Penjelasan

10.3K 516 18
                                    

Bel jam istirahat ke2 berbunyi, Lia bergegas menarik lengan gadis itu menuju keluar kelas.

"Ayo han cepet" ucapnya membuat gadis itu hanya terkekeh.

"Se semangat itu kah lo ? Sampai narik tangan gue kenceng gini" kata gadis itu namun perkataannya tak di hiraukan.

Lia dan gadis itu berjalan menuju ruang osis, ia mengetahui bahwa anak osis sedang rapat dari Fikri teman tetangga kelasnya.

"Lo mau nungguin sampai dia selesai rapat?" Tanya gadis itu, di balas senyuman dan anggukan.

Lia dan gadis itu menunggu di lorong kamar mandi, sesambil mata temannya melirik-lirik ruang osis.

"Kira-kira dia mau nerima gak ya?" Kata temannya memegangi kotak hadiah terbungkus rapih.

"Hmm, pasti mau lah" kata gadis itu meyakinkan.

"Oh iya iya"

Disisi lain, gadis itu merasa sangat terpukul hatinya. Melihat temannya begitu antusiasnya dengan dia. Kembali lagi saat gadis itu belajar bersama , diantarkan pulang, hingga menyatakan perasaannya pada malam tadi. Sungguh, ini sangat menyiksa. Aku harus bagaimana? batinnya berkata.

"Han, han udah pada keluar tuh" ucap Lia membuat gadis itu buru-buru melirik kearah ruangan itu.

Satu persatu orang keluar meninggalkan ruangan itu, namun cowo itu belum nampak batang hidung disana. Mereka masih menunggu beberapa menit untuk bertemu dengannya.

Hingga akhirnya cowo itu keluar dari ruang osis , gadis itu melirik-lirik kearahnya. Saat cowo itu mengunci pintu ruangan, ia merasakan ada seseorang yang memperhatikannya dari kejauhan, hingga ia pun menoleh ke arah gadis itu.

"Oh dia" decaknya dengan senyuman simpul.

Cowok itu bersikap terlihat biasa saja, dengan tangannya sebelah di masukan kedalam saku celana. Berjalan menuju ke arah tempat mereka berdua bersembunyi.

"Loh kalian sedang apa disini?" Pergok cowo itu, yang sebelumnya sudah mengetahui keberadaan mereka berdua.

"Ehm ini , buat kamu" tegas lia memberikan kotak kado kepadanya.

"Hah apaan ini?" Tanya cowo itu bingung.

"Mm buat lo, semoga lo suka" ucap Lia sedikit malu-malu.

Namun pandangan cowo itu malah tertuju pada gadis itu yang sedari tadi hanya membuang mukanya, tak sedikit pun melihat kearahnya. Ia sadar mungkin yang sedang di rasakan gadis itu benar-benar terpukul.

"Hmm udah selesai kan urusannya li?" Pertanyaan yang di lontarkan gadis itu membuat mereka berdua menengok.

"Soalnya, gue belum nulis rangkuman sejarah. Kalau belum gue duluan ya" ucap gadis itu , merasakan mulai gundah.

"Gue bisa balik duluan kan?" Tanya gadis itu kepada Lia.

"Eh han, lo jangan ninggalin gue gitu dong" kata lia

"Oh iya, yaudah semoga lo suka ya yo. Simpen ya :). Gue duluan" ucap temannya kepada cowo itu. Lalu ditariknya tangan temannya oleh gadis itu.

o0o

Gadis itu merapihkan buku-bukunya, sejak tadi gadis itu bungkam bicara, tak seceria biasanya. Lia temannya malah sibuk dengan teman-temannya bercanda ria. 5 menit lagi jam pulang, ia harus memikirkan matang-matang dalam waktu yang singkat itu. Memikirkan mau menerima atau tidak, mungkin sangat sulit bagi gadis itu. Pasalnya, temannya sangat menyukai sosok cowo yang ia sukai juga.

Setelah 5 menit ia berpikir, ia pun harus kuat mengatakan keputusan yang sudah ia pikirkan matang-matang.

Ponselnya berbunyi menandakan notifikasi pesan masuk.

Love Ketua Osis [REVISED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang