Dhifa menyadari tingkah Kahfi yang makin aneh. Makin kesini, ia makin menghindari pertanyaan soal jenjang selanjutnya. Dhifa menunggu Kahfi yang memulai cerita. Ia tak mau Kahfi jadi tersinggung atas apapun yang akan Dhifa tanyakan.
Dhifa sekarang sedang sibuk memasuki kelas demi kelas, untuk menginfomarsikan kepada seluruh siswa. Tentang acara Prom Night yang akan di adakan di penghujung tahun ajaran.
Ujian mulai menghantam mereka. Mulai dari ujian sekolah, ujian praktek, ujian akhir sekolah hingga ujian nasional. Mulai dari praktek lari, senam, renang, yang merupakan contoh dari mata pelajaran Penjas. Lalu di mata pelajaran Bahasa Indonesia, mereka harus membaca puisi dengan irama, intonasi dan pelafalan yang jelas. Memainkan instrumen lagu wajib nasional di mata pelajaran Seni dan masih banyak lagi.
Setelah semua usai. Setelah kartu ujian yang mengalung di leher tak lagi di pakai, masa putih abu-abu berarti sudah usai. Kini tiba waktu nya untuk Prom night.
Dhifa dan Kahfi tiba disekolah, dengan gaun bernuansa soft, dan Kahfi yang mengenakan jas berwarna abu-abu tua nampak serasi berjalan bersama Dhifa. Karpet merah yang menambah nuansa glamour digedung sekolah tersebut makin mempercantik suasana prom night.
Para panitia Osis menyambut para siswa/i dari mulai gerbang hingga ke aula. Dengan seragam kompak bernuansa monokrom, dengan pohon-pohon yang diterangi tumblr light di sepanjang jalan, lampu-lampu hias, dan beraneka ragam dekorasi, bahkan mereka menyambut kakak kelas, membantu memarkirkan kendaraan, mengantar ke kursi yang disediakan, menyediakan makanan, memberikan minuman kepada semua murid dan memeriahkan acara.
"Selamat malam, selamat datang kakak-kakak yang saya sayangi, dihari bahagia ini, selamat menikmati hidangan yang telah kami sajikan, selagi menunggu acara utama bagi yang ingin menyumbangkan suara emasnya kami persilahkan, " Ujar panitia.
"Lo mau nyanyi nggak? Buat gue. " bujuk Eca.
"Ih lo tu ya, kan udah sering dinyanyiin emang nya nggak bosen?" Tanya Rey.
Krittt
Suara kursi yang di tarik keluar dari tempat semesti nya oleh seorang pemuda yang kini tengah berdiri. Berjalan menuju panggung.
"Kahf?" Panggil Dhifa yang duduk dalam satu meja bersama teman-temannya.
Suara gemuruh riuh sudah mulai terdengar. "Kahfi, kak Kahfi.."
Sontak para murid kelas 10 dan kelas 11 meneriaki Kahfi, bagaimana tidak? Kahfi populer karena tingkah lakunya yang sopan, baik, ramah, prestasi dan taklupa ketampanannya.
"Bang Kahfiiiii love you "
"Aaaaa Kahfi. "
Kahfi mengambil gitar, duduk di kursi yang telah disediakan panitia, ia petik gitar itu, lalu ia berkata.
"Lagu ini khusus untuk Dhifa. " ucap Kahfi.
Para siswi berteriak, karena bagi mereka yang Kahfi lakukan itu adalah sesuatu yang sangat romantis.
Pergilah kasih kejarlah keinginanmu selagi masih ada waktu jangan hiraukan diriku aku rela berpisah demi untuk dirimu semoga tercapai segala keinginanmu
"Kok gue jadi takut ditinggal ya?" ujar Dhifa.
"Emangnya Kahfi mau kemana?" tanya Eca.
Embun datang bersamaan dengan Devano yang ia undang. Untungnya, Embun sempat mendengar Kahfi bernyanyi di akhir lagu. Kahfi mengakhiri lagu dengan petikan gitar, tepuk tangan riuh memecahkan ke fokusan penonton.
"Aku baper loh, parah!" ujar Dhifa.
"Dhi, aku mau ngomong. "
"Ntar aja ya, soalnya bentar lagi acara utama mau mulai. " ucap Dhifa.
Acara utama dimulai, foto bersama dengan teman sekelas, kata sambutan, penampilan adik kelas, dan doa sebagai penutup.
"Gila, baru jam 9 gua kok udah ngantuk. " keluh Eca.
"Yaudah lagian acara udah abiskan, kita duluan ya, " ucap Rey.
"Gue juga. " ujar Embun.
"Kita pulang ya. " ucap Kahfi.
Dhifa mengangguk dan mereka pulang, sampainya diteras rumah Dhifa yang sunyi,
"Kamu mau ngomong apa?" tanya Dhifa.
"Kamu udah ngantuk tuh, yaudah sana gih tidur. " ucap Kahfi.
"Bye. " ucap Dhifa.
"Dah. " ujar Kahfi.
Kahfi pulang kerumah dengan rasa penuh ketidakjelasan, masa depannya, keinginannya untuk mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri sudah ditangannya, namun ia bingung haruskah ia berpamitan kepada Dhifa.
Sementara itu dirumah Dhifa.
"Assalamu'alaikum? Bu Dhifa pulang, " ucap Dhifa.
"Wa'alaikumussalam, " ucap Dhirga.
Dhifa yang melihat Dhirga duduk di sofa segera menghampiri nya dan memberikan pelukan hangat. "Kakak! Dhi Kangen!" ujar Dhifa yang memeluk kakaknya.
"Gue tidur disini, ibu sama ayah lagi keluar kota ada urusan. " ucap Dhirga.
"Nggak apa-apa deh, yang penting ada kakak. " manja Dhifa.
"Oh yah, lu laper nggak? Tisya lagi masak tuh. " ucap Dhirga.
"Iya laper banget, udah makan sih tapi masih laper. " keluh Dhifa.
Dhifa melepas sepatu wedgesnya, ia masuk ke dapur dan membantu Tisya.
"Eh, Dhi udah pulang?" Tanya Tisya.
"Iya nih kak, baru aja dianterin Kahfi. " ucap Dhifa.
"Dhi udah tau kalo Kahfi mau-" Tisya yang hampir mengatakan bahwa Kahfi akan melanjutkan study di luar negeri menghentikan ucapannya.
"Mau apa kak?" ucap Dhifa.
"Nggak, kakak cuma salah omong. Maksud kakak ngomongnya itu ke Dhirga. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrahku Bawa Aku Pulang
General FictionHai!! Aku Dhiffa aku mengalami kecelakaan hingga koma sampai saat ini aku belum sadarkan diri. Hingga akhirnya rohku bertemu dengan seorang pemuda bernama Kahfi. Apakah Kahfi akan menuntun Langkahku? Apakah Kahfi seseorang yang dikirim Allah Padaku...