"Toko kado? Kita ngapain kesini?" Tanya gadis itu bingung, setelah tiba di toko dengan papan nama Toko Kado.
"Ayo masuk" tiada jawaban Rio, langsung ditariknya tangan gadis itu menuju kedalam.
"Kamu kan perempuan nih, tolong dong kamu pilihin kado yang tepat buat orang tersayang aku" kata Rio, tiba-tiba membuat hati gadis itu bergemuruh. Tersayang? Maksud dari perkataannya apa? . Didalam pikiran gadis itu mulai tumbuh pernyataan negatif.
"Jadi kamu punya pacar yang lain?" Kata gadis itu bingung bercampur perasaan kecewa
"Hahaha, sudah kuduga. Kamu maksud dari perkataan aku barusan itu aku punya pacar lain. Enggak kok" kata Rio sambil mengepuk-ngepuk lembut kepalanya.
"Ya trus apa dong?" Kata gadis itu masih nampak wajahnya kesal
"Oke aku ralat perkataan aku tadi, sayang bantuin aku ya cariin kado buat adek aku. Karena besok dia ultah. Dan satu lagi adek aku perempuan" Ucap Rio setelah itu gadis itu tersenyum malu karena telah berprisangka buruk.
Gadis itu berjalan memutari rak rak yang ada di dalam toko itu, langkahnya terhenti di sebuah kotak berbentuk bintang. Satu kotak kecil berbentuk boneka beruang duduk.
"Yang ini kayaknya lucu, pasti adek kamu suka" ucap gadis itu, telunjuknya menunjuk kearah kotak musik berwarna dasar kuning sesuai dengan bentuk kotak itu bintang, dengan berhiaskan lampu kelap kelip di dalamnya.
"Iya bagus itu, pasti adek aku suka. Yaudah aku ambil yang ini, oh iya nanti kamu tulisin kartu ucapan juga ya buat dia" kata Rio, di balas anggukan olehnya
Kotak musik selesai di bungkus kertas kado dengan berhiaskan pita besar di bagian tengah. Mereka meninggal toko itu, berjalan menuju parkiran.
"Aku baru tau kamu punya adik perempuan, selama ini aku ngira kamu anak tunggal" kata gadis itu jalan bersebelahan dengannya
"Aku punya adik perempuan, aku sayang banget sama dia. Sama kayak aku sayang kamu" kata Rio sambil tersenyum kearah gadis itu
"Huhh, gombal" kata gadis itu, langkahnya mendahului Rio
"Kalo emang bener gimana?" Teriak Rio di belakang
1,5 jam perjalanan pulang, akhirnya mereka sampai di pelantaran rumah gadis itu.
"Makasih ya, udah bantuin aku cariin kado buat adik aku"
"Iya sama sama, semoga suka sama kadonya" kata gadis itu tersenyum simpul
"Yaudah sana masuk, udah sore nanti di marahin mamah loh. Besok dateng ya ke acara ultah adik aku" kata Rio di balas anggukan gadis itu
"Yaudah kamu gak mau mampir dulu?" Tawar gadis itu
"Maaf lain waktu ya, aku mau bantuin mamah ngedekor buat acara besok. Makasih tawarannya, aku mau pamit ajah sama mamah kamu" kata Rio, gadis itu langsung masuk kedalam memanggil mamahnya dan mengajaknya keluar
"Tante, saya mau pamit pulang" kata Rio, sambil menyalim tangan
"Iyaudah hati hati ya nak Rio, makasih udah di anterin Hana pulang"
"Iya sama sama tante" cowo itu kembali memakai helmnya, kemudian laju motornya meluncur meninggalkan pelantaran rumah gadis itu
"Duhh, pasti lagi seneng banget nih di liat liat" usil mamahnya ke gadis itu. Namun gadis itu langsung berlari masuk kerumah dengan tersenyum senang.
Setelah selesai mandi dengan masih menempel handuk di kepalanya, gadis itu kemudian meraih ponselnya di atas nakas. Jarinya memijat chatnya dengan Rio. Namun belum saja ia mengetik pesan di kolom chatnya sudah ada telpon masuk darinya. Nampak paham. Gadis itu kemudian menggeser tanda terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Ketua Osis [REVISED]
Ficção AdolescentePertemuan yang mengesalkan berbuah mengesankan...