Sebelum pulang kerumah, aku yang memikir Kahfi sedari tadi, melupakan soal bunga pemberian Mr. X, dan aku melihat kalender di handphoneku. Dan tertera, malam ini Rey genap berusia 17 tahun. Kami cuma beda beberapa minggu, aku pertengahan bulan dan Rey akhir bulan, yang aku tau kesukaan Rey adalah kesukaanku, karena sama yah aku pilih sesuka hati dan dia nggak pernah komentar dan kritik apapun. Alhamdulillah Tahun ini aku bisa ngerayain ultah Rey yang ke 17 th.
"Rey, ke Mall yuk?" Ajak Dhifa.
"Mau ngapain?"
"Bego deh, mau belanja, cari cemilan, " rayu Dhifa sembari melirik handphone nya untuk mengetik pesan singkat di grup teman temannya.
Bukan grup bar-bar
Dhifa bu Hj. :
Assalamualaikum, rayain Rey yuk, malam ini dia ultah, gue udah sama dia, kalian prepare ya guys.Teman temannya kompak membalas
EccaXClub, DindaXCoffe, EmbunXSunset :
Okee bu!!"Yaudah, yuk ntar keburu malem. " ucap Rey sembari mengusap kepala Dhifa yang tertutup hijab.
"Keburu malem apaan? Ini aja udah jam 8. " keluh Dhifa.
Saat tiba di Mall, Dhifa segera melambaikan tangannya kepada teman-temannya yang telah berada disisi kafe.
"Rey masuk ke Kafe duluan aja. "
"Oke gue tunggu yah. "
Teman-temannya memasuki koridor kafe dan dilihat oleh hal layak ramai pengunjung kafe.
"Happy birthday To you! Happy birthday To you! Happy birthday Reyyyy. "
Rey tak menyangka, dan ia benar-benar kaget.
"Ahahah gue beneran nggak inget kalo gue 17 tahun. Astaga, thank you so much All."
"Happy birthday yah. " ucap Rebbeca, Embun dan Adinda.
"Happy birth,- " ucapan Dhifa terpotong.
"Makasih Dhi. " Rey memeluk Dhifa.
Ya Allah Gue bener-bener nggak nyangka kalo Dhifa orang yang gue sayang, dia ingat ultah gue, bahkan gue aja sampe lupa.
Ya Allah jaga Dhifa karena gue nggak mau di terluka. -batin Rey."Rey!" teriak Dhifa.
"Sorry, So so sorry, gue lupa lu bukan Dhifa yang dulu heheh sorry. "
"It's okay , lain kali jangan pernah ulangi. "
Dan ternyata saat Rey memelukku, disana ada Kahfi. Kahfi segera mendekati keramaian, dan yang terjadi ia menarik tanganku, yah benar benar tanganku.
"Dhi! Ayo pulang!" ucap Kahfi.
"Wohhh, santai bro. " kaget Rey.
Rebecca yang tau bahwa Kahfi memang tidak suka dengan keberadaan Rey didekat Dhifa mencoba melerai keributan. "Kita lagi ngerayain party Rey kali Kahf. " jawab Rebbeca.
Kahfi menoleh.
"Happy birthday, Bro. " ucap Kahfi dengan raut wajah kesal.
Kahfi keluar kafe dan masih menarik tangan Dhifa.
"Kahf, kamu sadar nggak, kalo kamu pegang tangan aku. "
"Bodo!" ketus Kahfi.
Saat sampai di parkiran.
"Aku lagi ngomong sama kamu Kahf. " Dhifa berusaha menarik tangannya.
"Kamu tau ini jam berapa? Udah jam setengah sepuluh malam Dhi. Kamu nggak ingat apa yang kamu janjiin ke aku, dan aku bukannya mau nagih janji kamu. Tapi aku cuma nggak mau kamu salah jalan lagi. "
"Tapikan-"
Sembari memakaikan helm dikepala Dhifa. Kahfi berkata yang sejujurnya atas sikapnya. "Dan aku nggak suka kamu sama Rey terus, cepet buruan naik. "
Kahfi menyuruhku naik ke motornya. Diperjalanan, tak ada sepatah katapun yang kami bicarakan. Hingga sampai didepan rumah, saat turun dari motor Kahfi.
"Terus kamu apa coba, dua duaan sama cewek lain di masjid. "
"Dia sepupu aku. "
"Kalo gitu Rey sahabat aku! Kenapa? Kamu mau marah! Silahkan!" jawab Dhifa meninggalkan Kahfi di bawah tangga dan menghampiri pintu.
"Karena aku sayang sama kamu, Dhifa!" jawab Kahfi.
Dhifa terdiam, lalu ia meninggalkan Kahfi. Dan masuk ke kamarnya. Dan Kahfi memutuskan untuk pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrahku Bawa Aku Pulang
General FictionHai!! Aku Dhiffa aku mengalami kecelakaan hingga koma sampai saat ini aku belum sadarkan diri. Hingga akhirnya rohku bertemu dengan seorang pemuda bernama Kahfi. Apakah Kahfi akan menuntun Langkahku? Apakah Kahfi seseorang yang dikirim Allah Padaku...