Hari ini adalah pengumuman hasil ulangan fisika, semua anak anak kelas 11 mipa berbondong bondong menuju papan pengumuman untuk melihat hasil kerja kerasnya. Gadis itu pun tak mau ketinggalan dan ikut berjalan menuju mading di depan auditorium.
"Hana , hana ,hana" sebut gadis itu sambil mencari namanya di lembaran absen.
"Hah, urutan ke terakhir" sontaknya kaget melihat namanya di urutan paling terakhir.
"Hahahha, orang bodoh kaya elu gak bakalan pantes nempatin posisi atas" sahut seseorang di belakangnya. Dan ternyata adalah Nathalie. Gadis itu tak menggubris dan lalu pergi meninggalkannya.
Memang Nathalie selalu menduduki posisi ke 3 dalam hal yang berbau fisika. Setelah posisi pertama diduduki oleh sang ketos, dan yang kedua di duduki oleh anak Ipa 1.
Saat berjalan menuju kekelasnya, seseorang menepuk pundaknya.
"Hana, lo di panggil guru fisika di kantornya" kata anak yang menepuk pundaknya tadi.
"Hah, ya ampun apaan lagi sih" decak kesalnya. Semraut wajahnya tampak pasrah dan siap untuk segala hal kedepannya setelah guru fisika berbicara dengannya.
Tok.tok.tok
"Ya silahkan masuk" sahutnya di dalam.
Gadis itu membuka pintunya dan sesekali berderai hembusan nafasnya.
"Hana, duduk lah" lanjutnya.
"Iya bu, ada apa manggil saya?" Tanyanya , dan bergegas duduk.
"Ini, ibu gak mau kasih toleransi lagi sama kamu. Kamu sudah berkali kali mendapatkan nilai fisika jelek. Sudah 6 kali ibu mengadakan ujian, tetapi nilai mu tidak ada perubahan. Ibu gak tau harus gimana lagi, gak ada yang bisa di harapkan lagi. Ibu pikir dengan tidak adanya remidial maka nilai mu akan bagus karena sudah harus intropeksi diri kalau ujian mu tidak lah bagus. Tetapi itu tidak berlaku bagimu." ucapnya membuat gadis itu tertunduk dan cemas.
"Tolong bu, kasih saya kesempatan lagi buat memperbaiki nilai saya. Saya janji bu bakalan berubah, saya janji bu. Tapi tolong bu kasih saya kesempatan buat ngerubah nilai saya" pintanya sambil memegangi tangan guru fisikanya.
"Maaf han, ibu harus memanggil orang tua mu. Dan mengurus memindahkanmu dari sekolah ini" katanya membuatnya terkejut, dan dadanya semakin berdebar.
"Pliss bu jangan, saya bakalan nurut sama ibu. Saya janji, ayo bu kasih saya kesempatan buat perbaiki nilai. Terserah ibu mau ngasihnya kapan,saya siap bu asal jangan sekarang soalnya saya belum belajar" gadis itu merengek.
Guru fisikanya menoleh kearah kalender yang terletak di meja sampinganya. Karena tak tega hati guru fisikanya pun memberi kesempatan sekali lagi.
"Ibu memberimu kesempatan sekali lagi, tapi jika kamu menyia nyiakannya ibu akan memanggil orang tuamu. Selasa minggu besok kamu ujian di meja ibu, kebetulan jam ibu mengajar tidak ada" ucapnya membuat gadis itu membulatkan matanya dan tak percaya. Beruntung, ia masih di beri kesempatan lagi oleh gurunya.
"oke bu saya terima, terima kasih banyak bu" ucapnya sambil menyalimi tangan gurunya.
"Kamu masih punya waktu 4 hari pergunakanlah baik baik"
Gadis itu pun tersenyum lebar dan pergi dari ruangan guru fisikanya.
"Gue harus berubah, ini demi masa depan dan bokap nyokap gue" gumannya dalam hati sembari jalan menuju kelasnya.
Setelah sampai di kelasnya, Nathalie dan gengnya pun sudah berdiri diambang pintu, tampaknya gadis itu tahu apa yang di lakukan Nathalie setelah melihatnya. Kelas tampak kosong, karena semua murid masih berada di depan papan pengumuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Ketua Osis [REVISED]
Подростковая литератураPertemuan yang mengesalkan berbuah mengesankan...