Hari ulang tahun Kahfi semakin dekat.
Sementara mereka makan bersama dengan mangkuk masing masing, Dhifa dan Kahfi harus berbagi makanan dalam satu mangkuk. Setelah selesai makan, mereka lalu menunaikan sholat Dhuha. Setelah sholat, Kahfi pergi ke ruang Bk untuk melihat apakah orang tuanya sudah selesai menemui Bu Eva sang guru BK? Dan saat Kahfi kesana, mama nya baru saja keluar dari ruangan BK.
"Ma? Gimana?"
"Nggak apa-apa. Lain kali jangan berantem lagi, ya. "
Sedangkan Kahfi mendapatkan perhatian, Nichol malah mendapat telpon dari mama nya.
"Mama pulang ya, kamu dimana sih! Awas ya, kalo berantem lagi!"
"Iya-iya, makasih ma. "
"Iya, pulang sekolah jangan keluyuran. "
"Iya ma. "
Nicholas saat itu masih bersama Reya dan Nita di lapangan basket.
"Nich?" panggil Reya.
"Ya?" jawab Nicholas yang baru saja memasukkan ponselnya di saku seragamnya.
"Semangat yah!"senyum Reya.
Nita yang sedang makan batagor dalam plastik, menyentuh lengan Reya dengan siku nya. "Semangatin gue juga dong!"
"Semangat ya Nita!"
Hari kedua, latihan. Dengan gitar listrik hitamnya Nicholas maju kedepan untuk tampil, dan Rey dengan stik kebanggaannya. Rey diposisi drum dan Nicholas bass.
Dum tas dum dum tas dum tas dum tas
Jrenggggg
Alunan melodi bass dan drum menyatu.
Tepukan gemuruh mengawali penampilan mereka. Semua anak Osis nampak kerepotan. Mereka membagikan makanan saat sedang latihan. Apalagi seksi konsumi, mereka memilih untuk masak sendiri. Semua seksi kerepotan. Tapi semua berjalan dengan lancar.
"Parah! Lo keren banget!!" teriak Eca pada Rey yang baru saja turun panggung.
Rey mengangkat kedua stik drum miliknya, ia lalu tersenyum kepada sang pemilik suara teriakan tersebut.
"Rey, hari ini dirumah Eca. " ujar Dhifa.
"Iyaaa, gue udah tau duluan kali, Dhi. "ucap Rey.
Kahfi nampak kebingungan, sepertinya hanya dirinya yang tidak di ajak. "Kalian mau kemana sih?"
"Cuma mau main kerumah Eca. " sahut Adinda.
Dhifa sebenernya akan kebingungan jika Kahfi ikut, tetapi jika tidak di ajak Kahfi pasti akan curiga. "Kamu mau ikut?" tanya Dhifa.
"Kayak nya nggak bisa, Dhi. Aku mau nemenin mama kerumah kak Tisya. " ucap Kahfi.
Dhifa bernafas lega. "Oh iya ya, lagi sibuk mau persiapan. " jawab Dhifa sembari memukul bahu Kahfi.
"Dhi." ucap Kahfi singkat.
Dhifa menyadari bahwa Kahfi tidak suka jika disentuh. "Kan aku mukul seragam kamu. " ucap Dhifa.
"Ada-ada aja sih kalian. " ucap Embun.
Bel tanda pulang sekolah berbunyi, Dhifa yang membawa mobil pulang bersama Eca dan Embun. Kahfi diantar oleh Rey.
"Bro, lu beneran nggak keberatan nih nampung gue?" tanya Rey yang sedang menyetir mobil.
"Yah enggaklah, santai aja kali Rey. " jawab Kahfi.
"Hahaha, yah kali aja Kahf. " ucap Rey.
"Oh ya, gue mau minta maaf. Soal kejadian pas ulang tahun lo." ucap Kahfi.
"Santai aja kali Kahf, gue tau kok perasaan lo. " ucap Rey.
Dan Rey pun sampai di depan rumah Kahfi.
"Thanks yah. "ucap Kahfi.
"Duluan sob!" ucap Rey yang menutup kaca mobil.
Kahfi masuk kerumahnya dan Rey pergi menuju Rumah Eca.
"Assalamualaikum. " ucap Rey.
"Wa'alaikumussalam. " ucap Dhifa.
"Ca, do'i lu udah dateng nih! Yuk buruan belanja!!" ucap Dhifa yang memakaikan bros di sisi kanan jilbabnya.
"What?? Belanja apaan?" kaget Rey.
"Ituloh, kita kan mau bikin kue. " ucap Embun.
"Kirain gue beli?" ucap Rey.
Rebecca yang turun dari tangga dengan kaos berwarna hitam dan overal jeans selutut. Rambut yang di kuncir satu dan sepatu slip on warna hitam. Rebecca menepuk pundak Rey lalu mengajaknya untuk segera pergi. "Udah nggak usah banyak omong. Sayang kan udah dateng. Jadi kita langsung jalan, ya. " ucap Rebecca.
Mereka pergi ke sebuah supermarket, dan disana mereka mulai mencari bahan membuat kue, dan beberapa perlengkapan. Saat keranjang sudah penuh, mereka ke kasir dan membayar belanjaan mereka.
Saat mereka masuk ke mobil, mereka mengecek belanjaan terlebih dahulu.
Embun yang sedang mengecek kantong belanjaan yang ia pegang, mencari balon yang sudah ia pilih. Namun tidak ia temukan. "Loh, kok balon nya nggak ada?"
"Bukannya tadi ada di kantong lo, Bun?" jawab Eca yang menoleh dari kursi depan.
Dhifa yang mengecek kantong belanjaan yang ada di pangkuannya, melihat balon yang telah Embun pilih ada di dalam kantong nya.
"Ada di gue, kok. "
Rey menghela nafas lega. Lalu menyalakan mesin mobil nya. "Syukur deh, di cek-cek lagi aja sekalian jalan. "
Mereka memulai perjalanannya. Dengan Dhifa yang mengecek daftar belanjaan lagi.
"Tepung?"
"Ada. " jawab Embun sembari mengecek isi kantong belanjaan dengan daftar belanjaan yang berbaris panjang di tangannya.
Dhifa juga melihat daftar belanjaan di memo ponsel nya. "Hmm, pewarna?"
"Ada, udah itu yang terakhir. " tutup Embun mengakhiri pengecekkan belanjaan.
"Alhamdulillah lengkap. " syukur Dhifa.
Saat pernalanan sudah lumayan jauh, Embun malah membuat suasana di dalam mobil menjadi bising.
"Ehh bentar-bentar, ada yang ketinggalan!!!" ucap Embun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrahku Bawa Aku Pulang
General FictionHai!! Aku Dhiffa aku mengalami kecelakaan hingga koma sampai saat ini aku belum sadarkan diri. Hingga akhirnya rohku bertemu dengan seorang pemuda bernama Kahfi. Apakah Kahfi akan menuntun Langkahku? Apakah Kahfi seseorang yang dikirim Allah Padaku...