AC mobil.
"Udah minum kopi, tapi aku malah ngantuk. " keluh Dhifa.
"Yaudah, kamu tidur aja. Ntar aku bangunin kalo udah sampe. " ucap Kahfi.
Dhifa menguap setelah itu. Ia mengusap matanya. Lalu meregangkan jok mobil agar bisa bersandar dan meluruskan kakinya. "Hoam..."
Sementara Dhifa beristirahat, Kahfi menyetir mobil dengan santai, tanpa terburu-buru, dan saat diperjalanan ia melihat Kedai kecil.
"Hmm.."
Ia menuruni mobilnya, meninggalkan Dhifa yang sedang tertidur sendirian dengan mobil yang terkunci. Kahfi mendekati kedai tersebut.
"Mau beli apa, mas?" ucap sang penjaga kedai.
"Hmm, Cappuchino latte nya 2, Burger Specialnya 1 yah. " ucap Kahfi.
"Mohon ditunggu. " ucap sang penjaga.
"Iya." Kahfi duduk di kursi yang disediakan.
15 menit kemudian. Pesanan Kahfi sudah siap.
"Ini mas, terimakasih. " ucap penjaga kedai.
"Iya mbak, eh ini topinya mbak?" Kahfi heran melihat paper bag makanan nya terlihat sangat besar dan saat dia lihat kedalam paper bag makananya, ada sebuah topi bertuliskan Coffeholic.
"Itu gift nya mas. Kami sedang ada promo, setiap pembelian kopi varian apapun, dengan paket 1 burger spesial akan mendapatkan merchandise. " jelas sang penjaga.
"Oh oke, makasih yah. " ucap Kahfi.
"Iya mas. " senyum penjaga kedai.
Ganteng banget sihhh, kenapa nggak jadi pacar aku aja sih mas-gumam penjaga kedai.
Kahfi berjalan menyebrangi jalan raya dan tiba didepan mobil Dhifa, membuka kunci mobil lalu melihat Dhifa masih tertidur pulas.
"Hhh, masih molor aja. " ucap Kahfi.
"Hmm laper.." ucap Dhifa yang masih tertidur.
"Bangun Dhi? Ini aku beli cemilan. " ucap Kahfi.
Dhifa mengusap wajahnya. "Kenapa sih kak?" Tanya Dhifa yan masih belum dengan kondisi sadar.
"Aku Kahfi, Dhi. " ucap Kahfi.
"Hmmm." mengusap matanya.
Dhifa berusaha memulihkan kesadarannya.
"Nihh, makanan. " ucap Kahfi.
"Kok burgernya satu?" ucap Dhifa.
"Buat kamu aja. Aku masih kenyang. " ucap Kahfi.
Dhifa tau, kata-kata yang baru saja keluar dari mulut Kahfi adalah kata-kata yang sering ia dengar dari sang ibu. Dan itu semakin membuatnya menaruh hati pada Kahfi.
Dhifa menyuapkan burger dimulut Kahfi, hingga mulut Kahfi penuh berisi setengah burger. "Serius? Aaaam."Dhifa menyuapi Kahfi.
Kahfi nampaknya mengomel. Namun suaranya tak terdengar.
Saat kedua tatap mata saling memandang, dan saat itulah rem dipijak.
"Kita udah sampai!! Ngeliatin akunya udah dong! " ucap Dhifa sumringah lalu keluar dari mobilnya dan berjalan menaiki tangga.
Kahfi melepaskan burger dimulutnya, keluar dari mobil dan memanggil Dhifa. "Dhi.." panggil Kahfi.
"Iya Kahf?"
Kahfi menyusul dan segera menaiki tangga. "Aaaamm. " ucap Kahfi menyumpal mulut Dhifa dengan Burger yang sudah menjadi setengah karna telah dimakan.
Pandangan bertemu pandangan, tatapan mata saling berjumpa dan Dhifa kehilangan keseimbangan dengan satu kaki ditangga ke-empat,dan satu kaki ditangga ke-tiga.
"Eee awas!" ucap Kahfi.
Kahfi memegang tas Dhifa, yah itulah yang ia lakukan, saat pembatas antara lawan jenis dibatasi oleh batas suci yang hakiki.
"Aku pulang dulu yah, ini kuncinya. Makasih buat hari ini. " ucap Kahfi memberikan kunci mobil.
Dhifa mengangguk.
"Dah. Assalamualaikum. " ucap Kahfi berjalan meninggalkan Dhifa.
"Hati-hati yah, sayang!!"
Lagi-lagi suara Dhifa menggema.
Kahfi mengangguk. Dan ia berjalan menyusuri jalanan komplek.
Terimakasih Ya Allah, senyumnya menyejukkan hati, bahagianya membuat hatiku tenang, dan karnamu aku bisa bersamanya hingga saat ini-bathin Kahfi.
Dhifa melangkahkan kaki ke depan pintu rumah dengan kepala yang masih menoleh ke arah Kahfi.
"Enak banget yah, yang abis jalan sama pacar. " ucap Kak Dhirga meledek adik gadisnya itu.
"Kakak!" Dhifa mencubit perut Dhirga. Ia geram selalu di ejek seperti itu.
"Aw! Sakit tau!" Keluh Dhirga.
"Burger nih!" ucap Dhifa yang menyumpal mulut kakaknya dengan burgernya. Lalu ia meninggalkan kakaknya didepan pintu.
"Rese!" ucap Kak Dhirga dengan kesal dan memakan burgernya.
Dhifa menaiki tangga menuju kamarnya dan masuk kekamarnya lalu ia menghempaskan tubuhnya dengan rasa lelah.
"Aku yang dulunya gak bisa move on dari Nichol, sekarang malah ketemu sama Nichol dan aku udah sama Kahfi, yah walaupun dia bukan pacar aku sih. Ya Allah, Allah selalu punya rencana terbaik. " ucap Dhifa sembari duduk.
Matanya kini terfokus pada foto seorang pemuda berjaket dan gadis berhoodie di pantai yang ditempel di sebuah kado berukuran sedang dengan bungkus berwarna hijau.
"Loh, itu bukannya? " ucap Dhifa penuh tanda tanya ia mendekati foto yang ditempelkan dibagian samping kado.
Matanya berbinar-binar seakan akan bahagia senantiasa menghampirinya. Ia mulai membaca sepucuk kertas diatas kado itu.
Jadilah penyejuk teruntuk hati, jadilah Embun dikala pagi, namun selalu dirindukan setiap saat, jadilah senja yang banyak orang kagumi namun hanya satu pemiliknya yaitu Pencipta. Kupilih hijau karena rindang, kupilih kamu karena Allah.
-25 oktober 2012-
-00:00-your love♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrahku Bawa Aku Pulang
General FictionHai!! Aku Dhiffa aku mengalami kecelakaan hingga koma sampai saat ini aku belum sadarkan diri. Hingga akhirnya rohku bertemu dengan seorang pemuda bernama Kahfi. Apakah Kahfi akan menuntun Langkahku? Apakah Kahfi seseorang yang dikirim Allah Padaku...