Satu hari tanpa kehadiran Lia, memang sangat membosankan. Yang jelas, sepi tanpa teman ngobrol. Hal itu membuat gadis itu pergi menuju rumahnya.
Menjenguk, sambil membawa oleh-oleh yang kemarin sempat tidak jadi di berikan kepadanya. Gadis itu tidak memberi tahu kepada Rio bahwa ia menjenguk Lia.
Tak hanya sekedar menjenguk , namun gadis itu juga harus menanyakan perihal kejadian kemarin malam.
Rasa penasaran yang semakin besar, walaupun tadi sudah di jelaskan oleh Rio bahwa tidak ada apa apa. Namun rasanya belum cukup puas, dengan menanyakan ke 2 belah pihak.
Bukan bermaksud jahat, ketika orang sakit malah di sodorkan sejumlah pertanyaan yang tidak terlalu penting. Namun tidak ada salahnya bukan? Untuk menanyakan hal itu.
Kadang ketika sumber pertama tidak memuaskan, pasti kita akan mencarinya di sumber lainnya. Itulah diriku.
Bukannya tidak percaya dengan pacarnya sendiri. Namun...
"Ah sudahlah , lagian aku juga cuman nanya" decak gadis itu dan mengayuh sepedanya keluar pelantaran rumah.
Dikayuhnya dengan kecepatan standar, sepedanya melaju dengan mulus. Malam-malam seperti ini memang enak untuk sekedar bersepeda mencari angin malam.
Sesampainya di rumah lia, gadis itu bergegas masuk kedalam. 3 kali ketukan pintu sambil mengucap salam. Lia akhirnya keluar rumah.
Sempat kaget di raut wajahnya.
"Loh han, masuk masuk" katanya, tubuhnya terbalut jaket wajahnya terlihat pucat.
"Gak tega rasanya lihat Lia kayak gini, apa gue tetep nanyain itu ya?" Gumannya dalam hati.
"Li Lo sakit?? Kok gak bilang gue sih" kata gadis itu
"Iya nih, demam. Gue mau ngasih tau lo. Tapi takut nantinya ngerepotin" kata Lia
"Ya ampun nggak li, gua jadi gak tau maaf ya. Oh iya nih gua bawain oleh oleh dari abang gue buat lo. Cepet sembuh ya. Gak ada lo sepi tau" ucap gadis itu sambil memberikan barang kepada lia.
"Thanks ya, duh jadi ngerepotin. Gue belum bisa masuk besok han." Katanya sambil mengerutkan bibirnya.
"Yah ya ampun. Gapapa Li. Yang penting lo sembuh" kata gadis itu menaruh tangan kirinya di atas bahu Lia
"Btw, nanti line gua ya kalo ada Pr. Kalo bisa sama jawabannya hehe" ucap lia sambil tersenyum ada maunya.
"Hih, dasar. Santai nanti gua kabarin lo oke. Btw gua gak bisa lama lama nih li. Sorry ya" Kata gadis itu.
Sepertinya ia tidak jadi menanyakan hal itu ke lia. Melihat lia yang sedang tak enak badan seperti itu rasanya tak tega.
"Eh han, bentar" kata lia mencegah gadis itu berdiri.
"Kenapa ?"
"Gua mau ngomong sama lo bentar boleh gak??" Kata Lia
"Mau ngomong apa??" Tanyanya bingung
"Maafin gua sebelumnya" kata Lia memegang tangan gadis itu. Gadis itu terdiam.
"Maafin gue, gue mau cerita sama lo. Waktu kemarin malam, gua di tolong Rio. Maaf banget han, mungkin lo syok dengernya. Tapi jangan salah paham, Rio cuman nolong gue pas pingsan di minimarket. Kebetulan banget pas gue pingsan ada Rio. Jadinya di tolong dia. Dia juga nganterin gue balik. Tapi han suerr gue gak ada apa apa sama dia" kata Lia, namun gadis itu membisu.
"Plis han, lo jangan marah sama gue. Gue cuman di tolong Rio. Itu juga langsung di anter pulang." Kata Lia lanjut
"Gue udah tau kok, gapapa li" kata gadis itu singkat
"Ya gue udah duga, pasti Rio bakalan ngejelasin ini ke lo. Dan maaf banget ya gue baru cerita sekarang " kata Lia merasa bersalah.
"Sebenernya gue kesini juga sekalian mau nanya itu. Tapi pas liat lo masih sakit gitu. Gak mungkin gue nanya itu. Makanya gue tahan berusaha biar gak nanyain. Tapi akhirnya lo sendiri yang jelasin" kata gadis itu sambil tersenyum.
"Semenjak kejadian lalu, gue sadar han. Gue juga gak bakalan mungkin nikung lo kok. Jadi gue merasa bersalah banget kemarin han." Kata lia masih terus memegang tangan gadis itu
"Gapapa li, gue lega denger penjelasan lo. Lo sahabat gue yang paling debes. Jujur, gua malam itu liat lo berdua. Liat lo di anter masuk sama Rio. Tapi gue cuman bisa liatin doang tanpa tindakan apapun. Hati gue gak kuat liat itu hehe" ucap gadis itu sambil membelakangi rambutnya
"Tuh kan, ya ampun han gue minta maaf bangett" katanya merasa tak enak
"Ih gapapa, gue seneng denger jawaban jujur lo sama Rio. Sebenernya gak di jelasin juga gapapa. Toh gue udah tau dari percakapan lo sama Rio pas malam itu. Cuman gue penasaran ajah, bener gak sih apa yang gue denger sama ama yang di jelasin lo dan Rio." Kata gadis itu
"Tapi gue masih ngerasa nggak enak nih sama lo" kata lia tampak khawatir
"Santai ajah Li, selama gak ada apa apa ajah" kata gadis itu tersenyum
"Oh iya btw gue harus balik nih, sorry banget ya. Thanks buat penjelasan lo. Gue lega banget" kata gadis itu lagi.
"Oh iya, maaf ya han. Gue jadi ngulur waktu lo buat balik" kata lia . Gadis itu bangkit langsung disusul lia.
"Gapapa, yaudah gue balik ya" kata gadis itu sambil menepuk pundak temannya
Beberapa menit perjalanan menuju pulang, akhirnya gadis itu tiba di rumah. Cepat cepat ia menghempaskan tubuhnya di atas kasur, sambil menghembuskan nafas kelegaan.
Sambil meraih ponselnya, beberapa chat Line belum terbalas dari seseorang yang sangat ia cintai.
Sambil tersenyum simpul, atas penjelasan tadi yang membuat hati gadis itu terasa lega.
Gadis itu mengetik beberapa pesan membalas pesan yang dikirim Rio.
Rencananya, esok ia akan pergi bersamanya pulang sekolah. Mungkin ingin menebus rasa bersalah. Dengan membelikan satu eskrim coklat untuk gadis itu.
Sambil duduk duduk santai di pinggir jendela, melihat beberapa orang lewat di luar. Butuh beberapa gurauan untuk mencairkan suasana.
Kehilangan itulah yang ia takuti, cinta pertamanya. Cinta yang belum masuk tahap rumit sudah banyak melalui banyak masalah.
***************************
Hola holaaa...Kembali lagi sama saya yuhuu.
Gimana part ini?? Yuk mampir vote dan comment..See you...
Salam Hangat dariku♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Ketua Osis [REVISED]
Teen FictionPertemuan yang mengesalkan berbuah mengesankan...