Hari Bersamanya

12.5K 561 9
                                    

Mohon tuhan untuk kali ini saja, lancarkanlah hariku... hariku bersamanya... hariku bersamanya
*Sheila On 7 - hari bersamanya

Kemarin pada jam pulang sekolah, gadis itu bertemu dengan cowo yang mau membantunya mengajari fisika. ia membuat janji, besok sabtu ia bertemu di cafe dekat dengan sekolahnya.

Gadis itu mengenakan celana jeans, kaos putih polos dan cardigan hitam tak lupa dengan sepatu conversnya. Kali ini ia tak mengikat rambutnya, sengaja ia biarkan terurai.

Lalu ia berpamitan kepada orang tuanya untuk belajar bersama dengan temannya. Papahnya mengantarkannya sampai cafe tempat dimana ia membuat janji dengan cowo itu. Dan papahnya berpesan untuk pulang sebelum magrib.

Sudah 5 menit gadis itu menunggu, namun cowo itu tak kunjung menampakan batang hidungnya. Sengaja gadis itu duduk di samping kaca agar bisa melihat keberadaan cowo itu ketika sudah datang.

Tinn...
klakson motor cowo itu, motornya berhenti tepat di depan kaca gadis itu duduk. Kaca helmnya di buka. Cowo itu selalu mengenakan jaket hitamnya.

"Ayo keluar" ucapnya membuat gadis itu buru buru mengambil tasnya dan pergi ke kasir untuk membayar minuman. Dan berjalan menemui cowo itu yang masih duduk di motornya.

"Loh, kita gak belajar disitu?" Katanya bingung.

"Lo mau belajar di tempat ramai gitu? Lagi pula itu kan cafe bukan tempat belajar, ayo naik gua tau tempat yang pas buat belajar" ucapnya lalu menyodorkan helm ke gadis itu.

"Pakai, supaya lo selamat" lanjutnya

Namun gadis itu kesulitan untuk mengunci helmnya. Dengan sigap cowo itu membantunya mengunci helmnya.

"Gimana sih, ngunci helm ajah gak bisa" gumannya dengan nada sinidiran namun sembari tertawa kecil.

"Gue gak pernah pakai helm, oh ya kata papah pulang sebelum magrib" katanya membuat cowo itu mengangguk.

Gadis itu beranjak naik ke motor ninja cowo itu. Dan pergi dari cafe. Cowo itu mengendarai motornya dan mulai keluar dari kawasan daerahnya.

"Kita mau kemana?" Tanya gadis itu

"Udah diem ajah, nanti lo juga tau" kata cowo itu .

Cowo itu berhenti di sebuah tempat yang mungkin jauh dari padatnya Kota. Tempatnya begitu indah, ada sebuah danau disana. Perjalanan kesana cukup rumit melewati beberapa jalan berbelok. Aneh kenapa cowo itu bisa mengetahui tempat seindah ini yang jarang orang ketahui.

"Dah sampai" kata cowo itu lalu mematikan mesin motornya dan menstandarkannya.

"Gila ini asri banget, adem pula" kata gadis itu sembari beberapa kali menghirup udara sejuk.

"Kita belajar disana ya" kata cowo itu menunjuk kesebuah pohon rindang.

"Emm kok lo bisa tau tempat indah gini? Tau dari mana?" Tanyanya penasaran.

"Lagi itu gue muter muter ajah pengen tau daerah yang jauh dari kota, trus nemu tempat ini. Dan akhirnya gua kalo setiap belajar atau nongkrong sendiri pasti kesini, karena gue bisa fokus dan menikmati alam. Btw ini pertama kalinya gua bawa seseorang ketempat ini" katanya.

"Emm, oh ya gue kira lo orang yang suka nongkrong ditempat tempat mahal sama temen temen sederajat lo" ucapnya bersindir.

"Gua gak kayak mereka mereka kok, lagi pula ngapain nongkrong di tempat yang gak penting. Ngabisin duit orang tua ajah" katanya membuat gadis itu tersenyum sembunyi.

Gadis itu langsung mengambil buku bukunya dan duduk lesehan dibawah pohon rindang.

Cuaca kali ini mendukung, sinar matahari tak begitu menyorot. Sehingga rasa sejuk masih dapat di rasakan.

Waktu sudah menunjukan pukul 15:00. Cowo itu sudah mengajarkan selama 4 jam. Gadis itu fokus memperhatikan bukunya. Diam diam cowo itu mulai memandanginya dan tersenyum kecil.

Pluk!! Sebuah daun kering jatuh dari pohonnya. Daun itu jatuh tepat di kepala gadis itu.

"Emm, han" ucap cowo itu membuat gadis itu menengok kearahnya, tangan cowo itu mengarah kekepala gadis itu dan mengambil daun kering di kepalanya. Mereka saling bertatap mata, hati gadis itu benar benar berdebar.

"Ouh maaf , ada daun di kepala lo" kata cowo itu , kejadian itu membuat mereka berdua saling tersipu malu.

"Udah mau sore yuk balik nanti bokap lo marah, besok kita lanjut masih ada hari minggu. Jam 9 gua samper ke rumah lo" lanjut katanya.

Gadis itu hanya mengangguk, dan membereskan buku bukunya. Disisi lain hatinya benar benar merasakan hal yang berbeda. Rasa yang belum pernah ia rasakan selama ini. Walaupun ia sering kali menyukai cogan cogan. Namun rasa ini beda sekali melebihi menyukai para cogan.

Mereka pergi dari tempat itu, saat di jalan mereka mampir di sebuah warung kecil untuk mengisi perutnya. Rasa lapar tak mampu mereka tahan. Mereka memesan 2 mie rebus dan 2 teh anget. Cuaca sejuk membuatnya ingin menikmati yang hangat. Saat gadis itu menyantap mienya , hembusan angin mulai menelusup dalam tubuhnya. Cardigan yang ia kenakan tak mampu lagi untuk menghangatkan tubuhnya.

Gadis itu menggenggam tangannya sendiri. Dan sesekali ia menggesek telapak tangannya, tak kuat menahan dingin.

"Dingin ya?" Kata cowo itu sambil memakaikan jaket hitam miliknya ke tubuh gadis itu.

Sontak gadis itu diam termangu dan memandang cowo itu.

"Ehh emm makasih, apa lo gak kedinginan?" Tanyanya

"Udah gak usah nanya gitu, gua lebih mentingin lo" ucapnya santai dan masih memakan mie rebusnya. Gadis itu tersenyum kecil.

Tringgg.... nada dering handphonenya berdering. Tanda telepon masuk.

"Papah" gumannya pelan.

"Angkat buru" kata cowo itu.

Gadis itu mengangkat teleponnya. Menunggu gadis itu selesai telepon, cowo itu buru buru menghabiskan mie rebusnya.

"Suruh pulang yo" ucap gadis itu. Cowo itu bangkit dari duduknya dan membayar makanan dan minumannya.

"Mie rebus 2, teh anget 2" ucap cowo itu sembari memberi uang 20ribuan.

"Ehh gak usah di bayarin, gue bayar sendiri ajah" kata gadis itu

"Gak usah, udah di bayar lagian" kata cowo lalu menarik tangan gadis itu dan menghampiri motor yang tengah di parkir di depan warung.

Gadis itu tampak gelisah, takut mamah dan papah memarahinya karena pulang malam.

"Gak usah panik, gua bakalan nganterin lo sampai rumah. Dan tanggung jawab di depan orang tua lo, karena gak nempatin janji pulang sore" katanya membuat gadis itu terbelalak.

Gadis itu menganguk. Mereka naik ke motor, dan menuju pulang. Setengah jam perjalanan dari tempat itu menuju ke rumah gadis itu. Gadis itu masih tampak gelisah, bagaimana jika nanti papah melihatnya pulang bersama cowo.

Setelah sampai di depan pagar rumah gadis itu. Mereka pun turun dari motor. Tiba tiba abang dan papah gadis itu keluar.

"Hana, sudah jam berapa ini?" Tanya papahnya

"Maaf pah, maaf tadi hana..." belum selesai berbicara cowo itu pun menyela

"Maaf om, ini kesalahan saya. Tadi kami pulang sore setelah selesai belajar tapi karena kami lapar ,jadinya saya memutuskan mampir ke warung makan dulu" ucap cowo itu menjelaskan. Abang gadis itu hanya memperhatikan mereka saja

***********************************
Happy reading...malam sabtu wih...
Duh , Rio bikin melted ya. Walaupun kadang ucapannya suka ketus, tapi mampu membuat gadis itu meleleh..

Yuk ah yang mau coment , sok mangga di ketik ketik ya di kolom komentar...

Dan jangan lupa mampir untuk vote :))

Salam Hangat
Hana Azizah Ramadhani

Love Ketua Osis [REVISED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang