Gadis itu berdiri di samping tembok koridor, sambil melipat tangan di dada. Kejadian tadi pagi, benar benar membuatnya kesal. Pasalnya kelakuan Natalie yang menjengkelkan benar-benar keterlaluan. Untung saja dugaan dia tentang teman kelasnya yang akan memusuhinya berubah menjadi mendukungnya ia terikat hubungan dengan Rio.
Penjelasaan panjang ia sudah lakukan di depan semua teman perempuannya, di dukung oleh Ucup yang membantu untuk berbicara di hadapan teman tannya.
Dan bagaimana omongan Natalie?? Semuanya sudah paham akan kelakuan menjengkelkan natalie. Jadi mereka tidak memperdulikan, namun saja tadi mereka kepancing dengan Natalie sehingga menimbulkan sejumlah kontra di dalam kelas.
Sudah setengah jam gadis itu berdiri disana. Menunggu kedatangan Rio, yang tadi sempat mengabari. Bahwa setelah jam pelajaran akhir selesai. Ia harus menemui anak eskul panjat tebing untuk rapat mengenai persetujuan mengikuti perlombaan.
"Pulang ajah kali ya, lama banget sih. Line ajah gak di bales" gumannya, bulak balik mengecek ponselnya.
"Gak gak, harus nunggu disini sekalian nanyain soal Lia" katanya lagi berbicara sendiri.
Gadis itu menatap ruang osis, yang masih tertutup rapat. Dengan beberapa sepatu di depan. Sambil beberapa kali melihat jam tangannya.
Selang beberapa menit, Rio keluar bersama beberapa anak eskul panjat tebing. Dengan masih berbincang saat di luar pun.
Tatapan Rio melihat ke arah gadis itu, dengan wajah kecut dan terlihat sebal. Rio mengakhiri pembicaraannya. Ucapan terima kasih dari anak eskul menjadi pembicaraan terakhir.
Rio menghampiri gadis itu yang masih berdiri di samping tembok.
"Lama banget sih, cape tau diri disini" katanya ketus.
"Ya kan aku rapat sama anak eskul, lagian siapa suruh diri disitu terus" katanya , alisnya terangkat satu
"Tau ah, nyebelin. Ayo pulang" kata gadis itu sambil berbalik badan jalan mendahului
"Hih, orang yang suka jalan duluan. Biasanya suka ketemu sama hantu" kata Rio teriak di belakang. Sontak membuat gadis itu berhenti menghentakan kaki satu dan berbalik badan menghadap Rio di belakang.
"Ish, jangan nakutin. Ini sekolah udah sepii Riooo" kata gadis itu kesal, Rio terlihat santai sambil menyisir rambutnya ke belakang menggunakan jari jarinya tangan kirinya.
"Nah kan, percaya ajah" katanya sambil ketawa
"Cepetan jalannya, ada yang mau aku tanyain" ucap gadis itu masih berdiri di tempat.
Saat langkah rio sudah menyamai dengan gadis itu.
"Nanyain apa?? Hantunya gak ada itu cuman boong. Jadi gak usah di tanyain, nanti kalau aku salah jawab gimana? :(( kan aku bukan ibunya" kata Rio
"Ih siapa lagian yang mau nanyain itu Rio, aku mau nanyain soal kamu sama Lia" ucap gadis itu , sambil menengok ke arah Rio di sampingnya.
Rio terdiam beberapa detik, sekilas menampakan wajah terkejut.
"Lia??" Kata Rio, mereka berdua jalan menuju parkiran.
"Uhm aku tunggu disini, kamu ambil motor dulu sana" suruhnya, Rio mengangguk. Gadis itu sudah menduga, ia akan terkejut namun itu terlalu sembunyi untuk menampakannya.
Mereka berdua sudah ada di atas motor, perjalanan sore menuju pulang tidak terasa tenang. Pasalnya ada 2 insan yang saat ini sedang di buat berdebar.
"Uhm, aku masih belum paham. Kamu mau nanyain apa? Kok bawa Lia?" Kata Rio pandangannya masih terfokus ke jalan.
"Aku tadi malam liat kamu di rumah Lia. Ngapain kamu?" Tanyanya mencoba terlihat santai. Padahal hatinya saat ini sedang gemuruh.
"Sudah aku duga, aku ingin jelasin ke kamu. Tapi aku mohon kamu jangan potong omongan aku" katanya , mesin motornya di matikan. Meminggir ke tepi jalan, sambil membuka helm. Menengok ke arah gadis itu.
"Aku malem mau ngasih tau kamu, tapi kamu beberapa kali gak jawab telpon aku. Pliss, jangan salah paham. Aku semalam di rumah Lia karena aku tolong dia. Dia pingsan di minimarket. Pas banget ada aku, karena aku teman sekolahnya. Pegawai minimarket bilang ke aku buat anter pulang ke rumah. Saat di perjalanan dia sadar, tapi masih keadaan linglung" kata Rio menjelaskan. Berhenti sebentar untuk mengamati pacarnya.
"Pas sampai rumahnya, tubuh dia masih lemas. Gak mungkin aku biarin turunin dia tanpa di bantu. Makanya aku bantu dia sampai masuk ke rumahnya" lanjutnya.
"Kok kamu bisa tau aku bantu Lia?? emang kamu ke rumah lia semalam? Kapan? Kok aku gak tau" tanya Rio
"Ouh apa jangan jangan kamu orang yang naik sepeda sama jaket hitam ya?" Tanyanya lagi
"Iya" jawabnya singkat tanpa menanyakan kenapa tebakan Rio itu tepat.
"Kamu marah ya, jangan salah paham han, aku tau kamu kecewa liat aku rangkul dia. Tapi han, suerr aku gak ada apa apa sama dia" katanya sambil menunjukan 2 jari.
"Awalnya aku salah paham, aku sakit hati liat kamu gitu yo. Makanya aku gak jawab telpon/pesan kamu karena itu. Aku udah gak tau harus gimana lagi, aku berusaha tetep sabar. Nahan, buat tanyain ini ke kamu di waktu yang tepat. Ngelawan rasa penasaran susah yo"
"Maafin aku , aku gak maksud gitu. Tolong kamu percaya kan sama aku" ucap Rio
"Entah hati aku rasanya sulit buat nerima pernyataan kamu. Aku butuh bukti. Bahwa kamu gak ada apa apa sama dia" kata gadis itu.
"Oke aku bakalan buktiin, tapi han. Kamu maafin aku kan?" Kata Rio benar benar takut
"Hey yo, kalo kamu gak salah ngapain minta maaf " kata gadis itu
"Aku salah, aku salah bangett han. Aku udah buat kamu sakit hati" ucapnya sambil menatap mata gadis itu
"Udah yuk, pulang udah sore banget ini" ucap gadis itu mengalihkan pembicaraan.
Sebenarnya Gadis itu sudah menyimpulkan, apa yang di katakan Rio itu benar. Dan dikaitkan dengan tadi, yang ucup katakan bahwa Lia tidak masuk sekolah karena sakit. Mungkin itu ada hubungannya dengan pingsannya Lia di minimarket.
Namun saja, ia hanya menguji Rio. Apakah ia itu jujur menjelaskan semuanya atau tidak?. Untuk bukti? Sebenarnya itu tidak perlu di tunjukan. Namun saja ia lagi lagi mencoba Rio berusaha membuat yakin kepada dirinya.
Ini mungkin terlalu membebani Rio. Tapi tidak ada salahnya kan, melihat usaha pacar sendiri membuat dirinya percaya sepercayanya.
Usaha yang di lakukan Rio bisa di buktikan bahwa dia adalah orang yang sangat mencintai dirinya. Dan tidak ingin membuatnya kecewa.
******************************
Hay hay hayyyyyy....
Balik lagi sama ceritaku..
Bagaimana dengan part ini..Huhuhuhuuu maafkan yang telah membuat kalian menunggu *eakk
Yuk mampir Vote & coment ceritaku...
Salam Hangat
HANA AZIZAH RAMADHANI
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Ketua Osis [REVISED]
Novela JuvenilPertemuan yang mengesalkan berbuah mengesankan...