Pelukan ini

11.2K 512 26
                                    

Sampai saat ini, rasaku bertahan disini. Rasa yang tak akan hilang oleh waktu.
Tak terkira disampingmu adalah hal terindah yang pernah ku inginkan. Tak terkira pelukan mu adalah hal yang terindah pernah ku rasakan.

"Maaf yo, gua gak bisa" ucap gadis itu menghela nafas panjang.

"Tapi han, lo tuh arghh" jawab cowo itu rada sedikit kesal.

"Gua harus balik, ini udah sore" ucap gadis itu

"Gua anter"  Ucapnya.

"Gak usah, gua bisa pulang sendiri. Makasih tawarannya" jawabnya menolak.

"Lo boleh nolak cinta gua, bukan berarti lo juga nolak ajakan gua. Lo harus pulang sama gua, ini udah sore gua gak mau lo kenapa-napa" jawabnya sambil menarik tangan gadis itu. Gadis itu hanya diam saja dan mengikuti langkahnya.

"Di hati gue masih ada nama lo, jangan khawatir. Gua masih nunggu jawaban sebenernya dari lo" ucapnya namun padangannya lurus kedepan.

"Gua tau, jawaban tadi itu cuman kepaksa" lanjutnya mengemgam erat tangan gadis itu.

"Gua tau lo gak bisa ngambil keputusan secepat ini, maaf gua terlalu memaksa, maaf juga atas hati gua yang terlalu sayang sama lo"

"Yo, kenapa lo ngomong gitu. Lo gak salah" ucap gadis itu membuat cowo itu menoleh membuat senyuman simpul.

"Mungkin, bukan sekarang kita bisa bersama. Tapi suatu saat nanti, kamu bakalan ada selalu dalam pelukan ku" katanya

Saat sampai di parkiran sekolah , mereka berdua naik keatas motor. Saat di perjalanan kepala gadis itu menjatuhkannya ke atas bahu cowo itu, merasakan nyaman saat kepalanya bersandar di bahu belakang cowo itu. Tangannya memeluk pinggang cowo itu. Bersandar di sana cukup membuat penat di pikirannya terlepas. Disisi lain, cowo itu tersenyum senang melihat gadis itu melakukan hal yang di luar dugaan.

'Aku tau kau juga mencintaiku, namun kau terlalu membebani dengan memikirkan perasaan orang lain. Kamu wanita  yang baik, kau tegar, kau kuat, jarang aku menemui sosok perempuan yang sepertimu. I love you'  batin Rio berkata.

Motor cowo itu tiba di depan rumah gadis itu. Gadis itu melepaskan pelukannya, terlihat matanya sedikit sembab.

"Makasih, sudah mengantarku" ucap gadis itu setelah turun dari motornya.

"Sama-sama, makasih juga atas pelukan tadi. Gua nyaman , pengen rasanya tiap hari di peluk sama lo" kata cowo itu membuat gadis itu hanya tersenyum.

"Yaudah sana masuk" ucap cowo iti di balesnya anggukan

Gadis itu berjalan masuk kedalam rumahnya. Sesaat sampai di kamarnya, tubuhnya langsung ambruk di atas kasur. Perlahan, air matanya mengalir di pelipis matanya.

Gadis itu termenung, memikirkan bagaimana posisi perasaan pada saat ini. Sedih, bingung, dilema, semua menjadi satu. Di tariknya satu lembar tisu untuk menghapus air matanya. Dia bukanlah sosok perempuan yang lemah hanya karena cinta, dia bangkit dari tempat tidurnya, menarik nafas panjang. Mencoba rileks, dengan duduk di pinggir kasurnya. Langkahnya beranjak menuju ke kamar mandi, untuk mengambil air wudhu. Air wudhu yang membasuh mukanya membuat ia terasa sangat adem, dan hatinya kian terasa mulai tenang. Adzan magrib berkumandang, ia siap siap untuk mengambil peralatan shalatnya.

Sesudah menunaikan ibadah shalat magribnya, gadis itu keluar kamar menuju meja makan. Mamahnya tampak bingung melihat wajah anaknya yang begitu sembab.

"Kamu kenapa nak? Ada masalah?" Tanya mamahnya

"Oh nggak ada apa apa kok mah" ucap gadis itu duduk di sebelah abangnya

"Loh itu muka kamu sembab, kamu abis nangis?" Tanyanya sekali lagi

"Nggak kok, tadi aku kelelahan. Makanya langsung ke kamar buat istirahat" ucapnya  meyakinkan semua orang di meja makan.

Sekitar 10 menit mereka makan malam bersama, gadis itu berjalan menuju ke kamarnya. Lalu langsung menarik kursi meja belajarnya, dagunya di topang oleh tangan sebelah kiri. Gadis itu melamun, memikirkan lagi untuk kesekian kalinya tentang hatinya ini.

Pintu kamarnya terbuka, sosok ibunya berdiri di ambang pintu kamarnya. Menatap jelas ke arahnya, gadis itu langsung terbangun dari lamunannya.

"Mamah?" Tanyanya terheran heran

"Mamah tau kamu punya masalah, kenapa kamu gak cerita ajah sih sama mamah?" Ucap mamahnya, gadis itu terdiam sesaat.

"Kamu gak bisa bohongin mamah nak, hati seorang ibu itu peka" ucapnya lanjut

"Aku gak ada masalah apa apa kok mah, beneran" ucap gadis itu meyakinkan mamahnya

"Nak, apasalahnya kamu cerita sama mamah? Kamu kenapa?" Tanya sekali lagi, masih tidak yakin akan ucapan anaknya.

Langsung di peluk tubuh mamahnya, gadis itu menangis di pelukan. Sejak dari tadi ia masih tak mampu mengeluarkan beban di hatinya. Namun saat menangis di pelukan mamahnya, semuanya seolah berkata. Hati ini, tubuh ini berkata bahwa aku sudah tak mampu lagi berusaha tegar.

"Ya Allah nak, kamu kenapa? Cerita sama mamah" kata mamahnya mengusap air mata gadis itu.

Gadis itu menarik nafas panjang, berusaha mengontrol dirinya. Gadis itu mulai bercerita, sekitar 15 menit ia menghabiskan waktu untuk bercerita.

"Oalah, Rio toh. Duh anak mamah lagi jatuh cinta ternyata. Nak, memang memilih itu lebih sulit, kamu orang sangat baik terhadap sahabatmu. Tapi nak? Apa kamu masih sanggup buat membatasi hati mu itu kepada dia? Biarlah hati kamu yang berkata, bukan paksaan dari emosi di pikiran kamu" ucap mamahnya, gadis itu terdiam.

"Tapi aku gak mau buat Lia kecewa sama aku" kata gadis itu

"Iya mamah tau, kamu sangat sangat sayang kan sama sahabatmu itu? Mamah gak bisa memihak kamu memilih Lia atau Rio. Yang mamah mau ikuti kata hati mu saja" ucap mamahnya membuat gadis itu terangguk angguk.

"Mamah mau kamu sekarang jangan terlalu membebani masalah ini, kamu masih muda. Banyak hal yang lebih menarik di luar sana, bukan sekedar cinta. Mamah gak mau kamu terus menerus kayak gini. Tunggu waktunya saja kamu pasti akan bersama dia" kata mamahnya membuat gadis itu tersenyum.

"Kalian masih dalam masa-masa cinta monyet, masa dimana cintanya belum serumit cinta orang dewasa. Masalah ini pasti bisa kamu atasi. Mamah harap masalah ini tidak menganggumu dalam belajar. Mamah sayang banget sama kamu nak. Kalo ada masalah jangan di pendam sendiri. Mamah kan bisa bantu" ucapnya sekali lagi membuat gadis itu lirih.

"Yaudah, gimana? Ada kabar apa disekolah?" Tanya mamahnya

"Nggak ada mah, seperti biasanya" ucap gadis itu

"Mah makasih ya, udah ngertiin aku. Aku kira mamah gak sebegitu mendukung sama masalah aku. Makanya aku lebih milih buat mendam"

"Hey nak, mamah mana mungkin tidak peduli sama kamu. Kamu jangan seperti itu. Mamah sangat sangat sayang kamu" ucapnya lalu memeluk gadis itu.

********* ********* ********* *********
Happy Reading....

Kembali lagi sama cerita Hana dan Rio. Duh malem malem minggu paling pas deh baca cerita aku.. he he he

Terimakasih yang masih menunggu, setia sama cerita aku. :)) yuk ah mampir beri tanda bintang ;)

Love you more... ♡

Salam Hangat
Hana Azizah Ramadhani

Love Ketua Osis [REVISED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang