Langkah kakinya menggebu gebu, segera ingin cepat sampai di ruang eskul Rio.
Perasaan bersalah kini melingkup di dalam hatinya. Segera cepat ia ingin meminta maaf. Apa yg telah di jelaskan lia semalam tadi telah benar benar membuat ia menjadi salah paham. Walaupun sudah di jelaskan bahwa tidak ada apa apa dengan Lia. Namun hati ini tetap cemburu.
Setelah sampai di depan ruang eskul. Rio berdiri seorang diri di depan loker penyimpanan barang eskulnya. Sambil memegang ponselnya.
"Yo" ucap gadis itu sambil membenarkan tasnya.
Rio menengok sontak tersenyum lebar. Gadis itu dengan cepat menghampiri.
"Baru ajah aku mau ngabarin kamu, ada dimana? Ternyata udah nyamperin aku kesini" katanya, sambil tersenyum lebar.
"Ouh iya, pulang ini aku mau ngajakin kamu ke tempat yang pernah kita kunjungi" lanjutnya
"Kemana? Ke bawah pohon rindang yang pernah kamu ajarin aku fisika?" Tanya gadis itu, penasaran
"Bukan, yaudah yuk ikut" katanya sambil menggandeng tangan gadis itu.
"Aku punya pantun loh" kata Rio masih menggandeng tangan gadis itu.
Jam pulang sekolah memang menyisakan beberapa anak di sekolah. Yang lain? Ya tentunya sudah bablas pulang duluan. Namun Rio dengan pedenya menggemgam erat tangan gadis itu. Walaupun sempat menjadi sorotan beberapa kakak kelas dan adik kelasnya.
Namun ia tak peduli dengan semua itu, benar beberapa akhir ini sempat menjadi buah bibir di sekolah. Siapa sih yang tak mau menggosipkan ketos seperti Rio. Tapi, sejauh ini tidak ada yang berani macam macam dengan dirinya dan Hana.
Nathalie? Tentu saja sudah jenuh menjaili gadis itu. Terlebih lagi sekarang sudah milik Rio. Makin sulit untuk bermacam macam dengannya.
Sempat terdengar kabar, Nathalie kini tengah mengincar kakak kelasnya yang bisa di sebut seorang badboy. Ntahlah apa yang di kejar olehnya sungguh terasa aneh.
"Apa pantunnya?" Kata gadis itu menengok ke wajah Rio
"Ikan hiu masuk ke jurang, i love you sayang" katanya membuat gadis itu tersenyum lucu
"Hahaha, bisa ajah kamu" kata gadis itu pipinya memerah, sambil tertawa
Bagi Rio, kembali membuat gadis pujaannya kembali tersenyum adalah suatu hal kebahagiaan bagi dirinya. Sempat kemarin ia telah membuat sedikit gadis pujaannya kecewa.
Motor yang di kendarai Rio melaju dengan stabil. Meliuk meliuk melewati banyak gang kecil, untuk menghindari kemacetan di tengah padatnya jam pulang pada sore ini.
Motor Rio berhenti memakir di depan kedai es krim.
"Uhmm ke kedai es krim" kata gadis itu sambil tersenyum
"Iya, kamu suka?" Tanya Rio balik tersenyum
"Iya suka, pas banget aku mau makan es krim" lanjut kata gadis itu sambil membuka pengunci helmnya
"Nah kalau begitu aku traktir" kata Rio sambil menaruh helm yg di pakai gadis itu di atas motor.
Rio menarik tangan gadis itu sambil mengedarkan pandangan ke seluruh sudut kedai. Mencati tempat yg pas untuk mereka berdua.
Kebetulan kedua, mereka mendapat tempat di pinggir jendela seperti yg lalu. Dengan posisi yang sama. Seperti sudah di persiapkan oleh alam, tempat tersebut bisa di rasakan kembali oleh mereka berdua. Tempat dimana Rio dulu melarikan diri bersama gadis itu, melihat keberadaan Lia di perpustakaan kota. Memang terlihat konyol, panik setengah mati takut ketahuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Ketua Osis [REVISED]
Teen FictionPertemuan yang mengesalkan berbuah mengesankan...