Part 7

895 88 8
                                    


Suasana terasa semakin memanas. Kareena hanya memperhatikan shakti sengit.
"Dengar pak selama ini aku tidak pernah lupa dengan tugasku, aku selalu mematuhimu kau juga yg mengatakan aku adalah anak laki-lakimu apa seorang ayah tak memberi restu untuk anak laki-lakinya"
"Cintamu akan sia-sia shakti kembalilah lupakan gadis itu lakukan tugasmu"
"Tidak pak aku tidak akan membiarkan cintaku sia-sia seperti yg anda katakan"
Shakti pergi meninggalkan markas.
"Shakti..." seru kareena mencoba mengejar tapi tubuhnya lebih dulu di halangi tangan ayahnya.
Tn. Anil menggeleng memberi isyarat agar tak mengerjarnya.
"Ayah tapi..."
"sudahlah nak lupakan penghianat itu"
"Tidak ayah tidak jika aku tidak bisa memiliki shakti maka tidak juga bagi orang lain dan untuk dan karna shakti mencintai gadis itu maka hukuman bagi mereka adalah kematian.. kematian ayah... mereka harus mati.." seru kareena masih menangis di pelukan ayahnya.

-------------------------------

Shakti masih melajukan motornya dengan cepat.
Tak ada yg dapat menghalanginya tujuannya adalah radh ia harua menemui radh apa pun halangannya ia harus tetap menemui radh.
Shakti mengeluarkan perlengkapannya terdapat tambang dan beberapa katrol.
"Lantai 6" shakti berusaha memanjat gedung asrama dengan peralatan yg sederhana.
..dorr..dorr.. (suara kaca)
Priya terbangun membuka jendela kamarnya.
"Shakti ngapain kamu disini" (tengok bawah)
"Aku mau masuk ini tanganku udah pegel"
"Ohh oke..oke"
Dengan segelas susu hangat shakti bercerita kejadian sebenarnya.
"What.. kamu sudah gila? Itu rumit shakti.. benar-benar cinta yg rumit"
"Priya come on bantuin aku bukan bikin pusing begini"
"Gimana ya kamu tau kan bokap radh itu.."
"Iya tau tapi setidaknya bantuin dikitlah, btw minta nomer hp radh"
"+6XXXXXXXX, jadi apa rencana kamu?"
Mereka mulai serius.. shakti memberikan tugas yg akan dilakukan priya.

-------------------------

Shakti duduk di taman dengan beberapa minuman kaleng di tangannya.
Radh dan priya masih berjalan memasuki kawasan taman.
"Ngapain sih malem-malem ngajakin aku pergi"
"Jalan-jalan radh kamu pasti bosen kan di rumah.. tapi ko shahid sampe segitunya sih ngga ngebolehin kamu keluar?"
"Ya ngga tau sih"
"Nah sampai"
"Thanks ya kasih aku 15 menit"
Ucap shakti tersenyum
"Ini maksudnya apa? Priya kamu mau kemana"
(Pegang tangan) "aku mau ngomong sama kamu radh?"
"Jangan deket-deket"
"Please radh kasih aku kesempatan"
Shakti mulai menjelaskan tentang kejadian yg sebetulnya terjadi saat pesta ulang tahun saat di taman dan lain sebagainya.
"Tapi kejujuranku yg sebenarnya adalah aku benar-benar mencintai kamu radh dengan rasa nyaman itu" shakti mengakhiri ucapannya
Radh masih diam dengan segala kedilemaannya.

---- flashback radh ----

"Jadi apa yg pendapatmu radh? Apa kamu juga mencintai pria itu? Sebaiknya ayah mendengar jawaban tidak?"
"Ayah.." radh mencoba mengambil suara setelah sejak tadi diem.
"Dengar nak.. alm. Ibu dulu sangat berharap jika kamu tumbuh jadi gadis cantik dan penurut.. apa kamu ingin menjadi anak durhaka sekarang"
Radh melamun...

----- Back reality -----

"Radh.." (pegang pundak)
Radh menatap lemah pria di hadapannya kemudian langsung memeluknya erat.
"Aku harus gimana? Aku harus apa? Apa yg harus aku lakukan?"
Radh menangis tersendu-sendu dia kembali di himpit oleh dua pilihan yg sulit, menuruti ayahnya dan mengorbankan cintanya atau pergi bersama dengan orang yg ia cintai namun menjadi anak yg pembangkang.
Shakti memberikan sentuhan halus di rambut radh.
"Sudah.. tenangkan dirimu dulu radh jangan dulu banyak bicara"
"Kenapa?"
"Ya ngga papa sih hehe"
"Shakti lagi lagi sedih loh"
"Iya deh iya maaf sini peluk lagi"
Shakti membuka kedua tangannya.
"Ngga mau.."
"kenapa?"
"Ya ngga papa sih"
Seketika mereka tertawa bersama.
Masih dengan suasana sama kebersamaan radh dan shakti masih terlihat.
Di bawah terang bulan dan gemerlapan bintang dua sijoli ini masih duduk dengan senyum di bibir mereka. Radh juga masih nyaman menyandar di pundak shakti.
"Radh.."
"Ya" (tengok)
"Kenapa kamu suka liat bintang"
"Karna mamah"
"Kerna mamah?" (Bingung)
"Iya sejak kecil mamahku selalu bilang dengan melihat bintang kamu bisa merasa tenang karna bintang sebenarnya dekat dengan surga.. kamu bisa melihat orang tersayang yg lebih dulu pergi lewat bintang itu, sebagai anak kecil aku selalu senang mendengar cerita itu"
"Mamahmu pasti cantik"
"Dari mana kamu tau"
"Karna saat ini kecantikannya berpindah kepada putrinya"
Radh kembali memeluk shakti mereka saling bertatapan dengan mata penuh cinta.
Shakti lebih mendekatkan wajahnya pada radh sedangkan radh sedikit memiringkan wajahnya. Mereka semakin dekat hidung pun mulai saling bertemu.
. .. Dregggghhhh... ponsel radh berdering
Radh tertawa keras.. shakti melepaskan nafas panjang berusaha tenang... tenang..tenang..
"Siapa sih ganggu aja ngga tau apa lagi seru juga"  shakti medadak kesal
"Hehe shahid.." (tunjukin ponsel)
"Bocah itu emang selalu aja jadi pengganggu"
"Sudah..sudah diam ya"
"Halo"
-radh kamu dimana? Sudah jalan-jalannya?"
"Huffhh.. iya sudah"
"Oke kirim alamatnya biar aku jemput" shahid langsung menutup telfonnya.
"Sekarang gimana?"
"Udah kamu pulang dulu.. besok kita ketemu di cafe"
"Itu doang".
"Ya biar kaya di pilem-pilem radh misterius hahaha"
"Kamu ini ya udah aku telfon priya dulu kasian dia harusnya 15 menit malah saju jam"
"Dia sahabat yg baik hehe"
Tak lama kemudian..
"Bagus ya pacaran aku di kacangin bilangnya 15 menit jadi 1 jam"
"Hehe udah dong priya"
"Radh traktir dia makan biar diem.. btw makasih ya sering-sering bantuin kita"
"Ogah..." priya melipat tangannya kesal
"Priyaaaa" radh memeluk priya kuat.
"Iya deh buat sahabat apa sih yg ngga?"
Mereka berpisah di taman shakti kembali pergi dengan motornya sebelum shahid datang.

Kira-kira apa rencana shakti di cafe besok ya?
Hehe tunggu next ceritanya oke?

Kritik saran komen
Jangan lupa vote juga ya😘

Love And Adventure (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang