Part 25

743 84 5
                                    

Hari begitu cepat berlalu shakti terlihat lelah tidur di sofa.
Sementara radh mulai sadar dari tidurnya.
"Aww.. kepalaku.."
Radh melirik shakti di ujung ruangan.
"Bahkan dia memilih tidur di sofa tidak tidur di sampingku, sebenarnya apa yg terjadi padamu shakti setiap kali aku menyangkal fikiran burukku kau malah menunjukan hal lain yg membuatnya semakin rumit.. aku harus apa sekarang"
keluh radh dalam hatinya masih duduk di atas ranjangnnya. Ia mencoba beranjak dari sana untuk pergi mandi.
Beberapa menit kemudian shakti terbangun melihat radh tak lagi tidur ia bangun dan mencari. Radh berdiri di balkon yg menghadap arah pantai.
"Kau sudah bangun radh, bagaimana kondisimu sekarang? Apa sudah lebih baik?"
"(Senyum) ya tentu"
"Kopi? Kenapa aku juga ngga di buatin sih jahat hehe"
"Mau.. ambil aja"
Radh memberikan kopi panasnya berjalan meninggalkan shakti di balkon.
"Ada apa dengannya?"
Seharian shakti terus memperhatikan radh yg tampak berbeda. Teringat di ingatannya.

Saat pagi Di Balkon
"Kopi? Kenapa aku juga ngga di buatin sih jahat hehe"
"Mau.. ambil aja (pergi mengikat rambut)"

Saat pertengahan siang Di Sofa
"Hei sedang membaca apa?"
"Menurutmu?(pergi mengambil minum)"

Saat mulai senja Di Dapur
"Hei.. masak apa? Wah kamu bikin pasta radh?"
"(Lirik) iya.. (pergi ambil saus)"

Saat malam tiba Di Ranjang
"Radh aku...ingin bertanya sesuatu padamu?"
"(Bangkit menuju dinding kaca) tanya apa?"

Mereka masih diam di tempatnya masing-masing shakti tetap duduk di ranjang radh masih berdiri di dinding kaca menghadap keluar.
Mereka seperti merasa canggung.
"Jadi ada?"
"Kenapa kau seharian ini menghindariku?"
"Kapan? Aku tidak merasa itu terjadi"
"Benarkah tapi aku merasa begitu. Apa sesuatu terjadi padamu radh?"
"..(Diam menyeka air mata).."
"Radh kau baik-baik saja bukan? Katakanlah?"
"..(hening).."
Shakti berjalan menuju kearahnya. Radh cepat menyeka air matanya yg terus ingin turun.
"(Pegang pundak) radh kenapa diam?"
"Aku akan menjawab jika kau menjawab pertanyaanku dengan jujur?"
"Pertanyaan apa?"
"Kemarin kau menemui seorang wanita bukan?"
"(Kaget) kamu tau?"
"Jadi itu semua benar? Kamu tau disaat semua terlihat membaik ya hanya terlihat shakti tapi bukan itu yg sebenarnya terjadi"
"Maksudmu apa radh?"
Radh berlari masuk kemar mandi dan menguncinya.
"Radh buka pintunya aku tak paham maksudmu apa? Jelaskan sebetulnya apa yg kau maksud"
"Pergilah.. aku tak mau melihatmu shakti aku tak mau dengar apa pun lagi itu semua terasa sulit kupercaya.. pertemuan penting.. dengan seorang wanita.. gadis itu.. gadis itu.." radh menangis tersendu-sendu di balik pintu tak lagi mampu berdiri tubuhnya jatuh bersama dengan perasaannya yg hancur.
"Tunggu.. jadi kau menganggapku.." shakti tak melanjutkan ucapannya ia berjalan keluar dari hotel. Ia berjalan menyusuri jalan yg ia sendiri tak tahu harus kemana? Awalnya semuanya baik-baik saja lalu sekarang apa? Apa yg terjadi aku tidak mengerti.
"Aku fikir radh tak akan menganggapku seperti itu.. kenapa dia bisa menganggapku seolah aku berkhianat apa dia sebelumnya memang tak pernah mempercayaiku?"
Shakti duduk membungkuk lesu bila harus mengingat masalahnya.
Sebuah ban sepeda terlihat berhenti berputar di hadapan shakti.
"Apa anda baik-baik saja tuan?"
Shakti melirik melihat siapa yg datang untuk menyapanya.
"Ahh tuan ah maksudku shakti"
"raddha"
"Sedang apa disini?"
"Tidak.. aku sedang duduk saja, apa kamu baru pulang?"
"Benarakah? Ya seperti yg kamu lihat (tunjuk seragam)"
"Kau baik-baik saja tuan.. ah maksudku shakti maaf aku belum biasa untuk memanggilmu seperti itu.. apa lagi kau adalah orang yg menye.."
"Raddha.. bukankan sudah kubilang kemarin untuk tidak mengungkitnya lagi.. aku rasa itu memang pantas kau dapatkan.."

--------------------------------------

Radh masih menangis di dalam kamar mandi.. ia berusaha untuk kuat.. tapi lagi lagi dia tak tau apa yg bisa ia lakukan apa yg bisa dia rasakan semuanya mati rasa semuanya terasa beku fikirannya bahkan hatinya juga.

Radh memejamkan matanya pelan dan cukup lama kemudian ia bangkit menuju westafel bercermin kembali menangis disana, entah apa yg sebenaranya terjadi ia terus saja menangis air matanya tak kunjung berhenti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Radh memejamkan matanya pelan dan cukup lama kemudian ia bangkit menuju westafel bercermin kembali menangis disana, entah apa yg sebenaranya terjadi ia terus saja menangis air matanya tak kunjung berhenti.. terus dan terus jatuh.
"Kuatkan dirimu radh.. kau tak punya siapa-siapa lagi untuk membuatmu lebih kuat selain dirimu sendiri. Selain dirimu siapa yg akan mengerti perasaanmu? Siapa?"
Radh berjalan keluar melihat shakti tak berada di kamar.

Sementara di taman.

"Ah iya memang begitu tapi aku tetap merasa tidak enak padamu"
"Sudahlah aku lebih tak nyaman jika kau terus mengatakannya"

--Flashback kemarin--

Pagi itu shakti berjalan menuju tempat dimana seharusnya ia menemui seseorang tiba-tiba seorang wanita menabraknya.
"maaf aku terburu-buru"
"Tidak papa itu biasa terjadi (lirik)
Ahh tuan.. anda baik-baik saja masih ingat saya?"
"Mmm sepertinya begitu (mikir) oh kamu yg kerja di resto itu bukan?"
"Hehe iya syukurlah tuan masih mengingatnya oh iya sekali lagi terimakasih tuan sudah menye.."

..Radh melihat mereka dari kejauhan sekilas dan langsung berbalik dengan rasa kecewa..

"Sudah lupakan saja itu tidak perlu terus di bicarakan bukan"
"Hehe iya aku mengerti, ini tuan.. mau kemana?"
"Oh iya saya buru-buru saya harus bertemu seseorang.. saya duluan yah (lari) btw ga usah panggil tuan shakti saja sudah cukup"
Raddha : (senyum penuh arti)

---- Back Reality ----

"Baiklah.. oh ya kau belum menjawabku sedang apa duduk disini malam-malam?"
"Oh..aku hanya sedang mencari udara segar, apa pekerjaanmu hingga selarut ini?"
"Begitulah.. apa kau sedang ada masalah dengan istrimu?"
"Tidak.. dia hanya sedikit ngambek biasa wanita"
"Heyy tak perlu sungkan begitu bukankah sekarang kita adalah teman? Istrimu sangat cantik harusnya kau disana menemaninya meski sedang ngambek"
"Sungguh (bangkit)"
raddha hanya mengangguk tersenyum sementara shakti mulai berlari kembali kehotel terus berlari cepat.
Radh sudah rapih dengan baju-bajunya yg sudah di dalam koper. Ia melirik lantai dimana ia dan shakti menginap hanya beberapa detik hingga radh mulai masuk kedalam taksi. Mobil mulai melaju shakti baru sampai dan melirik lantai yg sama dengan radh. bergegas ia berlari kembali memasuki hotel.

Kritik saran komen
Don't forget to vote😘

Love And Adventure (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang