Janji bertemu

10.8K 488 9
                                    

[Rio andika]
Maaf..

Getar pesan dari Rio membuat gadis itu menatap lekat layar ponsel. Sungguh ia menyesali perkataan tadi keluar begitu saja dari mulutnya. Sebenernya ia masih suka membutuhkan perhatian hangat darinya, namun saja pertengkaran tadi membuat ia kesal dan sontak saja mengatakan perkataan itu. Tapi disisi lain ada benarnya juga ia mengatakan itu. Ia ingin menjauh sedikit perlahan darinya demi sahabatnya. Namun hati ini masih melekat pada sosok dirinya sehingga membuat dilema kini ia rasakan.

Jarinya ingin sekali mengetik membalas pesan darinya, namun selalu tertahan untuk tidak tergoda membalasnya.

Satu pesan lagi masuk ke ponselnya. Membuat gadis itu buru-buru melihat siapa yang mengirimnya, saat dilihatnya masih pada orang yang sama.

[Rio Andika]
Perbuatan gua tadi emang gak pantes, gua cuman mau jaga lo doang dari hal buruk kelakuan kakak kelas itu. Tapi mungkin kelakuan gua itu salah, sehingga buat lo mungkin murka. Oke, gua siap menjauh dari lo dan lepas dari janji gua jika itu mau lo. Sekali lagi maaf...

Kutipan pesan darinya membuat tangannya berkeringat dingin, sungguh bukan bermaksud ia begitu kepadanya. Menyesal yang kini ia rasakan. Dengan cepat ia langsung mengetik balasan pesan untuknya.

[Me]

Bukan begitu maksud gue, lo tiba-tiba dateng marah maksudnya apa? Lagi pula tadi tuh kak Zay cuman nolong gue. Oh iya satu lagi, lo jangan nilai orang dari satu sisi. Lo gak tau Zay itu gimana. Dia baik, gak seperti orang orang bayangin terhadap sifat dia.

"Huh" derai hembusan nafasnya keluar, ia meletakan ponselnya di atas meja. Lia yang sedari tadi masih sibuk mengobrol dengan teman-temannya, tiba menghampiri gadis itu.

"Kenapa han? Ada masalah?" Katanya, namun ponselnya bergetar kembali di atas meja. Nampak satu notif pesan terkirim bermuncul  kepada nama Rio.

"Rio? Rio siapa han?" Sambar lia tiba tiba menatap gadis itu. Dengan cepat gadis itu mengambil ponselnya diatas meja dan memasukan kedalam sakunya.

"Oh ehh, emm ini ... abang gua . Iya abang gua , dia minjem ponsel temannya di kampus" kata gadis itu

"Loh bukannya abang lo ada di rumah?" Balas temannya bingung, gadis itu tampak gugup. Bingung harus menjawab, dia diam sejenak matanya mencari kesibukan agar tidak di curigai.

"Han" tepuk Lia di pundaknya. Sontak ia berkedik kaget.

"Udah pulang ke Bandung dia, tadi pagi. Ada materi tambahan di kampusnya"

"Ohh,, kirain Rio ketua osis itu. Kan lucu banget ya haha chattan sama lo di belakang gue hahha" ucap temannya bernada bercanda.

Deg! Sebenernya perkataan Lia barusan itu sebuah fakta, hatinya kini makin saja tambah dilema. Rasanya ia tidak mau masuk dalam cerita rumit ini. Ia kembali mengingat-ingat dulu saat ia masih nakal, betapa hidupnya tidak di penuhi beban yang namanya "Cinta" . Sungguh menjalani perjalanan cinta benar-benar rumit di bandingkan masuk dalam perjalanan menuju ruang BK.

Sekitar 15 menit gadis itu dan temannya di toko kado. Waktu yang di habiskan hanya untuk memutari satu persatu rak yang berisi banyak barang untuk hadiah, mencari satu barang yang pas mungkin bagi wanita itu sulit. Jika sudah menemukan satu yang pas pasti selalu ada saja yang lebih menarik dan membuat beralih pandang kepada barang yang lebih menarik. Sehingga bimbang ingin menentukan mana yang pas dari barang sebelumnya.

Satu pesan di ponsel gadis itu berbunyi. Menandakan sebuah pesan masuk.

[Rio Andika]
Malem bisa ketemu?

Dengan cepat gadis itu berjalan menjauh dari temannya yang sedang antri membayar barangnya.

[Me]
Ngapain?

[Rio Andika]
Ada sesuatu yang harus gua bicarain ke lo. Bisa kan ?? Gak usah khawatir  bakalan ketemuan dimana. Nanti gua yang dateng sendiri ke rumah lo. (Jam 8).

[Me]
Iya

Untung saja ia sudah mengakhiri pesan balasan kepadanya. Melihat Lia yang sudah setengah berjalan ke gadis itu.

Gadis itu dan temannya beranjak keluar dari toko kado. Temannya menenteng kantong plastik berisi barang yang akan menjadi kotak pembungkus kadonya untuk di berikan pada cowo pujaannya.

Di perjalanan menuju pulang dalam busway. Temannya tak henti hentinya mengoceh, membayangkan bagaimana senyum yang akan di berikan cowo itu kepadanya saat memberi hadiah. Gadis itu hanya ikut mengekspresi wajah bahagia temannya. Yang di sisi lain hatinya, cukup menyakitkan.

(Bukan aku tak mau membuat mu sahabatku terluka, bukan juga tak mau membuat hatiku terluka. Aku bimbang,tak tahu harus memilih jalan yang mana. Hatiku tetap bersih keras ingin melekat pada dirinya. Ntah, apa yang dia taburkan kepada hatiku. Sehingga membuat ku menjadi falling in love kepadanya. Maaf jika aku jahat kepadamu. Aku bodoh! Terlalu memikirkan hal yang membuat pikiranku tak bekerja baik. Kacau..)

Gadis itu melemparkan tasnya ke atas kasurnya, dan merebahkan tubuhnya. Ponselnya yang masih di dalam sakunya di keluarkan. Membuka aplikasi social media . Semua tampak sama, membosankan. Pikirannya kini mulai memikirkan nasib jika Lia mengetahui kedekatan dengan cowo itu. Bukan kedekatan melainkan sudah saling melekat menyatukan hati ini namun masih sedikit terlihat renggang.

[Lia]
Sumpah han jam tangannya keren, pasti besok Rio bakalan seneng banget dapet hadiah dari gue. :))

Notif pesan dari Lia, membuat gadis itu berdelik kejut. Gadis itu bisa membayangkan Lia tengah sangat bahagia dengan barang yang mau di berikan kepada cowo itu.

[Me]
Coba pap

Balas gadis itu, menghargai pesan masuk dari temannya. Yang sejak dari tadi hatinya sedang tidak mood merasa takut.

[Lia]

{Sent a picture}

Terlihat sebuah jam tangan hitam dengan karet pergelangan bergaris warna biru dongker, dengan nama Rio di bagian latar jam.

[Me]
Bagus, gue rasa dia bakalan seneng dapet hadiah dari lo. :)

[Lia]
Semoga :)

Gadis itu duduk diatas kasurnya kakinya beranjak keluar dari dalam kamarnya. Langkah kakinya mulai menuruni tangga, dan menuju dapur. Terdengar dari dapur kamar abangnya di lantai bawah, sedang menyetel lagu rock kesukaannya dengan volume yang amat keras.

Gadis itu hanya memutarkan bola matanya, saat abangnya menyanyi menyamai dengan suara musiknya. Keras.

Ia segera menuju kulkas dan meraih membuka pintu kulkas. Wajahnya langsung di terpa suhu dingin menyejukkan dari dalam kulkas. Matanya mencari cari minuman kesukaannya. Dilihat satu kotak susu coklat, di samping mangkuk berisi buah apel segar.

"Mamah pulang" terdengar suara dari ruang tamu, gadis itu bergegas keluar dengan masih menyedot minumannya.

********* ********* ********* *********
Happy reading.....

Yuk ah mampir beri tanda bintang di ceritaku ☆ :))

Salam Hangat
Hana Azizah Ramadhani







Love Ketua Osis [REVISED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang