Part 60

607 80 8
                                    

Jam sudah menunjukan pukul 10, radh memarkirkan mobilnya di samping pintu gerbang sekolah sita.. radh menoleh kaca di atas membereskan riasan di bibirnya.
"Masih lama ngga ya.. eh tunggu itukan?"
Radh membuka pintu mobilnya matanya terfokuskan pada sebrang jalan disan terdapat taman kecil yg cantik..
"Udah lama aku ngga kesana, tempat duduknya masih di tempat yg sama hanya munkin itu kursi yg baru.. pah.."
"Mommy.."
Suara halus sits membuat radh sedikit tersentak.
"Sita.. kamu keluar"
"Iya mommy kenapa?"
"Engga ko sayang, ayo kita pulang"
"Hmmmm sita mau duduk disana dulu mom sambil makan es krim"
Radh melirik kembali tempat yg di tuju sita tempat sebelumnya sudah radh tatap, dengan senyum dan sedikit anggukan radh menggandeng sita menyebrangi jalan.
"Mommy duduk disitu dulu ya biar sita beli es krimnya"
"Eh uangnya"
"Ngga papa mom sita masih ada sisa uang saku ko"
Radh hanya meggeleng duduk di kursi sedang... sedikit belaian kecil membuat radh teringat masa lalu.

Flashback..
"Radh.. jangan lari-lari papa cape"
"Ah papah payah.. masa kalah sama radh"
"Oh radh nantangin papa nih oke"
"Huaaa papa curang.."
"Hahaha mana katanya radh lebih jago dari papah"
"Ngga papa main curang"
"Yee udah kalah ngga mau ngaku sekarang malah ngambek"
Radh masih menyembunyikan wajahnya membelakangi Tn. Hiten sembari melipat tangannya.
"Hehe iya deh.. sini-sini duduk dulu gimana kalo papah beliin radh es krim sama roti"
"Es krimmm..uhhh roti (sumringah)"
"Iya tapi janji jangan ngambek lagi"
"Oke siap boss"

"Mommy.."
radh menatap gadis kecil di depannya membawa dua toping eskrim cokelat di tangannya.
"are you oke mom?"
"Yes baby... makasih ya"
"Hmnn mommy kanapa?"
"(Tengok) why?"
"Hmmm sita ngga nyaman mommy terus ngelamun, apa ada sesuatu yg salah mom?"
"Hehe.. sejak kapan purti kecil mommy belajar bahasa seperti itu uhh gemesin sini cubit dulu"
"Mommy.."
"Hmmm jadi serius nih"
"Ayolah mommy.. sita ngga suka liat mommy gitu lebih menyebalkan ketika daddy bilang sita gemuk"
"Hahaha.."
"Ahh mommy juga"
"Hehe iya ngga ko sayang, ya udah mommy bakal cerita sama sita, tapi sita janji jangan cerita sama daddy ya"
"Hmmm kenapa?itu namanya boongkan mom?"
"Hehe iya sih, aduhh gimana ya"
"Mommy ngga serius mau cerita sama sita nih kesel ah.."
"Iya deh.. sebenernya mommy pernah ketaman ini sebelumnya, dulu di sana bukan sekolah tapi beberapa toko kecil yg bejajar nah mommy selalu duduk disini nunggu kakek bawain eskrim dari sebrang juga roti tentunya dan dulu mommy duduk disini juga saat nunggu"
"Hmmm mommy pasti kangen sama grandfather"
"(Senyum)"
"Mommy.. sita ngga begitu paham sama cerita mommy tapi sita ngerasin sakit mom"
"sakit? Apanya yg sakit sayang sita demam? Coba sini mommy cek"
"Mom.. sita ngga bisa liat sakitnya tapi lebih tepat disini (hati) sita ngerasain pas liat mommy sedih"
"sayang mommy minta maaf ya"
radh seketika memeluk putrinya sembari menyeka air matanya, bagaimana bisa putri kecilnya merasakan seperti dirinya, tidak sita tidak boleh merasakan apa yg membuatnya menangis sita harus bahagia.. harus.
"Mom.. sebenernya kakek kenapa sampe mommy takut untuk nemuin kakek"
Radh langsung melepaskan pelukannya menatap tajam putrinya sedikite memberi jarak antara dirinya dengan sita, ia benar-benar kacau hingga membuat sita gadis cilik periang itu benar-benar bukan dirinya binah ke abuan di mata putri kecilnya seperti hilang begitu saja.
"Sita.."
"ayo kita pulang hehe sita udah laper"
"Hmm baiklah.."

Sepanjang perjananan radh hanya fokus menyetir tanpa ada sepatah kata pun yg keluar dari bibirnya. Sita sesekai meliriknya hanya lengukan kecil dari bibir sita seolah ia merasakan sesuatu hal.

makanan sudah tersedia di meja radh duduk sembari meberikan piring makan untuk shakti.
"Sita kemana sayang"
"Tadi sih katanya ada tugas sekolah"
"Gimana adh apa sita betah sekolah disana?"
Radh diam sejenak mengingat sejak siang ia bahkan tak menanyakan apa pun tentang hari pertama sita sekolah, radh melepaskan nafas panjang.
"Radh belum tanya mah, hehe biar kita denger sama-sama aja disini"
"Ide bagus.."
"Ya udah sebentar radh ke kamar sita dulu ya"

Radh berjalan menuju kamar sita yg berada di lantai dua dekat dengan kamar radh dan shakti. Sebuah ketukan kecil dari radh pada pintu kamar sita.
"Masukk.. eh mommy"
"Sita lagi ngapain ini udah waktunya makan malam"
"Ini mommy tadi abis belajar sita liat album foto daddy sempet bawa ini ke kamar sita sebelumnya waktu bacain dongeng"
"Hehe.. inikan"
"Hehe iya foto mommy sama daddy.. ini siapa mom?"
"Oh ini tante priya dia temen mommy hmmm tapi sekarang dia tinggal di canda mommy lupa juga kapan terakhir kali menghubungi dia"
"Apa mommy deket sama tante priya"
"Iya tentu dia temen sokolah mommy dia itu orangnya lucu bawel hehe tapi dia baik banget"
"Pasti seru ya mom punya temen kaya gitu.. sita juga mau punya temen kaya tante priya"
"Hehe iya nanti sita ketemu ko sama temen yg kaya gitu, ayo turun kita udah di tungguin loh"
"Haha oh iya, hari ini mommy masak apa?"
"Mommy masak.."

Mereka kembali menuruni anak tangga menuju ruang makan dimana shakti dan Ny. Arora menunggu kedatangan mereka untuk makan malam.
Makan malam selesai, setelah menonton tv dan berkumpul sembari mengobrol riang di ruang keluarga, mereka kembali ke kamar masing-masing untuk tidur begitu juga dengan radh san shakti. Radh tidur membelakangi shakti matanya terus berusaha terpejam tapi ia begitu kesulitan melakukannya seperti ada yg salah.
"Radh.. kamu baik-baik saja?"
"(Diam)"
"Ayolah aku tau kamu belum tidur"
Shakti kembali menyalakan lampu tidurnya bangkit untuk duduk..
"Coba cerita sama aku"
Radh berbalik dengan air mata di sekitar pipi yg masih basah.
"Hehe tuh kan.."
"Huaaaa shakti sita udah ngga ceria lagi aku gagal jadi ibu yg baik"
"Hmmmm"
"Aku ngga sengaja inget papah terus aku agak melow gitu, sita sepertinya sedikit merespon terus-terus dia ikut galau ngga seharusnya aku lemah di depan sitakan, huhuhu secara ngga sengaja aku ngilangin keceriaan sita"
"Gitu.. radh kamu ngga salah, itu wajar sita khawatir sama kamu ikatan kalian lebih kuat, kamu ibu yg paling hebat radh.. kamu berjuang hingga sita tumbuh saat ini, kamu cukup membuat sita tersenyum lagi aku yakin itu lebih baik.. dan aku sudah putuskan"
"Putuskan apa?"
"Kita akan ke new york untuk menemui papah kamu"
"Shakti"
Radh membuka matanya lebar-lebar mencerna kembali kata demi kata yg baru saja ia dengar dari sosok di depannya yakni suaminya sendiri.

Kritik saran komen
Jangan lupa vote😘

Love And Adventure (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang