32. Canggung

2.9K 148 3
                                    

Nicholas masuk kerumah Dhifa, Dhifa yang canggung akan kedatangan Nicholas pun diam tak bergeming. Beruntung nya, panggilan dari sang ibu bisa memecahkan kecanggungan tersebut.

"Dhi... Kesini sebentar sayang?" Panggil Ibu dari dapur.

Dhifa menghela nafas lega. Sekarang ia tak harus menemani Nicholas di ruang tamu. "Iya bu. " sahutnya. "Gue tinggal bentar, yah. " ucap Dhifa pada Nicholas.

Nicholas mengangguk. Dhifa pun pergi menuju dapur sesampainya di dapur, sang ibu bertanya siapakah yang datang bertamu. Setelah Dhifa menjawab bahwa yang datang adalah mantan kekasihnya, ibu malah berniat mengajak Nicholas makan bersama.

"Yah, bu. Dia tuh pasti ada maunya. Orang di sekolah dia berantem sama Kahfi terus kok. Ecca sama temen-temen Dhi juga diajak ribut. " jelas Dhifa pada Ibu.

"Loh, katanya mantan kamu? Masa nggak di ajak makan? Ibu kan belum kenal sama dia." ucap Ibu.

"Iya bu, iya Dhifa tanya dulu. " Ujar Dhifa sembari berjalan ke ruang tamu.

Tak lama pun terdengar suara ucapan salam. Yang menandakan ada orang yang datang. Tanpa pikir panjang, Nicholas membalas ucapan salam itu. Kahfi yang notabenenya sedang ada masalah dengan Nicholas di sekolah, memberi tanda sedang terjadinya perang dingin.

"Assalamu'alaikum. " ucap Kahfi yang melangkah kaki dirumah Dhifa.

Nichol pun menoleh ke arah sumber suara. Ia nampaknya tidak kaget melihat Kahfi datang kerumah Dhifa. "Waalaikumussalam." sahut Nicholas.

Berbeda dengan Kahfi, ia sangat kaget melihat Nicholas sudah duduk di dalam rumah Dhifa. "Lo?" heran Kahfi.

Dhifa datang dari arah dapur, ia melihat Kahfi yang baru saja datang, ia bingung serta canggung akan kedatangan Kahfi dan didahului oleh Nicholas.

"Hai, bro. " sapa Nicholas.

"Loh, ada Kahfi, ada temennya Dhifa juga ya?" tanya Ibu yang datang menghampiri Dhifa sembari mengajak teman putri nya makan bersama.

"Tante. " sapa Kahfi sembari menyalami Ibunya Dhifa.

"Tan. " ucap Nicholas sembari menyalami Ibunya Dhifa juga.

"Tante udah masak loh, makan disini aja ya, Kahf? Ajak Nicholas juga. " ucap Ibu.

"Iya tan, " jawab Kahfi tersenyum.

Mereka pun pergi ke dapur, Dhifa masih merasa canggung saat Kahfi dan Nicholas bertemu tak ada percakapan yang seru.

"Bu, makan siang udah siap, ya?" tanya Dhirga yang baru saja keluar dari kamarnya sembari berjalan kearah meja makan ia melihat dua pemuda disamping meja makan.

"Kak.."sapa Kahfi.

Dhirga membalas sapaan Kahfi. "Hai Kahf?" Lalu saat ia semakin mendekat. Pemuda dengan lesung pipi di kiri dan kanan itu, mengingatkan Dhirga pada seseorang. "Loh, itu bukannya?" Tanya Dhirga sembari menekati meja makan.

"Nicholas kak. " ucap Nicholas.

"Mantan Dhifa bukan, ya?" tanya Dhirga.

Nicholas hanya mengangguk dan tersenyum.

Dewi pun mulai duduk di kursi meja makan dan mengajak kedua tamu itu makan bersama. "Ayo jangan malu-malu, ini soto buatan Dhifa loh." ucap ibu.

"Serius? Tumben lo masak?" ucap Dhirga.

Dhifa menatap sinis Dhirga. Dhifa tau kakaknya akan membuat Dhifa terkesan sebagai anak yang pemalas dirumah.

"Nggak kok, Dhi emang rajin. Kalo nggak males." Ledek Dhirga.

Mereka pun makan bersama. Kali ini sangat hening, dingin dan canggung.

"Ohya Kahf, soal mahar itu gimana?" tanya kak Dhirga.

Aduh kakak jangan bahas yang itu juga kali. -bathin Dhifa

Dhifa menepuk dahinya, ia malah dibuat salah tingkah oleh kakaknya. Ia berulang kali menginjak kaki Dhirga.

"Kenapa Dhi? Ada nyamuk ya?" Tanya Kahfi.

"Ng-nggak kok Kahf. " ucap Dhifa.

"Tumben panggil nama, biasanya panggil sayang?" senyum ibu.

"Dhifa malu kali tan, kan ada Nichol. " sahut Kahfi sembari tersenyum dan menampakkan giginya yang putih.

"Loh, santai aja kali Dhi. " jawab Nichol.

Dhirga menarik bagian depan dari kaosnya. "Duh, panas banget ya. " celetuk Dhirga yang menyadari bahwa Kahfi terbakar api cemburu.

"Iya kak cuaca emang panas. " sahut Kahfi yang menekankan kata panas.

"Loh Dhi, jusnya dikeluarin dong, kek nya udah kehausan semua. " ucap ibu.

"Bu, Kahfi itu panas hatinya bukan haus. " bisik Dhirga.

"Oooo ibu kirain haus hehe. " bisik ibu.

Dhifa mengeluarkan jus dari lemari es.

"Tadaa, silahkan minum. " ucap Dhifa.

"Makasih Dhi. " ucap Nicholas dan Kahfi.

Mereka menghabiskan makan siang. Setelah membantu Dhifa dan ibunya membereskan dan mencuci piring, mereka lalu kembali ke ruang tamu untuk mengobrol.

"Maaf ya, Kahf. Soal masalah di sekolah. Lo jadi kena masalah. " ucap Nichol.

"Santai aja, lain kali sikap sama ucapan lo dijaga, ya. "

Nicholas mengangguk, mendengar ucapan Kahfi ia jadi tau bahwa Kahfi memang bukan tipe anak yang suka mencari keributan.

Tak lama terdengar suara ketukan pintu,

Tok tok tok

"Iya, bentar. "

Dhifa berdiri menghampiri pintu. Mendengar suara ketukan pintu, Nicholas baru sadar ia sudah punya janji dengan seseorang. Namun lupa, karena terlalu lama dirumah Dhifa.

Hijrahku Bawa Aku PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang