Pagi hari, gadis itu sudah rapih padahal jam masih menunjukan pukul 7. Tapi rasanya ia ingin siap lebih awal sebelum waktunya.
Mamahnya mulai tampak senyum senyum sendiri melihat anaknya yang benar benar berubah, dari bangun tidur dan berpakaian.
"Mamah, baru kali ini liat kamu begitu siapnya buat belajar sama dia" ucap mamahnya membuat gadis itu merasa malu, dan takut mamahnya memikirkan hal aneh tentang ini.
"Iyalah siap mah, orang mau belajar ama orang yang siapa sih cewe yang gak bakalan nolak kalo di ajarin sama cowo model model kek dia. Udah cakep, pinter, tanggung jawab pula" ucap abangnya benar benar membuat gadis itu tampak geram
Gadis itu hanya diam saja, dan melontarkan tatapan sinis kepada kakaknya sambil mengoleskan roti dengan selai kacang kesukaannya.
"Garta, ya ampun kamu tuh ya" ucap mamahnya dan mencubit pinggang kakaknya
Kakaknya tampak kesakitan saat masih mengunyah rotinya
"Dia mau kesini lagi memangnya?" Tanya papahnya sambil menyeruput sedikit teh di cangkirnya dan kembali membaca koran
"Iya pah, nanti jam 9 dia kesini" ucap gadis itu
"Yaudah, oh ya papah nggak jadi menekan kamu untuk belajar disini. Terserah kamu mau belajar di mana ama dia, asal komunikasi kamu dengan papah tetap berjalan buat ngabarin dimana kamu bersama dia" ucap papahnya membuat hati gadis itu benar benar senang
"Serius pah?" Tanyanya untuk meyakinkan
"Iya papah serius, yasudah minum dulu itu susunya. Inget pulang sebelum magrib" ucap papahnya
"Siap pak bos" jawab gadis itu dan mengangkat tangannya memberi hormat.
Jam sudah menunjukan pukul 08:45, gadis itu sudah menunggu di ruang tamu rumahnya. Sesekali ia mengecek ponselnya untuk melihat cowo itu men-chatnya apa tidak. Namun belum ada tanda tanda chat masuk dari dia. Gadis itu masih harus sabar menunggu sampai pukul 09:00. Baru saja ia meletakan ponselnya di sofa, sudah ada notification pesan line masuk.
[Rio Andika]
Gue, udah di depan pagar rumah elo
cepetan keluar....Gadis itu tampak terkejut, dia datang di jam yang tidak di janjikannya saat chat malam hari. Dia datang terlalu awal. Untung sajah gadis itu sudah rapih
Buru buru gadis itu keluar rumahnya, gadis itu tampak rapih memakai celana jeans, kaos putih, dan jaket denim. Simple namun casual.
"Ayo" ucapnya singkat di balik helmnya
"Pamitan dulu ama papah mamah" ucap gadis itu lalu dibalas anggukan olehnya. Gadis itu mendorong pagarnya , supaya motor cowo itu bisa masuk kedalam rumahnya.
Cowo itu turun dari motornya dan melepaskan helmnya, seperti biasa ia hanya mengenakan celana jeans dan T-shirtnya tak lupa dengan jaket hitam kesayangannya.
"Ayo masuk" ucap gadis itu mengajaknya masuk
Mereka berdua telah berpamitan kepada orang tua gadis itu. Lalu mereka pergi dari pelantaran rumah menuju sebuah tempat.
"Kita mau belajar di tempat kemarin lagi?" Tanya gadis itu
"Gak" jawabnya singkat
Gadis itu tampak kesal akan jawabannya yang begitu ketus.
10 menit mereka menghabiskan perjalanan menuju ke rumah perpustakaan kota , yang di kelilingi taman taman indah dan di taruh beberapa bangku taman untuk para pengunjung bersantai ria sambil menambah wawasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Ketua Osis [REVISED]
Teen FictionPertemuan yang mengesalkan berbuah mengesankan...