Kekecewaan Teramat Dalam

8.9K 370 23
                                    

Mereka berdua tiba di depan rumah lia, namun rumahnya tampak sepi. Gadis itu beberapa kali memijat tombol bel rumahnya. Namun tak ada tanda tanda ada orang di rumah. Gadis itu masih terlihat sembab di wajahnya. Mereka berdua kembali ke dalam mobil yang di parkirkan di sebrang jalan, sambil menunggu kemunculan lia. Gadis itu termenung, penuh sendu dalam hatinya. Rio langsung merangkul gadis itu menarik ke dalam pelukan.

Air mata gadis itu kembali meluncur, menahan sesak dalam dada. Gadis itu terisak, kepalanya di usap usap oleh Rio.

"Udah jangan nangis, nanti biar aku ajah yang jelasin. Maafin aku" katanya, namun gadis itu masih menangis. Tangisannya kian mengalir deras. Beberapa menit kemudian, terlihat Lia di antar pulang oleh adit dengan motornya. Dengan wajah yang sendu, dengan cepat Rio berlari keluar bersama gadis itu.

"Liiii" teriak gadis itu, langkah lia tergesa membuka pintu pagarnya. Namun tangan kirinya di cekat oleh Adit.

"Tunggu lii, gua disini mau ngejelasin" kata gadis itu

"Mau ngejelasin apaan lagi? Semuanya udah jelas bukan. Lo jadian sama Rio." Bentak Lia kepada gadis itu, tangan gadis itu langsung di genggam oleh Rio.

"Hana disini mau ngejelasin li, bukan mau ngajak berantem. Ngomongnya jangan sampai ngebentak gitu" kata Rio membela pacarnya.

"Hahaha, pantesan tiap kali gua ngomong sama lo berkaitan dengan Rio. Lo selalu gak peduli gitu, gua kira lo emang gak peduli sama dia. Eh tataunya. Gua paham, beberapa minggu terakhir ini lo selalu sendiri, udah gak mau ke kantin bareng lagi atau ngelakuin bareng lagi sama gue. Ternyata udah ada dia" ucapnya bernada tinggi sambil menunjuk ke arah Rio.

"Bukan gitu li, plis li maafin gua" kata gadis itu

"Orang kayak lo itu gak pantes buat di maafin, dimana pikiran lo? Kalo lo suka ya bilang dari awal, gak kayak gini. Munafik, kecewa gua sama perlakuan lo" kata Lia terus menerus mengeluarkan perkataan amarahnya.

Gadis itu terdiam sesaat mencoba mengumpulkan daya untuk menjelaskan. Di tarik nafasnya dalam dalam.

"Maaf, gua emang jadian sama Rio udah dari beberapa hari yang lalu. Gua lagi mencoba buat ngejelasin ke lo li, tapi selalu gagal karna gua belum berani buat ngungkapin semua ini ke lo. Gua takut. Gua gak mau pertemanan kita ancur" kata Gadis itu terlihat masih sendu di wajahnya.

"Kalo lo takut. Lo gak bakal jadian sama dia, dan bakalan inget sama pertemanan kita" kata Lia membentak

"Maaf li, semua ini salah gua. Bukan salah Hana, disini gua yang jatuh cinta sama Hana. Gua suka sama Hana udah dari lama. Jadi plis jangan salahin Hana. Semua ini salah gua" kata Rio menjelaskan.

"Cih, udahlah gak usah membela dia. Udah jelas. Makasih buat pertemanan kita selama ini, gua cukup kecewa" kata Lia masuk kedalam rumahnya.

Adit yang sedari tadi diam tak banyak bicara, bukan tak ingin membantu menyelesaikan keributan ini. Namun saja ia tak berniat untuk mencampuri masalah ini.

"Sorry bro, gua disini gak tau menau masalah ini. Kenapa sih?" Kata Adit bertanya ke Rio.

"Gua pacaran sama Hana" kata Rio, mata Adit terbelalak kaget bukan kepalang.

"Serius? Selamat ya" kata Adit, mengulurkan tangan.

"Oh iya, tenang ajah han. Lia gak bakalan sejahat itu, nanti juga dia bakal baikan lagi. Percaya deh" kata Adit mencoba menenangkan gadis itu

"Tapi dit, gua liat tadi dia kecewa berat sama gua. Ah kenapa gua bisa sejahat ini" ucap gadis itu menangis sambil memukul kepalanya

"Kamu gak jahat, jangan menyalahkan diri kamu. Jangan takut, disini ada aku. Aku bakalan nyelesain masalah ini" kata Rio merangkul gadis itu

"Hmm, sulit. Kalian abis ini mau kemana?" Tanya Adit masih di atas motornya.

"Nganter Hana pulang, gua gak tega liat dia kayak gini" kata Rio, masih menatap gadis itu tertunduk sedih.

"Ada yang mau gua bicarain, penting sih buat kalian berdua. Bagaimana? Kalo kalian bisa abis magrib ya ketemuan di cafe deket sekolah" kata Adit

"Gua sih bisa ajah, tapi Hana nya?" Ucap Rio melirik ke gadis itu

"Yaudah gua bisa kok" kata gadis itu, menyetujui ajakan Adit.

"Yaudah aku anter pulang ya, nanti abis magrib aku jemput" kata Rio

"Yaudah gua balik nganter Hana dulu ya dit" lanjut kata Rio ke Adit. Di balas angguk olehnya

Mereka berdua berjalan menuju ke dalam mobil, gadis itu terdiam tak mengeluarkan sepatah katapun. Saat di perjalanan, gadis itu sedari tadi hanya melamun.

"Udah jangan terlalu dalam sedihnya. Kan tadi juga kamu udah minta maaf" kata Rio, mobilnya tiba di depan pagar rumah gadis itu. Namun gadis itu belum turun dari mobil.

Dengan spontan, gadis itu memeluk tubuh Rio. Meluapkan semua masalahnya yang sudah membendung dengan air mata. Rio langsung berbalas peluk , menenangkan gadis itu sambil mengusap punggung belakang.

"Udah, kamu jangan sedih" kata Rio

Gadis itu masih menangis dalam dekapan dadanya. Tangisannya membasahi baju yang di kenakan Rio.

"Aku gak tega liat kamu kayak gini, gimana kalo kamu aku ajak ke suatu tempat " Tawar Rio melepas pelukan gadis itu. Langsung di usap air mata gadis itu dengan kedua ibu jari Rio.

"Kemana?" Tanya gadis itu, kelopak matanya mulai membengkak akibat tangis yang tidak berhenti, sejak dari tadi.

"Mmm kemana ya, tapi aku nggak tega liat kamu cape gini" kata Rio menatap wajahnya.

"Gapapa, aku emang pengen nyari tempat buat nenangin hati. Sebab kalo aku di rumah yang ada aku malah kepikiran trus" ucap gadis itu diangguk oleh Rio

Mobilnya meluncur dari pelantaran rumah lia. Tak lama ponselnya bergetar, menandakan beberapa pesan masuk ke dalam ponselnya. Saat di lihat grup kelas yang terlihat ramai dari biasanya.

Gadis itu menatap ponselnya, semua terlihat gaduh dengan chat yang dikirim Lia di grup kelas.

Lia : Gue gak sangka gais temen sebangku gue penghianat

Chat seperti itu yang di kirim lia di grup kelasnya, semua mulai bermunculan. Menimbulkan tanda tanya bagi mereka. Penasaran apa yang di maksud oleh chat Lia.

Gadis itu terdiam, memang pantas dirinya disebut penghianat. Ia sangat menyesal seharusnya ia menjelaskannya dari awal. Bukan malah merubah sikap menjadi penyendiri di kala itu , dan terlihat tidak peduli dengan apa yang di bicarakan lia berkaitan dengan Rio.

Gadis itu langsung mematikan ponselnya, kembali memasukannya ke dalam tas. Feeling ia berkata bahwa setelah abis ini kembali menyalakan ponselnya. Pasti langsung di serbu ribuan pesan dari teman temannya menanya perihal masalah dirinya.

******************************
Yuhuu..... kombek nich
Sore kamu, kalian , dan semuanya....

Karena aku gak tega liat komentar kalian yang penasaran sama part selanjutnya.  Jadinya hari ini aku ngetik sambil belajar juga hehehe...

Baik sekali kan diriku (muji diri sendiri) hehehe

Gimana puas gak? Baper gak? Huh emang permasalahan yang sulit nih hihihi....

Tunggu part selanjutnya ya.. yukk mampir vote dan komennya....

Salam Hangat
Hana Azizah Ramadhani

Love Ketua Osis [REVISED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang