Rio menghampiri kedua perempuan yang sangat dia sayangi.
"Mau dimulai kapan mah acaranya?" Tanyanya kepada wanita disamping gadis itu.
Gadis itu masih tertegun dengan sosok adiknya, dia melakukan semua aktivitasnya di atas kursi roda. Pantas saja keluarganya tidak terekspos di kalangan orang-orang sekolah. Namun teman-teman club bolanya mengetahuinya, tapi kenapa sampai saat ini orang-orang di sekolah tiada yang tahu. Mungkin saja bisa terekspos jika salah satu dari teman-temannya membicarakan keluarganya dari mulut ke mulut.
Rasanya mereka tidak sejahat itu, bukan menutupi tetapi lebih baik tidak perlu di ekspos atau akan bisa menimbulkan hal buruk ke keluarganya.
"Han, kamu kenapa diam aja? Sakit?" Tanyanya membuat gadis itu berdelik kaget.
"Oh enggak kok, mm ada yang bisa hana bantu lagi?" Tanyanya.
"Nggak ada nak hana, ini mau di mulai acaranya" kata ibunya, gadis itu mengangguk.
Ayah dari Rio menghampiri gadis itu dengan adiknya yang di kursi roda.
"Abanggg" teriak adiknya, kemudian Rio bertekuk lutut memeluk adiknya yang di kursi roda. Pelukan hangat dan kecupan di kepalanya. Membuat gadis itu melihatnya sambil tersenyum teduh.
"Ini loh yah, tadi aku kenalan sama kakak ini" kata adiknya menunjuk kearah gadis itu
"Oh ini, namanya siapa?" Tanyanya membuat hati gadis itu berdebar, suara ramah ayahnya tanda bahwa keluarga ini orang yang sangat baik.
"Hana.."
"Hana, pacar Rio yah" kata Rio setelah memotong pembicaraan gadis itu
"Pacar? Lah kamu punya pacar? Ayah kira kamu udah gak suka perempuan" ledek ayahnya membuat gadis itu tersenyum
"Punyalah, oh iya Rio juga bawa hana kesini sekalian mau kenalin ke kalian" kata Rio, gadis itu bersalim tangan ke ayah Rio
"Beruntung ya kamu, bisa ngeluluhin hati anak om. Kejadian langka loh, anak om punya pacar" katanya membuat hati gadis itu kembali melambung tinggi.
"Ahh ayah, lebay. Rio baru sekarang nemuin sosok yang pas di hati. Kemaren" mah kan Rio sibuk belajar gak kepikir buat suka sama orang apalagi buat pacaran" katanya, ayah Rio hanya mengacak rambut anaknya itu
"Yaudah yuk, ntar keburu siang. Langsung di mulai ajah acaranya" kata ibunya kemudian bergantian mendorong kursi roda adiknya menuju ke depan.
Teman teman Rio yang tadi sedang berngobrol ria di depan, mulai mengampiri mereka. Suara ledekan dari salah satu mereka mulai terdengar. Ternyata tak hanya teman teman club bolanya yang datang, namun Ucup sahabat baiknya turut hadir dalam acara ini.
"Loh kamu undang Ucup?" Tanya gadis itu bingung
"Iya aku memang undang beberapa orang terdekat aja, dan orang tersayang yaitu kamu" katanya
"Sejak kapan kamu deket sama ucup?" Tanyanya lagi masih kaget melihat kehadiran ucup dalam acara ini
"Udah ya sayang jangan banyak nanya, noh liat mamah manggil kamu. Udah sana samperin" ucapnya sambil tersenyum, sebelum gadis itu menuju ke ibunya pipinya diusap lembut oleh kedua tangan Rio. Pipinya berdesir merona, buru buru ia berbalik badan menuju ke ibu Rio. Ia tak mau Rio melihatnya dalam keadaan merona seperti ini, bisa bisa di usilin olehnya.
Acara pun dimulai, semua anak anak yang di undang dalam acara ultah adiknya yang ke 7tahun mulai menduduki bangku kosong.
Ayah Rio sebagai pembawa acara dalam acara ini, sangat rapi dengan balutan kemeja senada dengan Rio. 5 menit sambutan pembuka yang di ucapkan oleh ayahnya Rio. Ada kalimat yang membuat gadis itu tertegun "Terimakasih untuk anak anak panti asuhan al-amin, turut hadir dalam acara yang berbahagia ini. Semoga Allah melimpahkan semua keberkahan kepada kita semua".
Panti asuhan? Jadi anak anak yang bermain dengan adiknya itu anak panti asuhan, gadis itu mengira bahwa itu teman teman seperumahan. Gadis itu terdiam sejenak memikirkan keluarga ini yang sangat peduli dengan anak anak panti asuhan, dan yatim piatu. Berbanding terbalik dengan keluarga gadis itu yang hanya peduli dengan segala urusan harta, kesibukan semua hanya untuk mengejar harta. Sama dengannya yang hidup dalam kemewahan, tidak mensyukuri apa yang ada. Jika diliat diposisi keluarga Rio, walaupun ia juga sama orang yang sangat berkecukupan tetapi mereka masih peduli dengan sekitar, terlebih lagi sangat mensyukuri hidup.
2 jam acara potong kue, games, dan hiburan lainnya sudah di lakukan dengan lancar, dan juga iringan doa untuk memberkahi acara ini. Teman-teman club bolanya, ikut turut serta menghibur semua anak panti asuhan termasuk keluarga Rio juga. Selanjutnya pembagian buah tangan kepada satu satu anak panti asuhan.
"Nak hana,tolong taruh kue kue itu lagi ke atas piring ya? Soalnya tante ngerasa bakalan kurang" Kata ibunya
"Oh iya tante" jawab gadis itu kemudian menuju ke meja yang di ruang tamu.
"Mau aku bantu" tawar Rio, datang dari arah belakang
"Boleh" kata gadis itu sambil menaruh kue kue ke atas piring
"Kamu aku perhatiin ngelamun ajah dari tadi kenapa? Ada masalah?"
"Nggak kok, yo maaf jika aku lancang. Adik kamu sakit apa? Kok sampai pakai kursi roda?" Tanyanya setelah sejak dari tadi menyimpan pertanyaan itu dalam hati.
"Kanker tulang" katanya singkat, gadis itu terkejut. Kata katanya seakan membuat gadis itu mematung. Rasanya ia sangat menyesal mengeluarkan pertanyaan itu. Kenapa bisa sebodoh ini.
"Ya Allah, maaf yo. Aku gak tau, seharusnya aku gak nanya itu" kata gadis itu merasa bersalah.
"Gapapa kok, aku tau kamu penasaran dari tadi kan. Makanya aku sayang banget sama dia. Dan gak boleh sampai ada yang nyakitin dia, maaf ya kalau aku suka ngaret balas pesan kamu ataupun angkat telpon. Biasanya adik aku ini pengen di deket aku terus, gak mau lepas". Kata Rio menjelaskan
Gadis itu tersenyum mengangguk, paham dengan kondisinya. Kini kepala gadis itu yang di usap lembut oleh tangan Rio. Merasa beruntung mendapat usapan lembut darinya.
Kemudian gadis itu dan Rio, membawa piring piring berisi kue kedepan teras. Menaruh kue kue itu di atas meja untuk di santap anak-anak.Saat menuju balik kedalam, adiknya Rio menarik baju gadis itu.
"Kakak Hana" katanya membuat gadis itu menengok ke arahnya.
"Iya kenapa sayang?" Tanyanya sambil bertekuk lutut menyeimbangi tinggi dengan adiknya.
"Terimakasih, aku suka kadonya" katanya sambil memeluk gadis itu. Gadis itu berbalas peluk dengan dirinya.
"Abang bilang kadonya dari kakak, pas aku buka aku suka bangett makasih ya kak" lanjut katanya setelah melepas pelukan darinya.
******************************
Holaaa.... yuhuuu kombek lagi..Gimana part ini? Aku nulisnya sampe sedih gitu sambil ngebayangin adiknya Rio *nangis bombay*. Trus rada baper juga pas di usap kepalanya sama Rio hehehe.. aku mau juga dong di usap sama kamu *ehh...
Semoga ceritaku tersampaikan feelnya kekalian ya, maklumin kalo masih flat. Aku lagi berusahan buat cerita ini penuh warna, kek aku sama kamu *ehehehe. Apaan sih ah baper baper club.
Oh iya bentar lagi mau UN aku nich, pas abis Un kuy ah aku buka opchat yang mau curcol atau tanya tanya, atau ngajak gelut. Sangat terbuka di DM wattpad aku.
Yuk mampir Vote dan komen komennya..
See you...
Salam Hangat
Aku yang selalu mencintai kalian pembaca ku ehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Ketua Osis [REVISED]
Fiksi RemajaPertemuan yang mengesalkan berbuah mengesankan...