49. Batas

2.3K 137 8
                                    

Setelah mendengar penjelasan Dhifa tentang Luis yang sudah menikah, Kahfi sedikit tenang saat tau kebenaran nya begitu. Luis menggandeng seorang gadis yang mengenakan kebaya selutut berwarna emas.

"Syukur deh kalo gitu. Oh ya, kamu tenang aja kita bakal nyusul kok, tapi ntar ya. " bisik Kahfi.

Dhifa tersipu malu, pipinya merona hingga blush on pun kalah saking merona nya. Ia tak sadar jika ia mengigit bibirnya karna benar-benar di buat salah tingkah. Luis yang sudah selesai menyanyi, akhirnya turun dan menyapa Dhifa.

"Hai, Dhi. " sapa Luis.

"Hai, ini istri lo, kak?" Tanya Dhifa pada Luis yang menggandeng seorang wanita cantik di samping nya.

Mereka saling berkenalan. Bercerita. Dan menikmati acara.

"Jadi kapan mau nyusul? Tapi ntarlah ya, saran kita. Tamat-in sekolah dulu. " ujar Luis.

"Iya, In syaa Allah beberapa tahun lagi. Pasti diundang kok. " ucap Kahfi.

"Oo jadi ini pacarnya?" ucap Rena.

"Bukan kok mbak, kita nggak pacaran. " kompak Kahfi dan Dhifa. Sampai-sampai mereka tertawa karena serempak nya jawaban mereka.

"Iya mbak, kita pacarannya udah nikah aja. " jelas Kahfi.

"Waduh anak ini, masih kelas 3 SMA, tapi pemikiran nya udah sampe ke situ ya. " ledek Luis.

Luis adalah kakak kelas Dhifa, mereka pacaran hanya 2 bulan, dan setelah mereka putus tak lama dari itu Luis lulus dan Dhifa naik ke kelas 2. Beberapa tahun setelah Luis lulus ia mengkhitbah Rena.

"Nggak nyangka ya, bisa ketemu disini. " ucap Dhifa.

"Oh ya, mau lanjut kuliah dimana?" ujar Luis dan Rena.

"In syaa Allah tetap milih di Indonesia. " ujar Dhifa.

"Kahfi?" tanya Rena.

Kahfi hanya tersenyum, ia ingin mengatakan bahwa ia akan melanjutkan studynya di Belanda karena kakak sepupunya lulusan sana dan tinggal menetap disana, namun ia tak sampai hati untuk mengatakannya. Karena Kahfi belum menceritakan nya pada Dhifa.

"Udah malem ni, kita pulang dulu yah. " ujar Luis yang melihat ke arah jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Iya makasih, udah dateng. " ucap Dhifa.

"Hati-hati mbak. " ucap Kahfi.

Luis dan Rena pulang. Sampailah mereka di penghujung acara para tamu undangan sudah pulang, dan tersisa 2 keluarga yang mulai beranjak pulang.

Tersisa beberapa ragam warna kebaya dan jas di dalam gedung itu. Warna navy yang berarti adalah keluarga. Juga termasuk para bridesmaids yang berasal dari sahabat adiknya Dhirga, yang berpasangan dengan para kekasih mereka yang mengenakan jas navy senada.

Adinda yang saat itu mengajak Tara, pacar nya. Mengenakan baju kebaya navy lengan 3/4 dengan rok batik sebagai bawahannya. Tara yang kala itu juga mengenakan jas navy dengan kemeja putih di dalam nya lengkpa dengan sepatu kulit hitam dan celana dasar navy. Embun dan Devano yang sama-sama mengenakan dresscode navy juga, Embun dengan kebaya model gaun yang panjang nya melewati lutut dan Devano yang mengenakan jas. Rebecca dan Rey juga mengenakan dresscode yang sama. Rebecca mengenakan kebaya berlengan pendek dengan motif yang sama dengan para bridesmaids .

"Hari ini kakak tinggal dirumah Tisya ya, Dhi. " ucap Dhirga.

"Oo okelah, bye bye " ujar Dhifa yang masuk ke mobil bersama Rey, Eca, dan Kahfi.

Cklek

"Antar Eca dulu yah. " ucap Rey.

Rebecca melihat wajah Dhifa yang agak pucat padahal sudah mengenakan make up. "Lo kenapa Dhi?" tanya Eca.

"Lo udah makan kan?" tanya Rey.

"Udah kok. " ucap Dhifa.

"Dhi kamu istirahat aja dulu. " ujar Kahfi.

"Iya, tidur aja gakpapa. " ucap Eca.

Dhifa menyandarkan kepalanya dibahu Eca. Dan saat sudah mengantar Eca, Rey mengantar Dhifa.

"Telpon aku kalo udah pulang, beib!" ucap Eca.

"Iya. Dah darling. " ucap Rey.

Dhifa setengah sadar, sejenak memejamkan mata lalu kembali terjaga.

"Dhi, udah sampe?" ucap Rey yang memarkirkan mobilnya tepat didepan tangga teras rumah Dhifa.

"Om sama Tante belum pulangz " ucap Kahfi.

"Yaudah buka aja pintunya, nih gue dikasih kuncinya. " ucap Rey.

"Aku ngantuk. " ucap Dhifa.

"Dah Dhi." ucap Kahfi.

Dhifa tersenyum lalu melambaikan tangan nya. Ia menutup pintu lalu pergi tidur menuju dikamarnya. Kahfi dan Rey pun pulang.

Dirumah Kahfi

"Hallo, iya?" jawab Kahfi ketika telpon masuk ke hpnya.

"Iya, saya Kahfi Wijaya. "

"Iya bu, nanti saya akan bicarakan sama orang tua saya dulu. "

"Iya makasih bu. "

Telpon ditutup, Kahfi yang baru saja mendapat telpon mulai memikirkan masa depannya.

Hari-hari berlalu, pembahasan tentang jenjang yang mereka tempuh setelah masa putih abu-abu selesai makin serius.

"Nggak keras ya, udah mau lulus, gue malah bingung mau ngapain. Kalo lo pasti mau kuliah ya, Dhi?" tanya Embun.

"Rencana nya sih gitu. Tapi gue tetap ngincer kampus sini. " jawab Dhifa.

"Gue sama Rey, mau daftar di UI Dhi. " ucap Eca.

"Gue rencananya juga disitu. " ucap Dhifa.

Kahfi jadi banyak melamun setelah mendapat telpon malam itu. "Lo kenapa bengong aja?" tanya Rey kepada Kahfi.

"Aa, gakpapa kok. " ujar Kahfi.

Sembari menghisap sedotan di cangkir es teh, Dhifa jadi bertanya-tanya Kahfi akan kuliah dimana. "Kalo kamu mau kemana?" tanya Dhifa.

Hijrahku Bawa Aku PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang